Bangkit dari Luka ~ Bab 538

Bab 538

 

Galuh langsung geram, "Astaga, Sania benar-benar nggak tahu diri! Dia terima suap, beli pembalut kedaluwarsa, tapi ujung-ujungnya Kak Darren malah melarangmu lapor polisi dan malah suruh kamu beresin semuanya? Nggak masuk akal!"

 

"Sudah aku laporin ke polisi."

 

"Memang harus lapor polisi! Kalau nggak, nanti Kak Darren pasti belain Sania lagi dan malah menuduhmu. Kali ini dia harus ditangkap!"

 

Nindi pun langsung berkemas dan pergi dari sana.

 

Dia ingin tahu apakah keluarga Ciptadi tetap akan membela Sania setelah tahu kejadian sebenarnya.

 

Dia ingin lihat langkah apa yang akan diambil keluarga Ciptadi untuk menyikapi kejadian ini.

 

Malam itu, Nindi langsung pulang ke keluarga Lesmana.

 

Pengurus rumah yang baru sibuk melayaninya dengan penuh perhatian.

 

Saat melihat hal ini, Sania turun dengan kesal dan langsung membentak pelayan itu, "Mana buah yang aku minta? Kenapa lama banget?"

 

"Maaf, Nona Sania. Saya sedang sibuk melayani Nona Besar. Saya akan segera membawakannya untuk Anda."

 

Pengurus rumah itu baru mulai bekerja di sini. Setelah bertanya kepada para pelayan dan mengetahui situasi pengurus rumah sebelumnya, dia menjadi sangat ramah kepada Nindi

 

Bagaimanapun juga, Nindi adalah anak kandung di keluarga ini. Meskipun Sania cukup disayang di keluarga ini, dia tetap tidak bisa menyaingi Nindi.

 

Dengan penuh amarah, Sania langsung menampar pengurus rumah itu dan berkata, "Kamu sekarang berani merendahkanku?"

 

Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, pengurus rumah yang barusan ditampar itu hanya menundukkan kepala dan pergi ke dapur.

 

Nindi tahu bahwa perempuan licik ini sengaja mempersulit pengurus rumah baru itu untuk melampiaskan amarahnya. Nindi pun berkata dengan dingin, "Daripada buang-buang waktu untuk nyusahin orang lain, lebih baik kamu pikirin cara untuk menjelaskan kepada polisi soal uang suap yang kamu terima."

 

Sania hampir meledak karena marah.

 

Namun, ayahnya sudah berjanji untuk mengurus masalah ini. Hal yang perlu dia lakukan hanyalah bersabar dan berpura-pura menyesal di depan Kak Darren.

 

Darren pulang ke rumah saat jam makan malam dengan tubuh penuh bau alkohol. Sania langsung sibuk melayaninya dengan penuh perhatian. "Kak Darren..." ujar Sania.

 

Namun, Darren langsung menunjuk hidung Sania dan membentaknya, "Lihat kekacauan yang kamu buat! Keluarga Ciptadi sudah tahu tentang ini dan menyalahkanku karena nggak menjaga adikku dengan baik. Apa kamu tahu betapa malunya aku hari ini?"

 

Sania langsung menjawab sambil berkaca -kaca, " Kak Darren, aku juga ditipu sama pemasok!"

 

"Kalau kamu nggak terima suap, nggak ada yang bisa menjebakmu! Intinya, ini semua karena keserakahan dan kebodohanmu sendiri! Lihat Nindi, dia bisa mendapatkan kepercayaan Riska dan membela yayasan keluarga kita!"

 

Darren tahu bahwa Riska membela Keluarga Lesmana, dan itu pasti karena Nindi.

 

Sania langsung kehilangan akal sehatnya. "Itu karena nama belakangnya Lesmana! Aku cuma putri sopir. Istri-istri orang kaya itu bahkan nggak mau melihatku."

 

Sania merasa ini semua sangat tidak adil.

 

Dia merasa dirinya sudah melakukan yang terbaik.

 

Wajah Darren memucat karena marah, lalu dia menatap Nindi dan berkata, "Masalah yayasan sudah dibantu oleh keluarga Ciptadi dan Riska, jadi untuk sementara nggak ada kendala besar. Nanti kita cuma perlu umumkan kalau insiden pembalut kedaluwarsa ini bisa terjadi karena ada praktik suap dalam departemen pembelian di yayasan."

 

"Oh, jadi kamu mau departemen pembelian yang dijadikan kambing hitam untuk kesalahan Sania?"

 

Dengan tatapan sedingin es, Nindi berkata, "Jangan harap. Aku akan pastikan polisi tahu kalau Sanía -lah yang melakukan pembelian itu."

 

Nada Darren terdengar kesal. "Jadi, apa lagi syarat yang kamu mau kali ini untuk melepaskan Sania?"

 

"Nggak ada syarat apa-apa. Aku cuma mau dia terima konsekuensi atas kesalahannya."

 

Nindi tidak habis pikir, apakah Sania selalu bisa selamat dari semua kesalahannya?

 

Darren akhirnya menatap Sania dengan pasrah. "

 

Kamu lihat sendiri gimana situasinya. Aku nggak bisa berbuat apa-apa. Aku cuma bisa sewa pengacara terbaik untukmu."

 

"Kak Darren, jangan biarkan aku tanggung ini sendirian!"

 

Dengan air mata berlinang, Sania berlutut di hadapan Darren dan berkata, "Aku benar-benar sadar aku salah. Aku janji nggak akan ulangi lagi!"

 

Tiba-tiba, ada suara dari luar ruangan.

 

Dari luar, seorang pria masuk dengan kursi roda. Dia berkata dengan dingin, "Sania, ayo berdiri, kamu nggak perlu memohon ke mereka."

 

PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 538 Bangkit dari Luka ~ Bab 538 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on April 05, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.