Bangkit dari Luka ~ Bab 128

 

Bab 128

 

Nindi sebenarnya juga tidak tahu akan memilih jurusan apa ke depannya, banyak hal yang ingin dia lakukan.

 

"Kita akan bicarakan lagi waktu balik nanti."

 

"Oke."

 

Nindi berjalan di sampingnya, menunduk sambil melihat bayangannya, yang membuat suasana hatinya seketika menjadi jauh lebih baik.

 

Mereka berdua kembali ke dalam ruangan.

 

Nando merasa gelisah saat melihat Nindi tersenyum.

 

Dulu, Nindi sering tersenyum seperti itu padanya, tetapi kini Nindi bahkan tidak mau marah padanya.

 

Nando langsung membawa segelas minuman dan berjalan ke hadapan Cakra. "Ayo, aku akan bersulang untukmu."

 

Cakra tampak acuh tak acuh, lalu mengambil gelas anggurnya, "Semoga gim yang Nindi ikuti bisa meledak di pasaran."

 

"Benar, aku juga berpikir begitu. Lagi pula, Nindi juga punya saham di Lesmana Grup dan akan mendapatkan dividen juga nantinya."

 

Nindi merasa agak lucu mendengarnya.

 

Secara nominal, dia memang memiliki saham.

 

Namun, di kehidupan sebelumnya, semua saham itu digunakan untuk meminta maaf kepada Sania.

 

Oleh sebab itu, dia tidak pernah memikirkan saham-saham itu di kehidupan yang sekarang, toh juga tidak ada hubungan dengan dirinya.

 

Mendengar maksud yang dikatakan oleh Nando kurang tepat, Zovan langsung menceletuk, "Kak Cakra itu muda dan berbakat dalam berbagai bidang, dia juga berinvestasi di beberapa perusahaan, pasti dia akan mendapatkan dividen."

 

Keluarga Lesmana berani menganggap Kak Cakra miskin?

 

Nando yang sedang minum, tiba-tiba mengalihkan topik. "Pak Cakra yang muda dan berbakat, apa kamu sudah punya pacar?"

 

Topik ini berganti begitu cepat hingga semua orang tidak sempat merespons.

 

Pandangan Nindi langsung tertuju ke arah Cakra, dia ingat dulu pernah menanyakannya.

 

Dia bilang tidak punya.

 

Cakra memegang gelas anggur merah dengan erat, dia keliatan mengerutkan bibirnya seolah ragu akan sesuatu.

 

"Tentu saja dia punya," jawab Zovan buru-buru.

 

Nindi seketika tidak bisa memegang sumpit dengan baik hingga jatuh ke lantai.

 

Dia segera membungkuk untuk mengambil sumpitnya. Wajahnya terlihat memerah, tetapi hatinya terasa kacau.

 

Cakra sudah punya pacar?

 

Dulu dia bilang tidak punya.

 

Apakah ada sesuatu yang terjadi selama perjalanan dinas beberapa hari lalu?

 

Nindi mengambil sumpitnya. Dia memandang Cakra dengan pandangan yang rumit, hatinya terasa getir.

 

Cakra menyadari tatapan gadis yang sangat mudah dipahami itu.

 

Cakra tampaknya sudah memutuskan sesuatu, lalu menjawabnya dengan santai, "Masih dalam tahap pendekatan."

 

Nindi mendengarnya dan merasakan telinganya berdenging, seolah tidak bisa mendengar suara lain.

 

Ternyata benar-benar ada sesuatu, ya.

 

Tentu saja. Cakra adalah orang yang begitu luar biasa, bagaimana mungkin tidak ada gadis yang menyukainya!

 

Zovan merasa tidak tega tatkala melihat ekspresi Nindi dan berkata, "Pokoknya masih dalam tahap pendekatan, belum tentu berhasil."

 

Nando tersenyum samar. "Pak Cakra yang begitu luar biasa, mustahil kalau nggak ada gadis yang tertarik, harus dilihat bagaimana Pak Cakra memikirkannya."

 

Cakra menenggak habis anggur merah di gelasnya.

 

Dia melírik Nindi dengan tenang, tetapi mendapati gadis itu terlihat menundukkan kepala dan tidak bisa melihat ekspresinya saat ini.

 

Cakra tahu bahwa dia sedang melakukan sesuatu yang kejam.

 

Jika Nindi tahu siapa dirinya, itu akan menjadi lebih kejam beribu kali lipat dari pada sekarang.

 

Lebih baik mencegahnya sebelum semuanya sudah terlanjur.

 

Cakra merasa bahwa Nindi sebenarnya akan memiliki kehidupan yang lebih menarik.

 

Kebahagiaan yang Nindi inginkan, tidak bisa dia berikan, dan dia juga tidak memiliki hak untuk itu.

 

Hanya dalam sekejap pandangan, pikiran Cakra telah berkelana jauh, kemudian tersenyum acuh tak ącuh. "Siapa yang tahu, pada akhirnya itu tergantung perasaan."

 

Nando melanjutkan, "Kebetulan aku mengenal banyak gadis dari keluarga terpandang. Usianya juga cocok dengan Pak Cakra, berkulit putih, cantik dan tinggi. Apa Pak Cakra ingin berkenalan dengan mereka?"

 

Bulu mata Nindi bergetar dan berkata dengan tegas, "Nggak perlu!"

 

PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 128 Bangkit dari Luka ~ Bab 128 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on April 19, 2025 Rating: 5

Post Comments

No comments:

Powered by Blogger.