Bab 519
Nindi menatap Sania
Kertanegara yang didorong oleh Audy, dengan tatapan mengejek.
Apa gadis licik itu
benar-benar berpikir bahwa berpura-pura menyedihkan bisa bekerja melawan para
nyonya dari keluarga kaya?
Darren langsung berkata kepada
Sanía, "Kemarilah, bantu ambil foto untuk semua orang."
Sania baru saja
menyinggung Riska dan Audy, jadi sebaiknya dia tidak mendekat dan membuat
mereka kesal.
Ketika Sania melihat
bahwa Darren tidak membelanya, dia semakin membenci keluarga Lesmana.
Tentu saja, karena dia
bukan anak kandung, dia bisa diperlakukan seperti ini.
Jika itu Nindi,
situasinya pasti akan berbeda.
Sania makin tidak
terima. Saat dia menatap Darren yang berjalan mendekat dan berdiri di samping
Nindi, dia ingin sekali membanting kameranya yang berada di genggamannya.
Darren jelas-jelas
sedang membela si jalang Nindi itu.
Padahal dia yang
merencanakan acara hari ini. Seharusnya dia yang menjadi pusat perhatian, tapi
Nindi malah merenggut hal itu darinya.
"Sania, sebaiknya
kamu tahu diri. Kalau kamu menyinggung keluarga Julian dan menyeret keluarga
kita, Kak Darren terpaksa akan mengusirmu dari rumah."
Ada ancaman dalam
kata-kata Nando.
Sania hanya bisa menahan
amarahnya dan pergi untuk mengambil foto.
Setelah foto bersama,
acara pun berakhir.
Riska masih dikelilingi
banyak orang yang ingin menjalin hubungan dengannya.
Nindi bisa melihat bahwa
Riska tidak terlalu ingin berurusan dengan mereka, maka dia pun menghampirinya
dan berkata, "Nyonya Riska, bagaimana kalau saya antar Anda ke ruang
istirahat sebentar?"
"Baiklah."
Riska langsung
menyetujui karena tahu Nindi sedang membantunya keluar dari situasi itu.
Nindi membawa Riska dan
Audy ke ruang istirahat.
Dia bahkan secara khusus
menyuruh seseorang membeli camilan favorit Audy dan meletakkannya di meja.
keluarga Lesmana juga
ikut masuk ke dalam ruang istirahat.
Audy mengambil sepotong
camilan dan mencicipinya, lalu menatap Nindi. "Memang benar, putri kandung
keluarga Lesmana lebih tahu sopan santun. Nggak seperti putri angkat yang nggak
tahu sopan santun."
Wajah Sania yang berdiri
di samping Darren langsung berubah jelek.
Darren buru-buru berkata
dengan sopan, "Nyonya, memang benar Sania kurang perhatian tadi. Saya akan
menyuruhnya meminta maaf kepada Anda berdua."
Sania segera melangkah
maju, berniat meminta maaf demi mendapatkan kesan yang baik.
Sayangnya, Riska dengan
nada dingin berkata, " Seharusnya kalian minta maaf pada Nindi, bukan
padaku. Kalian nggak sadar bagaimana kalian memperlakukannya tadi?"
Sania refleks melirik
Audy. Lagi pula, bukan dia yang menyulitkan Nindi.
Audy segera menjelaskan
kepada Riska, "Tadi aku cuma ingin menguji anggota keluarga Lesmana, nggak
bermaksud mempermalukan Nindi. Siapa sangka keluarga Lesmana benar-benar tega
memaksanya makan. Aku belum pernah melihat keluarga seperti ini
sebelumnya."
Saat ini, Audy bisa
melihat bahwa Riska sangat membela Nindi. Jadi dia harus menjauhkan diri dari
masalah ini.
Sania ingin membela diri
saat mendengar Audy menyalahkan dirinya, tapi Darren menghentikannya.
Darren langsung berkata,
"Sania, Nyonya Audy benar. Saat itu kamu memang seharusnya nggak bertindak
seperti itu. Sebaiknya kamu minta maaf kepada Nindi.
Dia bisa melihat bahwa
Riska ingin membela Nindi, jadi dia tidak bisa menyinggung wanita itu.
Namun, Sania sangat
enggan.
Riska melempar camilan
di atas meja ke lantai dan berkata, "Sama seperti tadi. Ambil dan makan,
maka masalah ini selesai."
Mata Sania memerah
karena marah. "Tapi ini bukan sepenuhnya salahku."
Kenapa mereka terus
menyalahkannya?
Audy terkekeh sinis,
"Ck ck, apa keluarga Ciptadi nggak tahu seperti apa kelakuan keluarga
Lesmana? Sikap seperti ini sungguh memalukan jika sampai tersebar ke
luar."
Riska menimpali,
"Aku juga berpikir bahwa pilihan menantu keluarga Ciptadi memang buruk.
Kenapa Nyonya Martha belum datang? Jangan jangan dia tahu apa yang terjadi tadi
dan merasa malu, makanya dia nggak mau datang."
Raut wajah Darren
langsung berubah. Nyonya Martha memang tidak datang.
Darren mendekati Sania
dan berbisik, "Sania, aku tahu kamu selalu patuh dan pengertian. Kali ini,
dengarkan aku. Aku akan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik."
Bagaimanapun juga, dia
tidak bisa membiarkan keluarga Ciptadi menaruh kesan buruk pada keluarga
Lesmana.
Melihat ekspresi wajah
Darren, akhirnya Sania membungkuk untuk mengambil camilan yang jatuh ke lantai.
Lalu dengan tangan gemetar, dia mengambil sepotong kecil dan memasukkannya ke
dalam mulut sebelum segera mengeluarkannya lagi.
Seolah-olah dia sedang
menelan racun.
Sania menatap Nindi
dengan mata berkaca-kaca dan berkata dengan suara bergetar, "Sekarang
sudah cukup, 'kan?"
PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Bab Lengkap
No comments: