Bangkit dari Luka ~ Bab 532

  

Bab 532

Nindi menerima kartu itu, lalu menoleh ke Riska." Terima kasih Bu buat jaminannya."

 

Agar bisa menjadi anggota tempat ini, selain harus memiliki status, orang itu juga membutuhkan penjamin.

 

Berkat jaminan dari Riska, dia bisa menjadi anggota dengan lancar.

 

Riska tersenyum dan menjawab, "Nggak masalah, ayo aku ajak kamu keliling."

 

Sofia akhirnya angkat bicara, "Tante Riska, aku rasa Tante perlu kembalikan Nindi padaku dulu. Hari ini kami masih ada rapat."

 

• "Oh iya, aku hampir lupa. Aku ikut ke sana saja, sambil ikut dengar rapatnya."

 

"Itu justru yang kuharapkan."

 

Sofia melangkah maju, merangkul lengan Riska dan mulai mengobrol tentang urusan keluarga mereka. Komunikasi mereka tampak sangat selaras.

 

Nindi yang berdiri di samping Riska pun merasa dirinya seperti orang asing. Bagaimanapun, Riska dan Sofia nyaris menjadi ibu mertua dan menantu.

 

Tak lama kemudian, mereka tiba di ruang perjamuan.

 

Ketika Sofia muncul, seseorang langsung menghampirinya. "Bukannya tadi kamu pergi untuk jemput seseorang? Kenapa lama sekali? Siapa orang penting yang bikin Nona Serena repot-repot menjemputnya sendiri?"

 

"Ini pertama kalinya Nindi ke sini dan dia belum punya keanggotaan, tentu aku harus menjemputnya.

 

Kemudian, Sofia langsung memperkenalkan Nindi.

 

Wanita tadi melirik Nindi dari ujung kepala sampai kaki, lalu berkata, "Kudengar acara amal kalian sebelumnya terlihat sangat memprihatinkan."

 

"Betul, dekorasinya juga sangat sederhana. Orang yang tahu sih bilang itu acara amal, tapi orang yang nggak tahu bisa mengira itu ajang untuk meminta -minta."

 

Sania buru-buru menambahkan, "Awalnya aku yang mengatur acara itu. Serena bahkan memberiku contoh acara yang pernah dia susun sebelumnya. Tapi akhirnya, Kak Nindi merasa dekorasinya terlalu mewah dan mengganti semuanya."

 

Dengan begini, semua kesalahan ditimpakan pada Nindi.

 

Ekspresi wajah Nindi tampak agak berubah. " Menurutku, tempat penjualan amal nggak perlu dihias dengan barang mewah. Itu hanya membuang-buang uang," sahut Nindi.

 

Serena berkata dengan kesal, "Jadi menurutmu, kakakku selama ini cuma buang-buang uang?"

 

"Serena, jangan asal bicara. Nindi nggak bermaksud begitu, pendapatnya juga ada benarnya."

 

Sofia sampai pusing dibuatnya. 'Kenapa sih adikku bicaranya selalu ceroboh? Apa dia nggak sadar Tante Riska masih di sini? Ucapan ini hanya akan membuat semuanya makin kacau!' pikir Sofia.

 

Riska menimpali untuk membela Nindi, " Menurutku acara amal memang lebih baik dibuat sederhana. Daripada menghabiskan uang untuk penampilan, lebih baik langsung disumbangkan untuk orang yang memerlukan."

 

Nindi merasa terharu saat mendengar perkataan Riska.

 

Sofia pun mencoba meredakan situasi, "Nindi, kebetulan aku juga ingin membahas ini denganmu. Sebelumnya, dekorasi kami memang terlalu berlebihan. Nanti kami akan belajar darimu dan melakukan beberapa perubahan."

 

Riska tersenyum dan mengangguk. "Sofia, bagus kalau kamu berpikir begitu." ujarnya.

 

"Tante Riska, tentu aku harus banyak belajar dan berkembang supaya nggak mengecewakan siapa pun."

 

Nindi tidak bisa menahan rasa kagum ketika mendengar jawaban dari sosialita terkenal itu. Pantas saja Riska memilih Serena sebagai menantu. Kecerdikan seperti itu tidak dimiliki oleh sembarang orang.

 

Insiden kecil itu pun berlalu begitu saja. Bagaimanapun, karena Riska sudah angkat bicara, tidak ada yang berani membantahnya.

 

Riska membawa Nindi bersamanya dan memperkenalkannya kepada para wanita dari kalangan atas.

 

Ketika Sofia melihat pemandangan itu, dia merasa gelisah. Awalnya dia berencana bertindak saat acara berlangsung, tetapi kini dia tidak bisa menunggu lagi.

 

Sofia memberikan isyarat kepada anak buahnya, lalu beberapa orang datang sambil membawa beberapa kotak.

 

Sofia angkat bicara, "Ayo semua lihat kemari. Ini donasi dari yayasan kami, sebagian besar adalah pembalut wanita. Ayo kita pilih mana yang paling cocok."

 

Nindi ikut mendekat dan melihat bahwa ada berbagai merek pembalut wanita.

 

Seseorang tiba-tiba mengangkat sebungkus pembalut dan berteriak, "Siapa yang membeli ini? Kenapa semuanya sudah kedaluwarsa?"

 

Nindi tersentak ketika melihat merek itu. Dia yakin bahwa yayasan mereka yang membeli pembalut dengan merek tersebut.

 

'Jangan-jangan ini ulah Sania?' pikir Nindi.

 

PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 532 Bangkit dari Luka ~ Bab 532 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on April 03, 2025 Rating: 5

Post Comments

No comments:

Powered by Blogger.