Bangkit dari Luka ~ Bab 526

 

Bab 526

 

Namun, bagi Mia yang sudah lama berkecimpung di dunia humas, tentu mengenali orang-orang terkenal seperti mereka.

 

Nindi tiba-tiba teringat kejadian saat hendak menggelar konferensi pers terakhir kali. Saat itu, Darren tiba-tiba muncul dan mencegahnya. Nindi juga ingat pernah mengungkit soal konferensi pers itu di dalam asrama.

 

Jangan-jangan ... Yanisha yang membocorkan informasi itu?

 

"Kamu tahu tentang Yanisha?" tanya Nindi.

 

"Nggak terlalu, soalnya dia jarang muncul di depan umum dan nggak pernah menghadiri acara sosial mana pun. Tapi, latar belakang keluarga Nona Yanisha ini lumayan menyedihkan. Setelah ibunya meninggal, dia punya ibu tiri dan ayah tiri. Sekalipun ibu tirinya memperlakukannya dengan baik, tetap saja, nggak akan seperti ibu kandung."

 

"Kenapa kamu bisa bilang begitu?"

 

"Kabarnya, gara-gara kondisi kakinya, Yanisha jadi sangat pendiam dan sulit bergaul. Ada yang bilang juga kalau kepribadiannya agak aneh. Ibunya yang sekarang sangat protektif, bahkan pernah mencarikannya suami. Awalnya, kupikir pernikahannya akan berjalan baik. Tapi ternyata, pria yang dijodohkan dengannya adalah kakakmu sendiri, yang berumur jauh lebih tua dan punya reputasi buruk."

 

Mia yang sudah menyelidiki keluarga Lesmana pasti tahu betul siapa Darren sebenarnya, sehingga dia bisa berkata seperti itu.

 

Nindi mengangguk, "Aku juga nggak menyangka sekebetulan ini. Yanisha itu teman sekamarku. Terakhir kali aku juga membahas konferensi pers, kemungkinan besar dia menguping, lalu kasih tahu kakakku."

 

"Dia satu kamar denganmu? Kalau begitu, sepertinya keluarga Ciptadi memang sengaja ingin kalian lebih sering berinteraksi. Mereka pasti nggak menyangka kamu bakal berkonflik dengan keluargamu sendiri sampai separah ini."

 

Nindi juga menyadari hal itu.

 

Akan tetapi, jujur saja, dia nyaris tidak pernah berinteraksi dengan Yanisha. Mereka jarang berbicara, bahkan keberadaan Yanisha di asrama pun sangat minim. Hampir setiap hari, selain pergi ke kelas, gadis itu tidak pernah keluar kamar. Bahkan, untuk makan pun, selalu ada orang yang mengantarkan makanan khusus untuknya.

 

Sebelumnya, Nindi sempat bertanya-tanya, kalau keluarga Yanisha memang sekaya itu, lantas mengapa dia masih memilih tinggal di asrama?

 

Sekarang, semuanya terasa masuk akal.

 

"Nona Nindi, sebaiknya mulai sekarang kamu lebih berhati-hati saat ngomong di dalam asrama."

 

"Aku mengerti."

 

Nindi memperhatikan Darren dan Yanisha melangkah masuk ke dalam restoran kampus. Kemungkinan besar, mereka memang sengaja bertemu untuk makan bersama.

 

Sepertinya, demi menyelesaikan masalah yang Sania timbulkan, kakaknya sengaja menemui pihak keluarga Ciptadi.

 

Setelah meninggalkan kafe, Nindi langsung menuju markas tim sekolah. Dia masih harus memastikan latihan semua anggota berjalan lancar.

 

Nindi memperhatikan latihan tim untuk beberapa saat. Semua orang menunjukkan kemajuan yang pesat.

 

Pihak siaran langsung Drego sempat menghubunginya, memberi tahu bahwa dia bisa mulai siaran langsung kapan saja. Namun, untuk saat ini, Nindi benar-benar tidak punya waktu untuk itu.

 

Keluarga Ciptadi mungkin sudah mengetahui dari sang kakak bahwa dia telah berdamai dengan keluarga Lesmana. Dengan begitu, mereka seharusnya tidak akan bertingkah lagi.

 

Saat itu juga, Nindi menerima pesan dari Cakra, " Lagi apa?"

 

"Latihan di markas tim. Hm... agak lapar rasanya."

 

Sejak pagi, dia hanya sempat makan sedikit camilan di kafe. Ditambah lagi, dia melewatkan jam makan siang. Tidak heran jika sekarang perutnya mulai terasa keroncongan.

 

"Tunggu sebentar."

 

Nindi melirik pesan balasan itu. Apa maksud pria itu?

 

Namun, sebelum sempat memikirkannya lebih jauh, sesi latihan berikutnya dimulai. Alhasil, dia pun kembali sibuk.

 

Beberapa saat kemudian, Galuh tiba-tiba muncul dengan membawa beberapa gelas minuman, " Semuanya boleh istirahat sebentar sambil minum teh buat sore ini. Pacar kapten bakal traktir kalian!"

 

Nindi seketika merasa antara geli dan pasrah.

 

Pria itu benar-benar membelikan minuman untuk semua orang di markas tim.

 

Seraya tersenyum tipis, dia memotret minumannya lalu mengirimkan gambar itu ke Cakra, "Bukankah aku harus berterima kasih ke pacarku?"

 

"Bukankah seharusnya bilang 'terima kasih pacarku 'begitu, ya?"

 

Cakra melihat pesan dari Nindi di katornya. Bibirnya yang tipis melengkung membentuk senyuman samar.

 

Dia pun membalas, "Mau makan malam bersama?"

 

"Malam ini ada rapat penentuan jadwal latihan. Bulan depan kami harus mewakili kampus di turnamen, nggak boleh kalah pokoknya. Besok saja, ya."

 

Nindi sebenarnya juga ingin bertemu dengan Cakra. Akan tetapi, saat ini, ada banyak hal yang harus dia kerjakan.

 

Dia juga penasaran apa sebenarnya yang ingin dibicarakan pria itu dengannya.

 

"Kapten, ada yang mau bertemu."

 

Nindi mendongak dan melihat Sofia berjalan mendekat. Wanita itu menatapnya dan berkata, " Bisa ngobrol berdua sebentar?"

 

PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 526 Bangkit dari Luka ~ Bab 526 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on April 03, 2025 Rating: 5

Post Comments

No comments:

Powered by Blogger.