Bangkit dari Luka ~ Bab 544

 

Bab 544

 

Untuk sesaat, pikiran Darren terasa sangat kacau. Namun, beberapa hal perlahan menjadi lebih jelas.

 

Witan menjawab lebih dulu, "Nindi, berhentilah pura-pura jadi orang baik. Semua praktik ini sudah dianggap hal yang biasa di dalam yayasan.

 

Bukannya kamu sengaja menggunakan ini sebagai alasan untuk mencari masalah dengan Sania?"

 

Nindi hanya menganggap pernyataan ini konyol, " Memang benar Sania melanggar hukum."

 

"Apa ini masalah kecil yang pantas dibesar-besarkan? Walaupun kamu sengaja mencari masalah dengan Sania, dia adalah calon kakak iparmu sekarang dan aku nggak akan pernah membiarkanmu memperlakukan Sania dengan buruk!"

 

Nindi tertawa karena marah dan tidak ingin membicarakannya lagi.

 

Lagi pula, tidak ada gunanya sama sekali berdebat dengan orang yang otaknya sudah digadai.

 

Nindi juga malas membuang-buang waktu, " Simpan saja omongan ini untuk polisi nanti."

 

Witan mencibir, "Nindi, kamu nggak berpikir masih bisa mengancam Sania. Pemasok itu sendiri mengakui bahwa dialah yang secara diam-diam mengganti pembalut wanita yang kedaluwarsa. Sania hanya menerima suap, dan jumlahnya nggak besar. Itu sama sekali bukan masalah besar."

 

Nindi menggertakan giginya kesal. Perkataan itu memang tidak salah.

 

Namun, dia tidak ingin Sania mendapatkan keinginannya, "Nggak ada gunanya memberitahuku, kita akan tahu setelah polisi menyelidikinya."

 

Setelah Nindi selesai berbicara, dia meninggalkan rumah Keluarga Lesmana.

 

Sania menatap punggung Nindi dengan sinis. Suatu hari nanti, dia akan menemukan cara untuk membunuh wanita jalang ini.

 

Sekarang, dia hanya bisa melindungi dirinya sendiri.

 

Sania menangis di bahu Witan, "Kak WItan, ini semua salahku. Kamu dan Kak Darren sampai bertengkar hebat... ini semua salahku."

 

"Sania, kamu tunanganku. Tentu saja aku akan memperlakukanmu dengan baik, Kak Darren akan mengerti."

 

Witan menatap Darren tajam. Bagaimanapun juga, Nindi menandatangani perjanjian operasi untuk mengamputasi kakinya karena Kak Darren tidak bisa dihubungi.

 

Baik Nindi maupun Kak Darren berhutang maaf padanya.

 

Darren mendengus dingin dan pergi dengan marah. Kenapa dia tidak menyadari bahwa Sania bodoh dan sangat licik sebelumnya?

 

Awalnya, dia ingin menggunakan Sania untuk menekan Nindi dan membuat gadis sialan itu lebih patuh.

 

Namun, dia tidak menyangka Saniå jadi orang yang begitu menyusahkan.

 

Darren sedang menyetir mobil ketika melihat Nindi berjalan di trotoar. Dia menurunkan kaca jendela dan bertanya, "Mau ke mana?"

 

Nindi awalnya sedang memikirkan sesuatu. Ketika dia melihat Darren, ekspresinya berubah menjadi lebih dingin, "Tentu saja, aku mau pergi ke sekolah. 11

 

"Masuk ke mobil. Aku akan mengantarmu ke sana."

 

"Nggak perlu, aku bisa naik taksi ke sekolah nanti."

 

Nindi langsung menolak. Dia sama sekali tidak ingin bertemu dengan siapa pun dari Keluarga Lesmana.

 

Darren awalnya sangat marah, tetapi memikirkan apa yang telah diperbuat Sania kali ini, dia pun melembutkan nada bicaranya lagi, "Aku tahu kali ini salahnya Sania, dan aku nggak akan membiarkan dia ikut campur dalam urusan yayasan setelah ini."

 

Nindi tetap tanpa ekspresi dan tidak menanggapi.

 

Darren berkata dengan sabar, "Setelah Kak Witan menjadi cacat, kepribadiannya banyak berubah. Dia akhirnya menemukan seseorang yang dia sukai. Tolong kasihanilah dia dan jangan ganggu masalah Sania kali ini."

 

Nindi menatap Darren tajam. Pada akhirnya, dia tetap membela Sania.

 

Dia menyeringai sinis. "Daripada repot-repot mencariku, lebih baik kamu mencarikan pengacara yang bagus untuk Sania!"

 

Nindi memanggil taksi dan bersiap untuk naik.

 

Darren tidak dapat menahan diri untuk berkata, " Asalkan kamu nggak mempermasalahkan hal ini, aku akan mencari cara agar Keluarga Morris setuju agar yayasan Keluarga Lesmana ikut serta dalam kegiatan amal bersama, yang juga akan menguntungkan yayasan yang didirikan oleh orang tua kita."

 

Nindi berhenti sebentar.

 

Darren merasa ada peluang, dan segera berkata, " Apa ini tawaran yang bagus? Nggak mungkin kita bisa melakukan ini hanya denganmu."

 

Nindi berbalik dan berjalan di depan Darren, tatapannya dingin, "Baiklah, tapi aku punya satu syarat lagi."

 

"Apa?"

 

"Kamu membela Kak Witan karena merasa bersalah karena kakinya di amputasi, 'kan?"

 

Nindi tersenyum dingin, bibir merahnya merekah, " Kamu harus mengakui di depan Kak Witan kalau dulu kamu sengaja nggak menjawab telepon karena nggak mau menanggung kesalahan atas amputasinya."

 

Ekspresi Darren langsung berubah.

 

PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 544 Bangkit dari Luka ~ Bab 544 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on April 05, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.