Bab 534
Nindi mengangguk, "Baiklah,
kalau begitu aku pergi dulu."
"Kamu bawa saja kotak ini, bisa
kamu jadikan bukti untuk penyelidikan."
Sofia meminta seseorang untuk
mengemas ulang pembalut kedaluwarsa itu sebelum memberikannya kepada Nindi.
Riska buru-buru berkata, "Nindi,
biar aku suruh seseorang mengantarmu pulang. Nggak mudah untuk seorang gadis
sepertimu untuk membawanya.
"Nggak perlu, aku bisa
membawanya sendiri."
Nindi mengambil kotak itu dengan satu
tangan, tanpa merasa kesulitan sama sekali.
Sofia terkejut melihatnya.
"Nindi ternyata kuat juga, ya," ujarnya.
Sayangnya, mulai hari ini, yayasan
yang dikelola Nindi akan dianggap sebagai lelucon.
Riska tidak bisa menahan diri dan
akhirnya buka suara, "Sofia, masalah ini jelas nggak ada hubungannya
dengan Nindi. Dia bukan orang seperti itu. Apa nggak berlebihan kalau
mengusirnya seperti ini?"
"Tante Riska, aku bukannya nggak
mau bantu, tapi aturan tetaplah aturan. Kalau aku membuat pengecualian untuk
Nindi, nanti aku yang akan kesulitan."
Setelah mengatakan hal itu, Sofia
berbisik, "Tante Riska, Tante kok bisa kenal Nindi? Kalian tampaknya cukup
akrab."
"Aku hanya merasa cocok sama
Nindi. Di acara amal terakhir, aku merasa nggak enak badan. Waktu itu, dia
membantuku. Karena itu, aku yakin dia punya karakter yang baik."
Tentu saja Riska tidak akan
mengungkapkan kebenarannya kepada Sofia.
Sofia masih merasa ragu, lalu dia
berkata lagi, " Sepertinya Nindi punya hubungan cukup dekat dengan Zovan.
Waktu Cakra kecelakaan dan dirawat di rumah sakit, aku sempat bertemu Nindi di
sana."
"Oh ya? Kalau begitu mereka
pasti saling kenal."
Riska berkata lagi dengan agak
canggung, "Oke, kalian lanjutkan saja, aku masih ada urusan lain."
Sofia menatap kepergian Riska dengan
rasa tidak puas.
'Jelas-jelas Tante Riska sadar kalau
Nindi adalah gadis yang dilindungi oleh Cakra, tapi dia sengaja nggak
memberitahuku,' pikir Riska.
'Padahal, sebelumnya Tante Riska
menginginkanku jadi menantunya. Apa dia berubah pikiran secepat itu?'
"Tapi kelihatannya Nindi belum
tahu identitas Cakra.
'Aku masih punya kesempatan,' pikir
Sofia.
Kemudian, Sofia melirik Serena dan
berkata, "Mana anak buahmu itu?"
"Entahlah, dia juga baru pertama
kali ke sini. Mungkin lagi sibuk foto di mana-mana."
"Beri tahu dia soal pembalut
kedaluwarsa itu," kata Sofia.
Serena langsung terlihat bersemangat.
"Oh iya! Kok aku bisa lupa ya? Kalau Sania menyebarkan hal ini, aku ingin
lihat apa Nindi masih bisa berlagak sombong setelah ini."
Sofia tidak perlu repot-repot
menjelaskan lebih banyak kepada adiknya.
Kejadian hari ini berkat kebodohan
Sania yang menyerahkan bukti ini padanya tanpa sadar.
Setelah Nindi pergi dari sana, dia
langsung pergi ke kantor Darren.
Masalah ini harus diselesaikan, dia
tidak akan membiarkannya begitu saja.
• Dengan wajah penuh amarah, Nindi
melangkah ke dalam Lesmana Grup sambil membawa sebuah kotak besar. Ini bukan
kunjungan pertamanya ke sana.
Begitu melihat Nindi, resepsionis
tidak menghalanginya dan segera menghubungi bagian sekretaris untuk memberi
tahu mereka tentang hal ini.
Begitu keluar dari lift, Nindi
langsung berjalan ke ruang kantor Darren.
Awalnya, Darren sedang berdiskusi di
ruang kantornya. Akan tetapi, begitu melihat Nindi, dia langsung berkata dengan
nada marah, "Kamu bikin onar lagi, ya?"
"Kamu yang mendukung Sania untuk
mengurus dana amal itu, 'kan? Ini hasil pembeliannya!"
Nindi berjalan mendekat, lalu
membalikkan kotak yang dibawanya dan menumpahkan semua pembalut kedaluwarsa itu
ke atas meja Darren.
PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Bab Lengkap
No comments: