Bab 554
Oh, begitu rupanya.
Nindi menyadari bahwa
Sofia juga mengenal Zovan, tampaknya mereka berada dalam lingkungan pertemanan
yang sama.
Setelah kembali ke ruang
VIP, Nindi segera melanjutkan santapannya. Sebelumnya, ia belum merasa kenyang.
Cakra terus teringat
peristiwa yang baru saja terjadi dan merasa sedikit khawatir.
la sungguh merasa lega
karena Bu Riska tidak mengungkapkan identitasnya di depan umum.
Ia menatap Nindi yang
tengah menikmati hidangan dengan ekspresi penuh keraguan.
Usai menyantap hidangan,
Nindi mendapati Cakra tampak gusar seolah hendak berkata sesuatu." Kamu
lagi mikirin apa?"
"Aku punya teman
yang lagi bermasalah," jawab Cakra.
"Kenapa?"
tanya Nindi.
Jangan-jangan teman yang
dia maksud itu Zovan?' ucap Nindi dalam hati.
"Temanku itu dari
keluarga yang lumayan kaya. Dia sudah punya pacar, tapi dia sembunyiin
identitasnya. Sekarang dia lagi bingung, harus jujur atau nggak ke pacarnya
itu," ucap Cakra.
"Kalau kayak gitu,
saranku sih mending langsung putus saja," balas Nindi.
Ketika Cakra mendengar
kata 'putus', roman mukanya seketika menjadi pucat pasi.
Ia menelan ludah dengan
kasar, lalu berkata, " Langsung putus? Tapi kalau dia nggak mau, gimana?
11
"Kalau nggak mau,
terus kenapa dari awal nggak jujur saja coba?" ucap Nindi.
Nindi berkata dengan
serius. "Menurutku, kalau pacaran, harusnya saling terbuka. Kalau dia
menutupi identitasnya, berarti dia takut ceweknya mau hartanya saja,
'kan?"
"Bukan karena itu
sih," ucap Cakra.
Cakra merasa begitu
cemas hingga bibirnya terasa kering. Padahal, dalam negosiasi di bidang bisnis,
ia tidak pernah segugup ini.
"Terus
kenapa?" tanya Nindi.
Cakra tak kuasa
mengucapkan apa pun saat mendapati tatapan Nindi. Terlebih lagi alasan
sebenarnya, yang semakin berat baginya untuk diungkapkan.
Nindi tiba-tiba
mendekat. "Cakra, kamu kayaknya aneh, deh."
Keringat dingin mulai
membasahi dahi Cakra.
Nindi menyipitkan
matanya. "Kamu segitu banget bela temanmu itu, jangan jangan 'teman' yang
kamu maksud malah dirimu sendiri, ya?"
Cakra gemetar ketakutan
hingga tak mampu untuk berbicara.
Seketika tawa Nindi pun
pecah. "Aku bercanda kok, pasti yang kamu maksud itu Zovan, 'kan."
Seluruh punggung Cakra
basah kuyup dengan keringat dingin. Apa ia sebaiknya mengatakannya sekarang?
Namun, setelah mendengar
Nindi berkata harus putus.
Ia benar-benar enggan
putus!
Pada akhirnya, Cakra
merasa gentar. Ia perlu menemukan solusi yang tepat. Nanti, ia harus berdiskusi
dengan Zovan mengenai hal ini.
Nindi melihat jam
sekilas. "Ayo, sudah malam juga."
Keduanya melangkah pergi
dari Restoran Pyrus.
Namun, Nindi justru
mendapati Witan dan Sania masih berada di luar. Ia sedikit keheranan.
"Loh, kalian belum masuk?"
Ekspresi Sania seketika
berubah memerah, dasar jalang!
Faktanya, mereka
dibiarkan menunggu di tempat ini cukup lama, dan kemungkinan besar hal ini
berkaitan dengan Nindi.
Witan yang merasa
dipermalukan, berteriak dengan marah. "Nindi, kamu ngomong apa ke Kak
Darren? Dia nggak keluar-keluar dari tadi, bahkan nggak angkat telepon
kami!"
Jika bukan karena itu,
mana mungkin ia dan Sania dibiarkan tertahan di luar selama itu, 'kan?
"Ya tanya sendiri
ke Darren dong, kenapa malah tanya ke aku?" ucap Nindi.
Nindi menduga bahwa
Darren sengaja melakukan hal itu. Tampaknya ia juga merasa kesal dengan kedua
orang ini.
Sania berkata dengan
ekspresi memelas. "Kak Nindi, aku tahu kok kalau kamu nggak suka sama aku,
tapi acara makan malam ini penting banget, menyangkut masalah yayasan. Kalau
kamu bikin onar, terus yayasan kena imbasnya, kamu sendiri yang bakal nyesel
nanti."
Sial! Kabarnya acara
makan malam kali ini dihadiri Nyonya Martha.
Andaikata ia mampu
memberikan kesan yang baik di hadapan Nyonya Martha, status nya pasti akan
terus menanjak. Namun, kenyataannya, ia bahkan tidak dapat masuk ke Restoran
Pyrus, apalagi bertemu dengan Nyonya Martha.
Ini pasti ulah Nindi!
Ini pasti perbuatan
Nindi, yang sengaja menghalanginya untuk dapat berkenalan dengan Nyonya Martha!
Witan yang duduk di
kursi rodanya, menghampiri Nindi dan segera meraih tangannya. "Kamu harus
bawa aku dan Sania masuk sekarang, kalau nggak, kamu nggak boleh pergi!"
Ia sudah berjanji
membawa Sania ke Restoran Pyrus, masa ia harus mengingkarinya, 'kan?
PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Bab Lengkap
No comments: