Bangkit dari Luka ~ Bab 529

 

Bab 529

 

Nindi menggenggam kartu anggota berwarna hitam di tangannya, yang jelas terlihat tinggi tingkatannya.

 

Dia benar-benar tidak menyangka Riska akan membantunya sampai sejauh ini.

 

Rasanya agak tersanjung!

 

Bukan hanya Nindi yang terkejut, bahkan Serena dan Sania pun sama sekali tidak menduganya.

 

Serena langsung kehilangan kendali, "Tante Riska, buat apa Tante melakukannya?"

 

"Memangnya aku harus lapor dulu ke kamu setiap kali melakukan sesuatu, ya? Kok bisa sih kamu nggak mewarisi sedikit pun sopan santun dari kakakmu?"

 

Riska tentu mendengar sendiri bagaimana Serena menghina Nindi tadi. Benar-benar tidak punya etika!

 

Serena terdiam, matanya sedikit memerah karena malu, tetapi dia tidak berani membantah langsung. Bagaimanapun, dia tidak ingin membuat Riska memiliki kesan buruk tentang dirinya. Itu hanya akan mempermalukan kakaknya juga.

 

Melihat ini, Sania buru-buru mencoba menengahi, " Bu Riska, Anda salah paham. Serena cuma mau mengingatkan Nindi agar nggak melanggar aturan di sini dan mempermalukan diri karena dihentikan."

 

Serena melirik Sania dengan penuh rasa terima kasih. Setidaknya, gadis desa ini masih bisa berbicara untuknya.

 

"Itu akan membuat situasinya lebih baik."

 

Riska menatap sekilas ke arah Sania. Mengingat bahwa ayah gadis ini juga meninggal dalam kecelakaan bertahun-tahun lalu, dia pun sedikit melunak dan tidak melanjutkan masalah ini.

 

Melihat Riska tidak memperpanjang masalah, Sania langsung menghela napas lega, "Ayo kita masuk bersama. Jangan terlalu dipikirkan, Serena memang selalu blak-blakan orangnya."

 

Nindi menyeringai dingin, "Berbicara blak-blakan dan sengaja menyakiti orang lain itu dua hal yang berbeda."

 

Orang macam Sania benar-benar bisa mengatakan apa pun demi menyenangkan Serena.

 

Detik itu juga, Riska menoleh ke arah Nindi, "Nindi, ayo masuk bersamaku."

 

Tanpa banyak bicara, Nindi langsung melangkah masuk ke dalam klub bersama Riska.

 

Serena berkata dengan tak rela, "Kenapa wanita rendahan itu tiba-tiba begitu dekat dengan Tante Riska?"

 

"Aku juga kurang tahu pastinya, tapi beberapa hari lalu, waktu keluarga Lesmana mengadakan acara amal, Bu Riska dan Bu Audy datang. Waktu itu Nindi terus menempel padanya. Dia memang pandai mengambil hati orang lain."

 

Sania mengepalkan tangan merasa begitu iri.

 

Mengapa dia yang sudah mati-matian mendekati Audy malah dibenci?

 

Sedangkan Nindi, dia bisa dengan mudahnya mendapatkan perhatian Riska?

 

Serena mendengus penuh kebencian, "Wanita kampungan itu bilang nggak tertarik dengan anak-anak konglomerat dari fakultaş ekonomi kita, tapi dia masih saja coba cari keuntungan."

 

"Serena, ayo kita masuk juga. Jangan sampai Nindi bicara macam-macam tentangmu di depan Tante Riska. Nanti dia bisa makin membencimu."

 

"Dia memang lancang!"

 

Serena langsung terbakar emosi dan melangkah masuk dengan wajah murka.

 

Di belakangnya, Sania menyeringai dingin. Dengan Serena yang bertindak seperti orang bodoh di depannya, dia tak perlu turun tangan sendiri.

 

Di dalam klub.

 

Begitu sampai di dalam, Nindi menyerahkan kembali kartu itu pada Riska, "Bu Riska, terima kasih sudah membantuku tadi."

 

"Kenapa masih sungkan? Simpan saja kartunya."

 

"Tapi aku nggak bisa menerimanya dengan cuma -cuma!"

 

Nindi benar-benar terkejut dengan kebaikan Riska terhadapnya, tetapi dia juga tahu diri, dia tak bisa menerima sesuatu yang begitu berharga tanpa alasan,

 

Riska menghela napas, lalu tersenyum, "Kalau begitu, biar aku antar kamu untuk membuat kartu keanggotaan baru. Mulai sekarang, kamu bisa datang ke sini kapan pun kamu mau."

 

"Sebenarnya, nggak perlu repot-repot begitu. Aku ke sini cuma buat menghadiri rapat persiapan acara amal. Aku juga nggak mungkin sering datang ke tempat seperti ini."

 

"Acara amal keluarga Morris?"

 

Riska langsung tahu acara yang dimaksud.

 

Namun, alisnya berkerut samar. Sofia jelas tahu ini pertama kalinya Nindi datang ke tempat seperti ini. Klub ini juga bersifat eksklusif bagi anggota. Mengapa dia tidak mengurus semuanya dengan baik sejak awal?

 

Nindi mengangguk pelan.

 

"Kalau begitu, lebih baik buat kartu anggota saja. Biar lebih praktis di lain waktu."

 

Riska bisa melihat bahwa Nindi adalah gadis yang punya pendirian kuat. Jadi, dia tidak memaksa untuk menggunakan kartunya.

 

Tanpa sempat menolak, Nindi langsung digandeng oleh Riska untuk mengurus kartu keanggotaan.

 

Namun, tak lama kemudian, Sofia muncul. Saat melihat Riska dan Nindi berdiri bersama, ekspresinya langsung berubah, hampir tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya.

 

Bagaimana mungkin Nindi bisa mengenal Riska?

 

Mungkinkah Cakra sudah membawa Nindi menemui keluarganya? Terlebih lagi, melihat bagaimana sikap Riska terhadap Nindi, sepertinya dia benar-benar sudah menerima gadis itu...

 

PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 529 Bangkit dari Luka ~ Bab 529 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on April 03, 2025 Rating: 5

Post Comments

No comments:

Powered by Blogger.