Bangkit dari Luka ~ Bab 521

 

Bab 521

 

Darren sangat geram, "Apa-apaan kamu ini?"

 

Nindi langsung balik bertanya saat mendengar ucapan sang kakak, "Memangnya dia sudah berkorban apa buatku?"

 

"Yang bikin kesal Bu Audy 'kan kamu. Jangan mikir cuma gara-gara Bu Riska membelamu, kamu jadi bisa menyangkal semua begitu saja."

 

"Kamu mau aku seperti Sania? Membiarkan Bu Riska sakit cuma demi cari muka di depan Bu Audy?"

 

"Kalau begitu, kamu benar-benar menyinggung keluarga Julian. Masih berani tinggal di Yunaria setelah ini?" ujar Nindi dengan tajam.

 

Nando ikut menimpali, "Nindi benar, untung saja ada dia hari ini. Sania bisanya cuma bikin onar dan nggak bisa melakukan apa pun. Dia pantas terima akibatnya!"

 

Melihat Sania tampak begitu terluka, Darren pun berkata ketus, "Keputusannya sudah diambil. Masalah ini selesai sampai di sini."

 

"Aku bilang, aku nggak setuju!"

 

Nindi sama sekali tidak gentar.

 

Darzen menatapnya, "Setuju atau nggak, itu bukan urusanmu. Dana yayasan masih belum diserahkan padamu. Kali ini biar Sania saja yang mengurusnya. Tapi setelah ini, urusan yayasan semuanya terserah padamu. Puas sekarang?"

 

Sudut bibir Sania melengkung dingin begitu mendengar perkataan Darren. Dia tak mungkin melepaskan mangsa yang sudah ada di depan mata.

 

Nando yang berada di sebelah Nindi berkata, "Kak, kalau bukan memihak, lalu apa namanya yang kamu lakukan ini?"

 

"Kalian semua selalu bilang kalau aku memihak. Jutsru inilah yang namanya adil! Yayasan ini harus tetap di bawah kendaliku!"

 

Darren memang tidak suka melihat Nindi menjadi terlalu berani. Dia hanya ingin sedikit menekan sifat keras kepala gadis ini.

 

Pintu ruang istirahat tiba-tiba terbuka.

 

Cakra masuk dengan raut wajah dingin. Dia sempat mendengar suara pertengkaran dari luar ruangan barusan.

 

Dia langsung melangkah ke depan Nindi tanpa ragu dan menggenggam tangannya.

 

Nindi tidak menyangka dia akan muncul di sini.

 

Cakra menoleh ke arah Darren, "Yang kamu sebut adil itu cuma memaksa Nindi mundur dan menerima kerugian. Sepertinya kamu ini memang punya gangguan, itu sebabnya suka banget bersikap nggak adil. Kamu memang pantas jadi menantu buat keluarga Ciptadi!"

 

Nindi terkejut akan betapa kejamnya kata-kata itu.

 

Bagaikan sebilah belati yang menusuk ke jantung Darren, tepat dan kejam.

 

Begitu mendengar sebutan tentang menantu, wajah Darren langsung muram, "Coba kamu ulangi sekali lagi!"

 

Seumur hidupnya, dia selalu ingin berada di posisi yang lebih tinggi, terutama di depan keluarga. Dia selalu mempertahankan citra sebagai kepala keluarga yang berwibawa.

 

Dia tidak pernah mengungkit perkara menjadi seorang menantu dengan keluarga yang tinggal serumah dengannya.

 

Lalu sekarang, pria sialan ini mengatakannya dengan lantang. Harga dirinya seakan-akan diruntuhkan di depan semua orang. Itu adalah penghinaan terbesar baginya!

 

Nindi langsung menghadang di depan Cakra, "Besok aku akan menyusun kontrak dan memindahkan dana yayasan atas namaku."

 

"Mimpi saja sana!"

 

"Kalau kamu nggak mau kerja sama, video Sania di ranjang bersama kepala pelayan malam itu... akan muncul di internet."

 

Kata-kata Nindi bagaikan racun mematikan, yang seketika mencengkeram Darren dan Sania di titik terlemah mereka!

 

Darren akhirnya sadar sepenuhnya, lalu menekan amarahnya, "Oke, tapi untuk pengelolaan dana selanjutnya, tetap Sania yang atur."

 

Nindi menatapnya sengit, "Tapi aku akan mengawasi setiap saat. Jangan sampai ada yang coba -coba ambil kesempatan dan tiba-tiba rekening pribadinya bertambah gemuk."

 

"Aku nggak mungkin begitu! Aku pasti bakal mengelolanya dengan baik. Kamu bisa cek rekeningku kapan aja."

 

Sania langsung menyela, suaranya terdengar sedikit panik, seolah menyembunyikan sesuatu.

 

Namun, dia sudah punya rencana. Kalau perlu, dia akan mengalihkan dana itu ke rekening ayahnya. Dengan begitu, Nindi tidak akan mengetahuinya.

 

Setelah memastikan tujuannya tercapai, Nindi tidak lagi mempermasalahkan dana yayasan. Bagaimanapun, umpannya sudah dilempar. Saat ini, dia tinggal menunggu mangsanya terjebak.

 

Dia menoleh ke arah Cakra, "Ayo pergi."

 

"Berhenti, siapa yang suruh kalian pergi? Kebetulan dia ada di sini. Jadi, ayo bicara sekalian."

 

Darren menatap Cakra dengan sinis, disertai hinaan, "Aku nggak mau buang-buang waktu lagi. Kamu ini nggak pantas buat adikku. Jangan harap bisa memperdaya dan ambil keuntungan dari dirinya."

 

"Pak Darren, urus saja urusanmu sendiri! Aku nggak butuh kamu buat mencampuri hidupku!"

 

Nindi berjengit melindungi Cakra, tak rela membiarkan kakaknya merendahkan pria itu.

 

Namun, Cakra tetap tenang. Dia menggenggam tangan Nindi, seolah menenangkannya. Jika Darren berbicara seperti itu, berarti dia benar-benar tidak tahu siapa dirinya.

 

Cakra menatap Darren dan berkata dengan santai, " Apa kamu pikir semua orang seperti kamu, yang suka mengandalkan wanita buat menaikkan status sosial?"

 

Kata-kata itu bagaikan tamparan keras. Wajah Darren bahkan memerah saking marahnya, tetapi dia tidak mampu mengeluarkan satu kata pun!

 

PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 521 Bangkit dari Luka ~ Bab 521 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on April 03, 2025 Rating: 5

Post Comments

No comments:

Powered by Blogger.