Bangkit dari Luka ~ Bab 126

Bab 126

 

Nindi menarik ujung bibirnya. "Aku sudah bilang."

 

Wajah Nando seketika berubah pucat. "Kalau begitu, aku pasti terlalu sibuk bekerja sampai lupa. Maaf, ya, Nindi, Kakak yang menghambatmu. Jangan khawatir, Lesmana Grup masih punya beberapa proyek, kamu bisa ikut kapan saja."

 

Dia tidak bisa membiarkan Nindi bekerja di perusahaan lain.

 

Mata Nindi yang jernih, membuat hati Nando makin terasa berat.

 

"Sudahlah, aku ingin memilih ke mana aku akan pergi," kata Nindi dengan tenang.

 

"Nindi, aku benar-benar lupa..."

 

Zovan segera menyela, "Kenapa baru sekarang? Menyesal 'kan karena baru tahu kalau si lemon begitu hebat? Sudah terlambat! Kalau orang ingin pergi, ya, pergi saja, jangan coba-coba memainkan moralitas seperti ini!"

 

Nando hanya terdiam, tida bisa mengucapkan sepatah kata pun.

 

Dia sungguh tidak ingat.

 

Nindi tidak memandang Nando sedikit pun, lalu menatap manajer dan bertanya, "Uji coba perangkat lunaknya nggak ada masalah, 'kan?"

 

"Nggak ada masalah, tapi harus diperiksa oleh atasan saya dulu."

 

Manajer itu menatap Zovan. Saat ini, ada begitu banyak pertanyaan di dalam hati sang manajer, kenapa sepertinya atasannya dan teknisi ini saling mengenal

 

Tampaknya teknisi ini adalah Nona Besar dari keluarga Lesmana!

 

Apa yang sebenarnya terjadi?

 

Zovan menggosok hidungnya. "Aku rasa nggak ada masalah, biarkan konsultan perusahaan melihatnya lagi,"

 

Cakra meletakkan dokumen yang dipegangnya, kemudian menatap Nindi dengan tenang. "Sudah nggak ada masalah dengan tembok pelindungnya. Tapi, kemungkinan akan muncul masalah yang sama pada proses pembaruan selanjutnya, jadi kamu perlu terus memantaunya."

 

Nindi mengangguk. "Aku tahu, masalah ini berkaitan dengan desain tembok pelindung. Kalau nanti terasa merepotkan, kita bisa mengganti tembok pelindungnya."

 

"Tembok pelindung yang kamu desain sangat unik. Kalau digunakan dengan benar, stabilitas gim di masa depan akan meningkat pesat dan nggak mudah untuk ditiru. Tapi, ada satu hal yang belum dipertimbangkan dengan baik."

 

Nindi dan Cakra saling berdiskusi tentang masalah tembok pelindung, orang-orang di sekitar sama sekali tidak bisa ikut campur.

 

Nando melihat senyum di wajah Nindi yang penuh dengan kebijaksanaan dan percaya diri, sangat berbeda dengan Nindi yang dia ingat.

 

Dia sedikit terharu saat melihat Nindi yang tidak hanya banyak berubah, tetapi juga sudah tumbuh dewasa.

 

Nindi bukanlah adik kecil yang selalu mengikuti dirinya lagi

 

Melihat situasi ini, Zovan berdeham sekali lagi. " Sudahlah, kalian bisa lanjutkan diskusinya nanti. Kalau tembok pelindungnya nggak ada masalah, kita lanjutkan saja kontraknya."

 

Demi si lemon, maka kontraknya dilanjutkan.

 

Perasaan Nando sangat rumit. Dia melirik Cakra dan langsung tahu bahwa pria ini tidak mungkin hanya sekadar seorang dokter sekolah.

 

Hingga kini, belum ada yang tau identitas sebenarnya dari pria ini.

 

Nindi juga tidak menyangka bahwa perusahaan ini berkaitan dengan Zovan dan Cakra.

 

Suasana ruang rapat tiba-tiba terasa canggung.

 

Seperti suasana kegagalan dalam perjodohan.

 

Nando mendadak berkata, "Karena kontraknya sudah ditandatangani, bagaimana kalau kita makan bersama untuk merayakannya?"

 

Cakra memicingkan matanya dan hanya diam.

 

Nando kemudian melihat ke arah Nindi. "Nindi, ini adalah proyek pertama yang kamu ikuti. Setelah diluncurkan, kamu juga akan mendapatkan dividennya. Aku rasa kedua perusahaan kita bisa merayakannya bersama lebih awal."

 

Nindi tiba-tiba menyadari semua orang sedang memandangnya.

 

Dia secara naluriah melirik Zovan dan Cakra. Apakah akan tidak sopan jika dia menolaknya?

 

Lagi pula, ini adalah kerja sama antar perusahaan.Cakra yang melihat Nindi kebingungan langsung berkata, "Boleh saja."

 

Melihat Cakra sudah setuju, Nindi mengangguk dan berpikir untuk pergi saja.

 

Setelah mengatur jadwal makan malam, mereka berangkat ke restoran.

 

Di sebuah ruangan yang besar.

 

Pertama-tama, Nando melihat ke arah Cakra. " Dokter Cakra, aku nggak menyangka kalau kamu punya banyak minat dan hobi selain pekerjaan utama."

 

Cakra dengan sinis berkata, "Hm, setidaknya keluargaku nggak pernah menekan hobiku demi' keadilan' yang konon ada."

 

Nindi tersenyum tipis. Cakra jelas-jelas sedang menyindir Nando.

 

"Lalu, bisnis apa yang dijalankan oleh Pak Cakra?" Nando balik bertanya dengan tenang.

 

PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 126 Bangkit dari Luka ~ Bab 126 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on April 19, 2025 Rating: 5

Post Comments

No comments:

Powered by Blogger.