Bab 524
Sania terduduk di lantai
untuk waktu yang lama.
Tubuhnya gemetar hebat
saat akhirnya kembali ke kamarnya.
Dia mengeluarkan ponsel
lain dan menekan nomor yang sudah dia hafal di luar kepala, "Ayah! Bantu
aku habisi Nindi! Bunuh perempuan jalang itu!"
"Sania, aku sudah
bilang tetap tenang, 'kan? Jangan cari masalah dengan Nindi untuk sementara
ini!"
"Ayah, kamu nggak
tahu apa yang dia lakukan padaku hari ini. Dia memaksaku memungut makanan dari
lantai dan memakannya!"
Tangis Sania pun pecah,
"Kak Darren tahu, tapi dia tetap membiarkanku melakukannya! Orang-orang
dari keluarga Lesmana itu semuanya bukan manusia! Sekalipun bilang kalau
menganggapku keluarga sendiri, aku ini tetap orang luar bagi mereka!"
Nindi hanya perlu
sedikit menurut untuk bisa kembali ke dalam keluarga Lesmana, lalu merebut
kembali kamar yang pernah menjadi milik Sania. Dia bahkan mengambil alih
yayasan serta perusahaan hiburan yang Sania jalankan dengan susah payah.
Kebencian Sania semakin
dalam, tetapi dia tidak berani menyebutkan soal rekaman video.
"Sania, sekarang
kamu sudah mengerti, 'kan? Masih belum terlambat, Lakukan saja seperti yang
Ayah bilang. Ambil dana amal itu dan transfer ke rekening yang sudah
kutentukan. Setelah proyek Al-nya selesai ditandatangani, Darren akan mentransfer
dana berikutnya. Saat itu tiba, kamu nggak perlu lagi hidup bersama keluarga
Lesmana."
"Baik, aku
mengerti."
Sania menutup telepon
dengan waah muram. Dia bersumpah akan membuat seluruh keluarga Lesmana menyesal
karena telah berpihak pada Nindi!
Begitu keluarga Lesmana
jatuh miskin dan bangkrut, dia ingin melihat apakah Nindi masih bisa berlagak
seperti putri keluarga terpandang.
Malam itu berlalu begitu
sunyi bagi Sania.
Keesokan harinya, Nindi
bangun pagi-pagi dan menunggu Darren turun. Dia ingin segera menyelesaikan
urusan kontrak.
Namun, Darren tidak
pernah muncul.
Nando menatapnya sambil
berkata, "Kakak pergi pagi-pagi buta karena ada yang sangat
mendesak."
"Dia nggak
menyesali keputusannya, 'kan?"
"Nindi, kamu masih
pegang rekamannya. Kakak nggak mungkin berubah pikiran."
Nando sangat yakin akan
hal itu. Kakak mereka tidak akan membiarkan masalah dengan kepala pelayan
menjadi besar.
Namun, Nindi masih
merasa ada yang janggal.
Saat itulah Brando muncul
dan berkata, "Aku tahu alasannya. Ini gara-gara masalah dengan keluarga
Ciptadi. Sepertinya kejadian di acara lelang amal kemarin membuat mereka kesal.
Kakak lagi sibuk meredakan amarah mereka sekarang."
Bagaimanapun, Riska dan
Audy adalah orang-orang terpandang Masalah yang Sania buat di acara itu
pastinya harus segera diselesaikan.
"Brando, jangan
ngomong seperti itu di depan kakak, nanti dia marah. Bagaimanapun, dia juga
melakukan semua ini juga demi keluarga Lesmana."
Nando kembali memainkan
perannya sebagai penengah.
Dia menatap Nindi dan
berkata, "Aku dan Brando besok akan pergi buat cari Sean. Kalau kamu butuh
sesuatu selama kami pergi, jangan ragu buat telepon."
Pergi mencari Sean?
Yang satu pergi untuk
operasi, sementara yang lain pergi memperbaiki wajahnya.
Tidak heran Brando tak
muncul di acara lelang amal kemarin.
Nindi memperhatikan
tubuh Nando yang semakin kurus. Dia tahu jika Nando pergi ke tempat Sean,
penyakit lambungnya pasti akan segera membaik.
Dia pun mengalihkan
pandangannya, "Aku mengerti."
"Nindi, Kak Leo
akan tetap di sisimu. Kalau Kak Darren dan Sania kembali berbuat jahat padamu,
dia akan membantumu."
Tepat saat ini, Leo
berjalan masuk dengan langkah lambat, tampak enggan menatap mata Nindi secara
langsung.
"Aku akan urus
masalahku sendiri," ujar Nindi dingin.
Brando melanjutkan,
"Nindi, untuk sementara, aku juga minta bantuan Leo buat menangani
pekerjaan di perusahaan hiburan. Kami dulu memang salah karena terlalu percaya
pada Sania yang licik itu.
Sekarang, kami sudah
dipermainkan olehnya habis-habisan. Kami nggak akan jatuh ke dalam perangkap
yang sama lagi."
Kali ini, Nindi telah
membantu Brando merebut kembali perusahaan hiburan. Mengingat bagaimana dia
pernah memperlakukan Nindi dengan buruk, Brando merasa bersalah dan menyesal.
Namun, setelah mendengar
semua itu, ekspresi Nindi tetap tak berubah.
Nindi berdiri,
"Sudah selesai ngomongnya?"
Nelihat sikapnya yang
dingin, membuat Nando akhirnya tak tahan untuk bertanya, "Nindi, bisa
nggak sih coba percaya pada kami sekali lagi?"
Nindi tersenyum miring
dan berkata sinis, " Bagaimana kalau aku minta kalian mengusir Sania dari
keluarga Lesmana saja?"
"Nindi,
bagaimanapun juga, Sania menjadi yatim piatu gara-gara keluarga Lesmana. Meskipun
dia melakukan banyak kesalahan, kita nggak bisa begitu saja mengusirnya tanpa
kasih harta sepeser pun."
Nando tampak ragu-ragu,
"Ayah Sania pernah menyelamatkan nyawamu. Itu adalah sesuatu yang nggak
bisa dihapus begitu saja."
Ponsel Nindi kemudian
bergetar. Dia membuka pesan dari tim humasnya, "Kami menemukan petunjuk
tentang pelaku pembunuhan kepala pelayan."
Nindi terkekeh lirih,
lalu menatap Nando, "Kamu yakin begitu kejadiannya?"
PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Bab Lengkap
No comments: