Bangkit dari Luka ~ Bab 536

   

Bab 536

 

Wajah Darren menjadi pucat pasi. Jika masalah ini tersebar, itu akan sangat memalukan.

 

Saat Sania melangkah masuk, Nindi menatapnya dengan tajam.

 

Tampaknya perempuan licik itu sudah mendengar beritanya dan datang untuk membela diri.

 

Tidak heran dia buru-buru datang lebih awal.

 

Begitu melihat pembalut di lantai, Sania langsung tegang. "Kak Darren, biar aku jelaskan soal pembalut ini."

 

"Apa yang perlu kamu jelaskan lagi? Kamu membeli barang kedaluwarsa dan mempermalukan keluarga *di acara amal Nona Serena!"

 

"Kak, aku sudah menyelidikinya! Aku juga tertipu. Aku nggak tahu kalau mereka jual barang yang sudah kedaluwarsa."

 

Nindi langsung mendesaknya, "Bohong! Aku sudah cek harga yang kamu bayar, harganya jauh lebih mahal dari biasanya. Nggak mungkin mereka akan kirim barang kedaluwarsa, kecuali kalau kamu terima suap karena mereka ingin untung lebih besar.

 

"Aku nggak terima suap!"

 

Sania buru-buru membela diri, "Kak Darren, ini pertama kalinya aku menangani urusan seperti ini. Wajar kalau aku kurang pengalaman dan tertipu pemasok. Lagi pula, aku juga perempuan, mana mungkin aku sengaja beli pembalut kedaluwarsa ?"

 

Ekspresi Sania penuh dengan kepedihan dan kesedihan.

 

Dengan ekspresi yang masih tampak suram, Darren berkata, "Kamu yang tanggung jawab atas masalah ini, seharusnya kamu lebih hati-hati. Sekarang kita jadi bahan tertawaan, gimana menyelesaikannya?"

 

"Kak Darren, biar aku yang jelaskan ke Nona Serena. 11

 

Dengan nada sinis, Nindi berkata, "Apa kamu kira trik lamamu itu masih bisa berhasil? Sekarang yayasan amal keluarga Lesmana sudah dicoret dari daftar peserta dan semua orang akan menertawakan kita!"

 

Dengan sedih, Sania berkata sambil menunduk, " Aku nggak bermaksud seperti itu."

 

'Sialan! Jelas-jelas aku sudah minta pembalut yang kadaluwarsanya masih beberapa bulan lagi, tapi mereka malah kirim yang sudah kedaluwarsa!' pikir Sania.

 

Dia pun telah tertipu.

 

Nindi menatap Darren dan berkata, "Kudengar keluarga Ciptadi sering mengadakan acara amal karena Nona Besar mereka. Aku takut ini akan memberikan kesan buruk bagi keluarga itu."

 

Itulah yang dikhawatirkan Darren.

 

"Aku yang akan urus masalah ini," kata Darren dengan jengkel.

 

"Karena Sania memang nggak punya kemapuan sama sekali, menurutku dia nggak boleh mengurus sumbangan ini."

 

Setelah Nindi mengutarakan pendapatnya, Darren langsung setuju, "Kalau begitu, kamu saja yang mengurusnya."

 

"Kak Darren, ada sesuatu yang ingin kubicarakan denganmu!"

 

Sania memandang Nindi dan berkata, "Hari ini acara Nona Besar keluarga Morris diadakan di klub. Nindi membuat kartu anggota di sana dan membekukan 20 miliar. Aku curiga Kak Nindi memakai dana amal. 11

 

Dia sama sekali tidak percaya bahwa Nindi memiliki uang tunai sebanyak 20 miliar.

 

'Sekarang, Nindi berusaha keras untuk mengambil alih pengelolaan dana amal, mungkin karena dia takut ketahuan soal kartu anggota itu, pikir Sania.

 

Darren langsung menatap Nindi dengan tajam, " Benarkah? Bukankah harus ada penjamin?"

 

"Bu Riska yang menjaminku, makanya aku bisa daftar jadi anggota."

 

Darren tidak menyangka Riska memiliki kesan baik pada Nindi hingga mau menjadi penjaminnya.

 

Sania berkata dengan tidak puas, "Kak Darren, yang kita bahas itu uang 20 miliar di kartu Kak Nindi. Kalau itu dari donasi, seharusnya sekarang dananya nggak bisa dipakai."

 

Nindi langung menjawab, "20 miliar itu uangku sendiri."

 

"Dari mana kamu dapat uang sebanyak itu?"

 

Nindi menatap Darren dan berkata, "Kamu pernah transfer uang padaku, ditambah dengan uang yang aku hasilkan sendiri. Kalau digabungkan, jumlahnya kurang lebih pas."

 

Darren teringat akan kerja sama yang dia buat dengan Nindi sebelumnya. Sekarang, Nindi bertanggung jawab atas sistem keamanan perusahaan, tetapi dia tidak pernah memberi tahu anggota keluarga Lesmana yang lain tentang hal ini.

 

Darren mengangguk pelan, "Oke, aku paham. Sebaiknya kamu cari cara untuk menjelaskannya pada Bu Riska."

 

"Aku pasti akan menjelaskannya sejelas mungkin."

 

Nindi menerima panggilan dari orang yang bertanggung jawab dalam penyelidikan ini. Lalu, Nindi mengaktifkan pengeras suara, "Katakan, gimana hasil penyelidikannya?"

 

"Nona Besar, saya mendapati kalau Sania pernah membuat kesepakatan dengan pemasok soal potongan harga. Tapi pemasok itu curang dan mengirimkan pembalut kedaluwarsa. Kami sudah mengumpulkan bukti. Apa perlu lapor ke polisi ?"

 

Nindi menatap Darren dan Sania lalu berkata, "Oke, langsung laporkan ke polisi saja!"

 

"Jangan laporkan ke polisi."

 

Sania merasa lemas dan langsung buru-buru merebut ponsel itu,..

 

PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 536 Bangkit dari Luka ~ Bab 536 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on April 03, 2025 Rating: 5

Post Comments

No comments:

Powered by Blogger.