Bab 525
Nindi menatap
suadara-saudara di depannya. Selama ini, mereka selalu menggunakan alasan
tentang menyelamatkan nyawanya demi mempertahankan Sania.
Di kehidupan sebelumnya,
dia percaya akan kata -kata itu. Bahkan sampai mati pun, dia tidak pernah
mendapatkan perhatian dari kakak-kakaknya.
Dia juga benar-benar
meyakininya dan merasa bahwa ayah Sania telah menyelamatkan nyawanya. Itu
sebabnya dia terus mengalah dan mundur.
Pada akhirnya, dia
bahkan menyerahkan nyawanya sendiri.
Namun, kali ini, dia
justru menemukan fakta bahwa ayah Sania sebenarnya tidak pernah mati.
Kalau begitu, bisa
dikatakan bahwa kecelakaan mobil saat itu mungkin ada kaitannya dengan ayah
Sania. Kalau tidak, mengapa orang itu terus bersembunyi di balik Sania?
Nando menatapnya dengan
heran, "Nindi, apa maksudmu?"
Brando pun curiga,
"Kak Darren sudah lama menyelidiki orang yang kabur dari kecelakaan mobil
waktu itu, tapi jejaknya cuma mengarah ke keluarga Morris. Sampai sekarang pun
belum ada perkembangan apa pun. Nindi, apa kamu punya petunjuk?"
Nindi menggenggam
ponselnya erat-erat, ingin sekali rasanya melemparkan bukti ke wajah mereka.
Namun, pada akhirnya,
dia memutuskan menahan diri. Di sini bukanlah tempat yang tepat untuk
berbicara.
Terlebih lagi, saat ini
dia tidak boleh gegabah dan mengejutkan musuhnya yang tengah bersembunyi.
Nindi berkata dengan
ketus, "Nggak ada, aku masih ada urusan. Aku pergi dulu."
Dia berbalik dan
langsung meninggalkan vila keluarga Lesmana.
Dari jendela lantai dua,
Sania menatap punggung Nindi yang semakin menjauh. Kata-kata Brando barusan
terus terngiang dalam benaknya, membuat hatinya diliputi kekhawatiran.
Mungkinah memang ada
kaitannya dengan keluarga Morris?
Namun, dia pernah
bertanya pada Darren sebelumnya, tetapi sang kakak tidak pernah memberitahunya
apa pun. Mungkinkah kakaknya juga mencurigai kematian ayahnya?
Rasa dingin merambati
punggung Sania. Dia pun buru-buru kembali ke kamarnya untuk menyampaikan kabar
ini pada ayahnya. Mereka harus bersiap lebih awal. Bagaimanapun juga, mereka
tidak boleh sampai ketahuan.
Di sisi lain.
Nindi meninggalkan vila
keluarga Lesmana dan langsung menuju kafe yang telah disepakati.
Di sepanjang perjalanan,
dia terus-menerus membaca pesan dari tim humas yang dikirimkan padanya. Hatinya
terasa berdebar-debar.
Apakah akhirnya dia
berhasil menemukan ayah Sania?
Nindi tiba di ruang VIP
kafe. Terlihat Mia yang sudah menunggu di sana. Dia lalu memutar layar laptop
ke arah Nindi dan berkata, "Setelah menyelidikinya, kami rasa mobil ini
mencurigakan. Malam itu, mobil ini muncul di luar vila keluarga Lesmana, lalu
akhirnya masuk ke 4S Motorindo."
"Apa mobil ini
milik 4S Motorindo?"
"Iya, bisanya mobil
ini dipakai oleh teknisi bengkel. Kami sudah menyelidiki para pekerja di sini,
tapi nggak menemukan pria yang ada di foto malam itu."
Nindi menatap layar
laptop dengan serius, "Pria itu memang nggak ada di foto, tapi dia pasti
ada hubungannya dengan tempat ini. Kalau nggak, mana mungkin dia bisa
mengendarai mobil bengkel?
11
"Aku juga berpikir
begitu. Kami sudah kirim orang buat selidiki lebih lanjut."
Nindi sedikit kecewa.
Dia sempat mengira sudah berhasil menemukan keberadaan ayah Sania.
"Nona Nindi, maaf
karena nggak kasih penjelasan saat kirim pesan. Tapi ini demi menghindari
kebocoran informasi. Kamu sendiri yang bilang kalau ini nggak boleh diketahui
siapa pun. Apalagi, kamu harus ekstra hati-hati saat berada di rumah keluarga Lesmana."
Nindi mengangguk,
"Yang kamu lakukan sudah benar. Setidaknya, kita sudah selangkah lebih
maju."
Ayah Sania pasti
bersembunyi di bengkel ini, atau setidaknya punya hubungan dengan tempat itu.
Jika itu benar, menemukannya hanyalah masalah waktu.
Nindi menatap Mia,
"Dana sumbangan dari yayasan sudah masuk. Setelah ini, Sania pasti bakal
coba bermain curang. Kita tinggal menunggu wanita licik itu buat
bertindak."
"Benar sekali,
begitu Sania mentransfer uangnya, kita pasti bisa melacak nama orang itu. Kalau
mengikuti jejaknya, kita pasti bisa menemukannya cepat atau lambat."
Nindi mulai merasa
tegang.
Dia harus menangkap ayah
Sania dan juga kebenaran tentang kecelakaan mobil bertahun-tahun lalu.
Setelah membicarakan
semuanya, Nindi memesan secangkir kopi. Dia butuh waktu untuk menyusun
pikirannya.
Saat menoleh ke luar
jendela, tanpa sengaja dia melihat kakaknya, Darren, yang turun dari mobil. Di
sampingnya, ada seorang gadis yang tampak kesulitan berjalan.
Nindi terkejut saat
melihat wajah gadis itu, "Jadi, dia!"
Bagaimana mungkin teman
sekamarnya bisa bersama sang kakak?
Pikiran Nindi langsung
terhubung ke satu kemungkinan. Teman sekamarnya juga bermarga Ciptadi. Jangan
jangan, Yanisha adalah tunangan kakaknya?
Mia mengikuti arah
pandangan Nindi dan berkatalirih, "Dia putri keluarga Ciptadi. Kakinya
memang agak bermasalah, karena itu dia jarang muncul di hadapan publik. Nggak
banyak orang yang mengenalnya."
PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Bab Lengkap
No comments: