Bab 527
Nindi mengeryit,
'Memangnya apa yang mau Nona Besar keluarga Morris ini obrolin?' tanya Nindi
dalam hati.
Setelah berpikir
sejenak, dia akhirnya bangkit dan melangkah menuju kantor.
Begitu sampai, Nindi
berinisiatif menuangkan segelas air untuk Sofia, "Tempatku ini sederhana,
nggak ada yang bisa kusuguhkan buatmu, Nona Sofia."
"Kamu ini terlalu
sopan. Jangan panggil aku Nona Sofia atau bahkan terlalu was-was. Aku ke Sini
cuma buat bahas kerja sama."
"Kerja sama?"
Nindi masih tetap
waspada. Dulu, dia dan keluarga Morris sempat berselisih cukup parah. Dia tak
percaya jika Sofia mengetahuinya.
Belakangan ini, bahkan
sempat beredar kabar bahwa perjodohan antara keluarga Julian dan keluarga
Morris telah gagal.
Serena juga jauh lebih
rendah hati akhir-akhir ini.
"Iya, keluarga
Morris sudah mensponsori Pangkalan Universitas Yasawirya selama bertahun-tahun
dan selalu bekerja sama secara mendalam. Kamu pasti sudah melihat sendiri
keuntungan dari investasi ini. Jadi, aku mau mengajakmu untuk ikut serta
juga."
Investasi?' batin Nindi.
Kapten tim mereka yang
sebelumnya pernah bekerja sama dengan keluarga Morris dalam sebuah investasi.
Memang terdengar mewah, tetapi sebenarnya itu hanyalah skema pencucian uang
keluarga Morris.
Nindi langsung berkata,
"Aku nggak tertarik dengan hal semacam ini. Sepertinya aku nggak bisa
bekerja sama."
"Jangan buru-buru
menolak. Aku dengar kamu punya yayasan amal. Kebetulan, kerja sama yang ingin
kuajukan kali ini ada hubungannya dengan yayasan itu. Beberapa hari lalu,
kegiatan kalian mendapat banyak kritik. Di media sosial, sudah tersebar kabar
kalau yayasan kalian cuma cari keuntungan saja."
Nindi kesal seketika,
"Yayasan ini didirikan oleh kedua orang tuaku. Ini murni untuk amal, bukan
cari uang!"
"Aku tahu. Tapi
gosip pasti sulit dikendalikan. Karena itu, aku berencana mengadakan acara amal
gabungan untuk program donasi khusus bagi anak perempuan. Kalau kamu mau
bergabung, reputasi yayasanmu pasti juga terbantu."
Setelah mendengar penjelasannya,
Nindi pun bertanya, "Lalu, kenapa kamu mencariku?"
"Karena Pangkalan
Universitas Yasawirya selalu ikut buat donasi sejak dulu, dan akulah orang yang
bertanggung jawab."
Nindi mengerti,
"Oke, aku akan ikut."
"Baguslah, nanti
aku bakal atur jamuan makan malam buat bahas detail kegiatan ini. Kamu tentu
saja harus datang."
Setelah mengatakannya,
Sofia langsung pergi tanpa banyak bicara.
Saat keluar dari markas
tim, dia sempat menoleh ke belakang dan menunjukkan ekspresi meremehkan, "
Semuanya sudah diatur, 'kan?"
"Ya, Nona. Semuanya
sudah siap. Kita pasti bisa membongkar kedok wanita ini saat hari itu."
Suasana hati Sofia
langsung membaik. Dia tidak akan menyerah begitu saja pada Cakra.
Lagi pula, perasaan
seorang pria memangnya bisa bertahan berapa lama? Pada akhirnya, pernikahan
yang setara dalam status sosial adalah yang paling dibutuhkan.
Setelah Sofia pergi,
Nindi segera menghubungi tim yayasan amalnya, meminta mereka bersiap untuk
kegiatan donasi bagi anak perempuan.
Ada banyak kebutuhan
yang harus disiapkan, tetapi yang paling penting adalah pembalut wanita.
Di daerah terpencil yang
miskin, ada banyak anak perempuan yang bahkan tidak mampu membeli pembalut.
Mereka terpaksa menggunakan kertas atau produk dari pabrik kecil yang tidak
memenuhi standar, yang bisa menyebabkan berbagai penyakit reproduksi.
Setelah mendengar
penjelasannya, penanggung jawab pun bertanya, "Kalau begitu, semua ini
perlu diserahkan kepada Nona Sania, 'kan?
Bagaimanapun, dana amal
sebelumnya cuma bisa dicairkan dengan tanda tangannya."
"Iya, boleh."
Nindi berpikir bahwa
dalam beberapa waktu ke depan, Sania pasti akan sangat sibuk.
Bagaimanapun, jika seseorang
ingin menggelapkan dana dari pembukuan, mereka perlu usaha ekstra untuk
melakukannya.
Malam itu, Nindi kembali
ke asrama setelah beraktivitas di markas tim.
Dia melihat sebuket
mawar yang dibungkus dengan sangat indah di atas meja..
"Wah, Yanisha! Apa
ini hadiah dari pacarmu?"
celetuk Galuh tanpa
sadar.
Yanisha melirik mawar
itu sekilas, lalu mengulas senyuman samar sebelum mengangguk, "Begitulah.
11
Nindi hanya melirik
bunga itu sesaat tanpa berkata apa-apa. Dia bisa menebak bahwa itu pasti dari
Darren.
Galuh kemudian menoleh
ke arah Nindi, "Kamu bahkan biarin wanita licik itu ikut campur dalam
kegiatan amal? Beberapa hari lalu, saat acara lelang amal, wanita licik itu
malah cari muka di depan Audy dan mempersulitmu. Tapi kakakmu, dia malah
membelanya. Aku curiga, jangan jangan mereka ada main belakang!"
"Jangan ngomong
sembarangan."
Nindi melirik Yanisha.
Sekarang dia sudah tahu bahwa Darren punya hubungan dengan teman sekamarnya
ini. Jadi, lebih baik tidak membahas hal -hal yang sensitif.
"Tapi aku juga
nggak salah, 'kan? Wanita licik itu sudah buat masalah, tapi kakakmu malah
menyalahkanmu. Aku belum pernah melihat orang yang seberpihak itu. Lagi pula,
dia bukan saudara kandung. Wajar kalau aku curiga ada sesuatu di antara mereka."
PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Bab Lengkap
No comments: