Bangkit dari Luka ~ Bab 545

 

Bab 545

 

Ketika Nindi melihat ekspresi Darren, dia merasa sedikit lega.

 

Tampaknya tebakannya benar.

 

Dia tidak ingin dituduh melakukan kejahatan karena menyetujui amputasi kaki Kak Witan, jadi dia sengaja tidak menjawab telepon.

 

Sekalipun Kak Leo mengungkapnya, Kak Darren tidak akan pernah mengakuinya.

 

Jika ingin dia menyerah demi Witan dan membiarkan Sania pergi, maka Darren juga harus membayar sesuatu.

 

Darren menelan amarahnya dan berkata, "Nindi, sudah bertahun-tahun berlalu sejak kejadian itu. Apa perlu untuk terus mengingatnya? Jika kamu ingin menebus kesalahanmu, aku bisa memberimu sesuatu yang lain."

 

"Haha, apa kamu mencoba untuk cuci tangan?"

 

"Aku nggak butuh kompensasi lainnya."

 

Nindi berkata dengan nada muram, "Tuan Darren, bagaimanapun juga, kamu bilang kalau kita semua adalah Keluarga Lesmana dan nggak ada salahnya mengorbankan sesuatu untuk keluarga. Jadi kali ini giliranmu untuk berkorban."

 

Sebelumnya, saat meminta Nindi untuk berkorban dan mengalah, kata-katanya terdengar begitu masuk akal.

 

Sekarang dia juga ingin melihat apa Darren dapat menepati kata-kata yang pernah diucapkannya?

 

Tangan Darren mencengkeram kursi dengan erat, " Bukannya aku sudah cukup berkorban untuk Keluarga Lesmana?"

 

"Itulah yang harus kamu korbankan. Lagi pula, ayah Sania telah melakukan banyak hal untuk keluarga Lesmana. Apa masalahnya kalau kamu berkorban sedikit? Orang-orang seharusnya berterima kasih dan membalas kebaikan. Kamu sendiri yang mengatakan itu."

 

Darren sangat marah hingga kepalanya hampir meledak.

 

Dia mengucapkan kata-kata ini, tetapi dia tidak pernah berpikir hal itu akhirnya menjeratnya juga.

 

Nindi berkata dengan nada sinis, "Itulah syaratku. Sebelum polisi menyelidiki kasus ini, sebaiknya kamu segera memberiku jawaban."

 

Setelah berkata demikian, dia berbalik, masuk ke mobil dan pergi.

 

Darren sangat marah hingga dia mengumpat keras, tetapi pada akhirnya dia tidak bisa berbuat apa-apa selain melihat Nindi pergi dengan taksi.

 

Dia sangat marah, "Aku nggak mengerti, apa benar Nindi adalah adik kandungku? Kenapa dia terus-menerus mempersulitku?"

 

Sekretaris Candra yang duduk di kursi pengemudi menoleh dan berkata, "Bos, bukan Nona Nindi yang membuat masalah, tapi dia yang harus terus mengalah dan berkorban. Pada akhirnya, siapa pun di posisinya pasti akan merasa nggak nyaman."

 

Sekretaris Candra sekarang mengikuti Darren, dan ini juga diatur secara khusus oleh Tuan Keduanya. Dia ingin Sekretaris Candra mengawasi Keluarga Lesmana dan tidak melakukan apa pun yang menyakiti Nindi.

 

Darren terdiam.

 

Sekretaris Candra melanjutkan, "Bos, jika Nona Nindi adalah saudara kandung Anda, tampaknya agak aneh kalau Anda lebih baik kepada Sania selama ini."

 

"Kamu nggak ngerti."

 

Ketika Darren memikirkan identitas Sania, Kepalanya terasa semakin sakit.

 

Tanpa terasa, bertahun-tahun telah berlalu.

 

Sekarang Witan benar-benar menyukai Sania, masalah ini menjadi semakin sulit untuk ditangani.

 

Nindi naik mobil dan langsung pergi ke pusat kebugaran.

 

Dia mengganti pakaiannya dan pergi ke ruang tinju sendirian, di sana dia mulai meninju karung pasir.

 

Jika bukan karena memancing orang-orang di belakang Sania muncul, dia seharusnya sudah memutuskan hubungan dengan Keluarga Lesmana hari ini.

 

Tetapi ayah Sania masih belum ditemukan, jadi dia hanya bisa menanggungnya dengan sabar.

 

Nindi merasa sangat sedih, saat dia teringat apa yang terjadi di kehidupan sebelumnya.

 

Dia tidak menyangka bahwa Witan benar-benar menyukai Sania.

 

Apa Kak Darren juga menyukai Sania?

 

"Apa Kamu nggak menginginkan tanganmu lagi?"

 

Tiba-tiba sebuah suara dingin terdengar. Seseorang menahan samsak dengan tangannya.

 

Nindi yang masih terengah-engah, mengangkat kepalanya. Ketika dia melihat Cakra, matanya langsung berbinar dengan kebahagiaan. "Kamu sudah kembali?"

 

Dua hari ini, dia tahu Cakra sedang dalam perjalanan bisnis, jadi dia tidak menceritakan kepadanya apa yang terjadi pada Keluarga Lesmana.

 

Sekarang ketika melihat Cakra, Nindi merasa senang.

 

Nindi melangkah maju dan memeluknya, sambil sengaja mengusap keringat di dahinya ke kemeja putihnya.

 

Cakra memperhatikan gerakan kecilnya, tetapi tidak memedulikannya.

 

Dia memeluknya, dan tak seorang pun berbicara, mereka menikmati ketenangan saat itu.

 

Nindi bersandar dalam pelukannya, napasnya dipenuhi aroma tubuhnya, membuatnya merasa tenang.

 

Dia memejamkan matanya, dan suasana hatinya yang mudah tersinggung pun kini menjadi jauh lebih baik.

 

Benar saja, dia sangat menyukai pria ini.

 

Suasana hati Cakra juga membaik. Selama dua hari terakhir dalam perjalanan bisnis, dia selalu memikirkan Nindi.

 

Dia mengetahui dari Mia apa yang terjadi pada Keluarga Lesmana dan bergegas kembali karena cemas.

 

PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 545 Bangkit dari Luka ~ Bab 545 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on April 05, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.