Bangkit dari Luka ~ Bab 551

 

Bab 551

 

Usai mendengar perkataan itu, Nindi seketika merasa kebingungan.

 

la tersenyum tipis, lalu berkata, "Nona Sofia, aku tahu betul seperti apa pacarku."

 

Tak perlu orang lain menilai kepribadian Cakra.

 

Kalimat itu sudah berada di ujung lidah Sofia, ia sangat ingin mengungkap kebenaran kepada Nindi, tetapi akhirnya ia menahan diri.

 

Jika bermaksud untuk mengungkap identitas Cakra kepada Nindi, setidaknya harus dilakukan dengan lebih hati-hati..

 

Kalau tidak, itu lebih menguntungkan untuk Nindi, ' kan?

 

Gadis mana pun, jika mengetahui kekasihnya ternyata pewaris keluarga Julian, tentu akan merasa sangat gembira!

 

Saat itu, Nindi akan semakin sulit untuk melepaskannya.

 

Itu bukan akhir yang ia harapkan.

 

Melihat perubahan ekspresi Sofia, Nindi pun berkata, "Kamu sebenarnya mau ngomong apa sih?"

 

"Nggak ada kok, aku kayaknya terlalu ikut campur urusan orang," jawab Sofia.

 

Ada maksud jahat tersembunyi di balik tatapan Sofia. Sebab permasalahan yayasan sebelumnya tidak membuat Nindi menderita, maka ia harus mencari cara lain.

 

Keduanya keluar dari lift bersama, tetapi arah langkah mereka menuju tempat yang sama pula.

 

Hingga akhirnya, mereka berdiri di depan ruang VIP yang sama.

 

Sofia menatapnya dengan heran. "Kamu juga datang ke sini?"

 

"Iya, kebetulan banget. Nona Sofia juga mau menemui Nyonya Martha, ya?" tanya Nindi.

 

"Iya," jawab Sofia singkat.

 

Sofia mendorong pintu dan melangkah masuk, sementara Nindi mengikuti di belakangnya. Saat mendongakkan kepala, ia melihat Darren bersama seorang wanita kaya yang duduk di kursi utama, yang tidak lain adalah Nyonya Martha.

 

Sementara itu, Witan dan Sania, kemungkinan besar masih tertahan di gerbang utama.

 

Sofia segera menghampiri Nyonya Martha dan berbincang dengan akrab.

 

Nindi tidak langsung menghampiri. Sebelum mengetahui maksud Nyonya Martha, ia lebih memilih untuk menjaga jarak.

 

Darren menghampiri Nindi dan berbisik, "Nanti kamu juga ikut menyapa ke sana."

 

"Sebenarnya maksud Nyonya Martha itu apa sih?" tanya Nindi dengan berbisik juga.

 

"Nggak ada maksud lain, cuma mau ketemu sama kamu. Kamu ikut bersulang juga, nanti kamu lihat gimana cara Nona Sofia melakukannya," ucap Darren.

 

Darren merasa sedikit kecewa. "Biasanya kalau di rumah galak banget, giliran di luar malah ciut begitu."

 

Nindi merasa sedikit kesal. Sikap kakaknya yang menjilat dan berupaya mengambil simpati orang lain sangat mengusiknya.

 

Sorot matanya menyiratkan sindiran, menatap Darren dengan tajam.

 

Darren turut menyadari hal itu, ekspresinya berubah menjadi dingin dan hanya memilih untuk diam.

 

Saat itu, Nyonya Martha akhirnya menoleh ke arah Nindi. "Wah, jadi ini Nindi, ya? Ternyata berbeda kalau bertemu langsung."

 

Barulah Nindi mengangkat gelasnya dan tersenyum. "Halo, Nyonya Martha."

 

"Aku nggak nyangka hubungan Nona Nindi dengan Zovan sedekat itu. Dia sama sekali nggak pernah cerita loh sebelumnya," ucap Nyonya Martha.

 

Nyonya Martha berbicara dengan nada menguji. Beberapa saat lalu, Zovan menghubunginya secara pribadi dan membahas masalah yayasan, memintanya agar membantu Nindi serta tidak ikut campur dalam urusan keluarga Lesmana.

 

'Zovan bukan tipe orang yang dermawan. Jangan jangan dia suka sama Nindi?' batinnya.

 

Nindi menjawab dengan tenang. "Saya dan Tuan Zovan hanya teman biasa."

 

Ia hanya menyampaikan hal itu, tanpa menyinggung masalah lain agar Cakra tidak terlibat.

 

Nyonya Martha merasa sedikit kesal, ia sampai turun tangan sendiri untuk bertanya; tetapi Nindi tetap diam saja.

 

Sofia menyadari bahwa suasana cukup menegang, sehingga ia segera berusaha mencairkan suasana." Nyonya Martha, Nona Nindi memang orang yang jujur, Tante Riska juga pernah bilang begitu."

 

"Bu Riska kenal sama Nona Nindi?" tanya Nyonya Martha.

 

"Iya, kenal. Tante Riska yang merekomendasikan Nona Nindi buat dapat kartu anggota di klub. Tante Riska kelihatan cukup menyukainya. Tapi dulu di klub, dia sempat kena tipu pemasok barang dan akhirnya dikeluarkan dari yayasan amal kami. Sekarang begitu masalah ini semakin ramai, kami baru sadar kalau Nona Nindi sebenarnya nggak salah," jelas Sofia.

 

Setelah Sofia menyelesaikan perkataannya, Nyonya Martha terkejut mendapati bahwa Nindi mampu membuat Bu Riska turun tangan membujuknya.

 

Demi menghormati Bu Riska, mereka akhirnya tidak lagi mempersulit Nindi.

 

Nyonya Martha menatap Darren dan berkata, "Adik perempuanmu boleh juga, dia bisa membuat banyak orang membelanya. Jadi, buat apa kamu repot-repot menjamuku makan begini?"

 

Ekspresi Darren tampak sedikit canggung. "Nyonya Martha, adik saya masih muda dan belum banyak pengalaman, saja juga..."

 

PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 551 Bangkit dari Luka ~ Bab 551 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on April 19, 2025 Rating: 5

Post Comments

No comments:

Powered by Blogger.