Bab 309
Nindi melempar Darren ke
lantai melewati bahunya dari belakang ke depan.
Gerakannya begitu luwes
sampai semua orang butuh waktu lama untuk mencerna apa yang sedang terjadi.
Hingga Darren tergeletak
di tanah dengan wajah pucat karena kesakitan.
Sania bergegas ke sisi
Darren begitu tersadar. "Kak Darren, kamu nggak apa-apa?"
Darren terbatuk-batuk
dan melambaikan tangannya, tapi sama sekali tidak terlihat baik-baik saja.
Sania mendongak.
"Nindi, teganya kamu?"
Nindi menepuk tangannya
seperti membersihkan debu. "Dia dulu 'kan yang mulai?"
Dia sudah mati-matian
belajar tinju sekian lama hanya demi hari ini!
Sania kehabisan
kata-kata. "Tapi dia kakakmu. Dia mungkin terluka parah karena kamu."
"Jadi, kamu suruh
Nindi diam saja menunggu dipukul?" tukas pemimpin tim yang sudah kelewat
gemas,
Rekan kerja yang tadi
menuduh Nindi juga kehilangan kesabarannya. "Pikiranmu nggak normal ya?
Yang mulai duluan itulah yang salah! Kalau kita pergi ke kantor polisi, Nindi
justru dibenarkan karena membela diri!"
"Aku akhirnya
mengerti kenapa dia lari dari keluarganya yang kaya dan lebih memilih kerja
sendiri."
"Kalau aku belum
tahu dia saudara kalian, mungkin aku sudah mengira Nindi cuma pembantu!"
Sania diberondong
habis-habisan dan tidak sanggup menyanggah. Dia hanya bisa berusaha tampil baik
di depan Darren.
Satu-satunya orang yang
bisa dia andalkan saat ini adalah Darren.
Nindi menatap Darren
yang masih terduduk di tanah. "Aku bukan anak kecil yang cuma bisa diam
saja kalau dipukuli."
Dia juga bukan lagi anak
yang terjebak karena tidak diberi uang saku dan pasrah ditindas demi mengais
kasih sayang keluarganya!
Yang dirasakan Darren
sekarang hanya malu yang tak tertahankan. "Nindi, kamu akan
menyesalinya!"
"Aku sudah lama
menyesal. Menyesal kenapa aku nggak sadar sejak dulu!"
Nindi hendak pergi,
tetapi Leo menghalanginya." Aku sebenarnya mau menghentikan Sania, tapi
kata -katanya mengacaukan pikiranku!"
"Mengacaukan
pikiranmu? Memang itu yang kamu pikirkan!"
Ingin membuatnya patuh,
lalu mengekang kebebasannya!
Kakak macam apa itu?
Leo merasa sangat bersalah
dan tidak kuasa menatap Nindi. "Nggak! Bukan begitu!" Dia masih
berusaha menjelaskan.
"Tapi kamu tetap
melakukannya, ya 'kan? Minggir!"
Nindi berjalan pergi
tanpa menoleh ke belakang.
Leo menatap punggungnya
dan tiba-tiba merasa kakinya goyah.
Dia menatap Sania dia
belakangnya. Tatapannya membuat bulu kuduk merinding.
Sania menyadari tatapan
Leo. Gadis itu pun menunduk dan berjongkok di samping Darren. "Kak Darren,
kuantar ke rumah sakit, ya?"
Darren bermuka pahit.
Dia kalah telak di depan Nindi!
Sungguh memalukan!
Dia berkata kepada
sekretarisnya, "Cari cara untuk menghalangi bisnis Patera Akasia. Mereka
cuma perusahaan kecil dari Kota Antaram. Aku akan menghancurkan sendiri mereka
di Yunaria!"
"Kak Darren, apa
nggak berlebihan?"
"Ini urusanku, uhuk
uhuk!"
Darren langsung
terbatuk-batuk di setiap sela kalimatnya. Dadanya terasa sesak, mungkin ada
tulang rusuk yang patah..
Dia tidak bisa
membayangkan ternyata Nindi sekuat ini!
Sanía berjalan mengikuti
Darren dengan kepala menunduk, tidak berani bertemu mata dengan Leo.
Leo berdiri mematung
sendirian. Dia ingin menangis, tetapi air matanya tidak mau keluar!
Padahal día ingin
memperbaiki hubungan dengan Nindi!
Namun, pada akhirnya
malah semakin kacau.
Leo kemudian teringat
perkataan Nando, yang menyuruhnya untuk tidak percaya pada ucapan Sania.
Namun, dia justru
terjatuh dalam perangkap Sania!
Dia pantas
mendapatkannyal
Dia membuat kakak
keduanya kehilangan kesempatan untuk mengikuti tender dan kehilangan separuh
hartanya. Ini semua salahnya!
Nindi kembali ke kantor
bersama rekan-rekannya.
Pimpinan perusahaan
masih berusaha menghiburnya. "Keluarga seperti mereka nggak usah
dipikirkan. Kita bisa hidup bahagia sendirian."
Rekan kerja yang tadi
asal bicara merasa sedikit malu. "Maaf Nindi, aku salah mengatakan semua
itu tentangmu!"
Dia awalnya mengira
Nindi adalah nona keluarga kaya yang kabur dari rumah karena marah. Dia benar
-benar kaget setelah tahu bahwa hidup Nindi sangat sengsara!
"Aku sudah
terbiasa. Sekarang mereka yang harus menanggung konsekuensinya, bukan
aku."
Nindi membayangkan wajah
Darren dan yang lainnya tadi dan merasa dadanya semakin lega.
"Nindi, katanya
kamu tampil sangat hebat tadi."
Zovan berdiri di ambang
pintu kantor dan menatap Nindi dengan senyum lebar.
PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Bab Lengkap
No comments: