Bangkit dari Luka ~ Bab 542

 

Bab 542

 

Dia menelepon Nando secara langsung, tetapi tidak ada yang menjawab panggilannya. Namun, dia hampir yakin bahwa apa yang dikatakan Kak Leo itu benar.

 

Pada saat yang sama, Leo Lesmana menatap Darren dengan marah, "Kak Darren, apa aku salah?"

 

Darren merasa sedikit bersalah, "Kamu salah dengar. Penyesalan yang kukatakan pada Kak Nando karena aku nggak menjawab panggilan Nindi saat itu, sampai Witan diamputasi."

 

Nindi bertanya balik, "Bagaimana kalau kamu menjawab telepon pada saat itu?"

 

Darren terdiam sebentar, "Kalau begitu kita harus mempertimbangkannya dengan hati-hati."

 

"Bagaimana kalau kamu nggak diamputasi dan akhirnya meninggal?"

 

Darren kini terdiam, karena hanya ada satu jawaban, amputasi untuk menyelamatkan hidupnya.

 

Namun, dia tidak dapat menjawabnya.

 

Darren akhirnya membalas, "Siapa yang tahu apa yang akan terjadi pada saat itu."

 

"Ya, siapa tahu apa yang akan terjadi? Tapi kalian semua menyalahkanku, apa itu adil buatku?"

 

Nindi berkata dengan keras, "Hari ini aku akan tegaskan sekali lagi. Aku pasti akan meminta yayasan buat menggugat pertanggungjawaban Sania. Aku ingin lihat apa dia memang sehebat itu?!"

 

Setelah mengatakan itu, Nindi berbalik dan naik ke atas.

 

Aula menjadi sangat sunyi.

 

Leo berkata dengan nada sinis, "Kak Darren, kamu benar-benar mengecewakan kami. Aku akan menghubungi Kak Nando nanti dan memintanya untuk menjelaskan kebenaran yang terjadi saat itu. Aku nggak akan pernah membiarkan Nindi disalahkan."

 

"Berani sekali kamu! Siapa yang memberimu izin untuk bicara seperti itu?"

 

Darren merasa bersalah dan pertahanannya hancur. Sekarang semua orang yang berdiri di pihak Nindi akan melawannya!

 

Sudah lama sekali sejak kejadian itu terjadi, apa kebenaran itu penting?

 

Setelah Leo pergi, hanya ada tiga orang yang tersisa di aula tersebut.

 

Witan mendatangi Darren dan berkata, "Kak Darren, akhirnya aku bisa bersama orang yang aku cintai. Apa aku akan diam saja saat Sania dalam masalah?"

 

Darren melirik Sania dan bertanya, "Apa dia benar-benar mau untuk menikah dan menghabiskan waktu selamanya bersamamu?"

 

Darren merasa bersalah tentang kecacatan Witan.

 

Selama bertahun-tahun, Darren selalu memanjakan Witan. Namun, dia tidak pernah menyangka Witan mencintai Sania.

 

Witan berkata dengan penuh binar di matanya, " Sania sudah setuju, jadi aku sengaja kembali untuk ini."

 

"Bagaimana jika dia bohong?"

 

Darren bukan orang bodoh. Sekarang dia semakin merasa bahwa Sania telah banyak berubah. Dia licik dan berambisi untuk memperbaiki kehidupannya.

 

Ini bukan masalah besar, tetapi Sania benar-benar menggunakan keluarganya untuk menghindari hukuman, yang membuat Darren merasa sedikit muak. 1

 

Witan segera memegang tangan Sania dan berkata, " Sania bukan orang seperti itu."

 

Sania menundukka kepalanya dan berkata dengan lirih, "Kak Darren, aku baru menyadari betapa baiknya Kak Witan kepadaku setelah melalui begitu banyak hal. Aku tahu bahwa aku salah, jadi tolonglah aku kali ini saja."

 

Dia tahu bahwa Darren pasti punya banyak cara dan harus tunduk pada keluarga Ciptadi, tetapi Kak Darren adalah orang yang sombong dan arogan sehingga dia mungkin tidak akan meminta bantuan keluarga Ciptadi demi dirinya.

 

Jadi Sania hanya bisa meminta bantuan pada Witan.

 

Darren akhirnya mengusap pelipisnya, "Biarkan aku memikirkan ini dulu."

 

Setelah selesai berbicara, dia berlalu pergi.

 

Setelah Darren pergi, Sania menarik tangannya kembali dan pura-pura tersenyum, "Kakak Witan, kamu baru saja pulang, istirahat saja dulu. Aku akan pergi ke dapur dan membuatkanmu sesuatu yang lezat."

 

Setelah Sania menyingkirkan Witan, dia pergi ke dapur dan mencuci tangannya berulang kali. Dia tidak ingin menikahi orang cacat.

 

Dia hanya memanfaatkan Witan.

 

Dia buru-buru menghubungi ayahnya, tetapi teleponnya mati dan tidak bisa dihubungi sama sekali.

 

Sungguh menyebalkan! Apa ayahnya bisa menyelesaikan masalah ini?

 

Keesokan harinya.

 

Nindi terbangun karena panggilan telepon. Mia meminta maaf di ujung telepon, "Maaf mengganggu Anda sepagi ini. Sesuatu terjadi pada doantur di yayasan."

 

"Apa ada yang meninggal lagi?"

 

Tanpa sadar, Nindi hanya bisa berpikir seperti itu.

 

"Kali ini dia nggak meninggal, tetapi pemasoknya terbongkar karena bekerja sama dengan berbagai yayasan untuk menerima suap, dan orang tersebut telah ditangkap. Kami juga melihat mobil dari toko 4S itu lagi dan mengambil foto pengemudinya."

 

"Kirimkan aku gambarnya."

 

Dalam sekejap, jantung Nindi berdebar kencang seperti guntur.

 

PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 542 Bangkit dari Luka ~ Bab 542 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on April 05, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.