Bangkit dari Luka ~ Bab 125

 

Bab 125

 

Suasana di ruang rapat sangat tenang.

 

Bukan hanya Nindi yang terkejut, tetapi Cakra juga tidak mengira bahwa Nindi akan berada di sini.

 

Zovan sengaja berdeham sekali. "Semuanya di sini, ya. Aku dengar kalau masalah tembok pelindung sudah teratasi, jadi aku datang untuk memeriksanya. 11

 

Sebenarnya, Zovan datang untuk mencari masalah, Siapa sangka orang yang menyelesaikan masalahnya adalah Nindi.

 

Ini jadi sedikit lebih sulit.

 

Sang-manajer berdiri dan menjawab dengan hormat, "Benar, Nona Nindi tadi sudah menguji perangkat lunaknya dan saat ini tidak ada masalah lagi. Apakah ada masalah lain yang perlu diperiksa oleh pihak Anda?"

 

Zovan berlagak duduk santai, lalu mengambil dokumen dan membolak-baliknya dengan sembarangan. Sebenarnya tidak ada yang menarik untuk dilihat.

 

Lagi pula, masalah tembok pelindung itu memang sengaja dicari untuk mempersulit Lesmana Grup.

 

Zovan melihatnya sejenak, kemudian memandang Julian. "Bagaimana menurutmu?"

 

Masalah ini harus Julian yang berbicara terlebih dahulu.

 

Cakra mengambil dokumen dan melihatnya sekilas, lalu menatap Nindi dengan heran. "Kamu yang menyelesaikannya sendiri?"

 

Nindi mengangguk. "Iya, ini hanya masalah kecil yang sangat sederhana."

 

Sebenarnya, Nindi agak terkejut. Dia tidak menyangka bahwa perusahaan ini ternyata milik Zovan.

 

Jadi, sebelumnya saat mereka bilang harus lembur, itu karena masalah tembok pelindung pada perangkat lunak ini?

 

Masalah tembok pelindung ini tidak sulit, hanya merupakan kesalahan berpikir.

 

* Di kehidupan sebelumnya, Nindi juga menghabiskan banyak waktu untuk menemukan inti dari masalah ini.

 

Oleh karena itu, dia bisa menyelesaikan masalah ini dengan cepat di kehidupan saat ini.

 

Cakra dengan santai berkata, "Kalau masalahnya begitu mudah, kenapa perusahaan kalian nggak bisa menyelesaikannya, sampai perlu bantuan seorang gadis lulusan SMA untuk datang membantu?"

 

Kata-katanya penuh dengan sindiran.

 

Ekspresi Nando seketika berubah.

 

Dia tidak menyangka bahwa Cakra juga ada di sini. Jika dilihat dari situasinya, mungkin dia adalah pemilik di balik layar atau seorang mitra bisnis

 

Nando berbicara dengan nada yang kurang ramah, " Karena Nindi sejak awal sudah terlibat di dalam proyek ini dan bertanggung jawab dengan tembok pelindung itu."

 

Sejujurnya, Nando tidak pernah berpikir bahwa Nindi bisa menyelesaikan masalah tembok pelindung ini.

 

Zovan mulai berbicara sinis, "Ternyata dia begitu penting. Masih muda saja sudah bisa terlibat dalam pengembangan perangkat lunak. Seharusnya kalian lebih membimbingnya, kenapa baru ikut satu proyek saja sudah diabaikan?"

 

Nando terdiam. Nindi memang begitu hebat, bagaimana bisa dia mengabaikannya?

 

Nando menoleh ke arah Sekretaris Candra, ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi.

 

Sekretaris Candra menjawab dengan suara pelan, " Karena kemudian Nona Sania juga ingin ikut terlibat, tetapi dia tidak mengerti apa pun dan hanya akan menghambat. Demi bersikap adil, Anda memutuskan untuk tidak membiarkan Nona Nindi ikut serta."

 

Setelah mendengarnya, Nando terdiam cukup lama.

 

Untuk menutupi rasa canggungnya, Nando mencoba minum air, tetapi tanpa sengaja tersedak.

 

Dia tidak menyangka ternyata seperti ini, merasa bersalah dan tidak berani menatap Nindi.

 

Zovan yang mendengar perkataan Sekretaris Candra mulai menyindir, "Wah, sungguh adil, ya! Demi orang bodoh yang nggak punya hubungan darah, kamu mengorbankan adik kandung sendiri yang berbakat. Kalau cerita ini sampai tersebar, pasti nggak ada yang percaya!"

 

Nando hampir tidak bisa memegang cangkir dengan stabil.

 

"Aku... aku nggak memikirkan banyak hal saat itu," kata Nando dengan suara serak.

 

"Ah, ternyata nggak memikirkan banyak hal? Aku rasa kamu cukup banyak berpikir. Perilaku seperti ini hanya untuk terlihat baik di mata orang lain, supaya dipuji sudah memperlakukan anak angkat dengan baik. Kamu memang terlihat seperti orang baik, tapi sayang kamu mengabaikan kepentingan Nindi!"

 

Ucapan Zovan sangat tajam dalam menyindir, terutama ketika emosinya tiba-tiba memuncak.

 

Setelah Cakra mengetahui latar belakang kejadian ini, hatinya terasa berat.

 

Cakra melihat ke arah Nindi seraya berkata, "Nggak ada kata terlambat untuk mulai berusaha. Perusahaan masih punya proyek pengembangan lain yang sangat cocok untukmu."

 

Cakra akan menggantikan apa yang hilang dari Nindi sewaktu dia kecil.

 

Ini adalah utang yang harus Cakra bayar padanya.

 

Nindi sedikit tersenyum. "Oke."

 

"Nindi."

 

Nando secara tidak sadar menyela pembicaraan mereka dan menatap Nindi dengan panik. " Sebenarnya kalau kamu nggak bersedia waktu itu, kamu bisa memberitahuku."

 

Jika Nindi mengatakannya, dia tidak akan melakukannya.

 

 

PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 125 Bangkit dari Luka ~ Bab 125 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on April 03, 2025 Rating: 5

Post Comments

No comments:

Powered by Blogger.