Bangkit dari Luka ~ Bab 557

 

Bab 557

 

Ketika melihat mahar sejumlah 1,98 miliar, sudut bibir Nindi terangkat membentuk senyuman sinis.

 

Harus diakui, perempuan licik ini memang mahir dalam membujuk pria yang jatuh hati padanya.

 

Namun, di dalam grup hanya Witan yang tiada henti mengirimkan pesan. Saat melihat mahar sejumlah 1,98 miliar, mata Sania seketika berbinar.

 

Siapa sangka, Witan yang lumpuh ini ternyata cukup dermawan.

 

Sania segera membalas di grup, 'Aku beneran nggak mau keluarga kita sampai pecah. Ini semua salahku.'

 

Witan terus berupaya menarik perhatian Sania di dalam grup obrolan.

 

Leo yang tak tahan pun menegur mereka berdua.' Kalau memang mau pecah, besok kita bahas bareng saja. Bagian Nindi juga harus tetap utuh!'

 

Nindi hanya melihat sekilas, sebelum akhirnya mematikan ponselnya.

 

la penasaran, keputusan apa yang akan diambil oleh Darren.

 

Di tengah lelapnya malam itu, Nindi kembali bermimpi tentang kecelakaan mobil yang dialaminya semasa kecil. Situasi di sekitarnya begitu kacau, dan suara kedua orang tuanya terus terngiang di telinganya.

 

Mereka seolah berkata, "Selamatkan dia dulu!"

 

Setelah kejadian itu, Nindi melihat kedua tangan terulur ke arahnya, kemudian membawanya keluar.

 

Usai terbangun, Nindi menatap langit-langit kamar dan mencoba mengingat seluruh isi mimpinya, tetapi ia tetap tidak bisa mengingatnya.

 

Namun, mungkinkah orang yang menolongnya sungguh seorang sopir?

 

Ia sangat meragukannya.

 

Jika bukan sopir, apa mungkin ada orang lain di lokasi kejadian?

 

Nindi mengingat kembali ucapan Darren bahwa ada orang lain di lokasi kejadian, tepatnya di kursi belakang mobil yang menjadi penyebab kecelakaan itu.

 

Saat ini, untuk mengungkap kebenaran, selain menemukan keberadaan ayah Sania, satu-satunya cara yang tersisa adalah mendekati keluarga Morris.

 

Terlepas dari itu, hal ini berkaitan dengan keluarga Morris, sehingga orang yang melarikan diri itu pasti mengetahui kejadian yang sebenarnya.

 

Nindi bangkit dan membasuh wajahnya menggunakan air dingin. Setidaknya kini ia telah menemukan sebuah petunjuk.

 

Di kehidupan sebelumnya, ia bahkan tidak mengetahui apa pun dan meninggal begitu saja.

 

Bisa dikatakan ini adalah awal yang baik.

 

Setelahnya, Nindi segera berangkat ke kampus untuk mengikuti kegiatan belajar.

 

Ternyata, di pelataran gedung kampus, ia bertemu dengan mahasiswa dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Serena dan Yanuar termasuk di dalamnya.

 

Serena menyeringai dan berkata, "Nindi, katanya yayasan kalian korupsi uang, ya? Kalau nggak mampu tuh nggak usah sok dermawan!"

 

Nindi yang tak mau kalah, segera membalas ucapannya. "Bukan cuma yayasan kami yang terseret masalah pemasok ini, keluarga Morris malah yang pertama kena imbasnya!"

 

Setelah Nindi selesai berbicara, Serena sangat marah hingga ingin melayangkan pukulan. Namun, ia menyadari bahwa Nindi bukanlah orang yang mudah dihadapi, akhirnya ia hanya mampu menahan amarahnya.

 

Cepat atau lambat, jalang ini harus dibereskan!

 

Yanuar menghampiri Nindi, dan bertanya dengan nada berbisik. "Sania sudah dua hari nggak masuk ke kampus, dia sakit, ya?"

 

Sania cuti sakit?

 

Nindi menatap Yanuar. "Kamu segitu pedulinya sama dia? Bukannya kalian sudah putus, ya?"

 

"Kita cuma pura-pura putus, tapi masih pacaran kok. Kamu tahu sendiri 'kan kalau Ibuku nggak setuju? Tapi, dua hari ini dia kelihatan cuek banget ke aku."

 

Yanuar merasa khawatir, jika tindakan sang ibu memicu kemarahan Sania.

 

Setelah mendengarnya, Nindi tersenyum penuh arti. Oh, belum putus, ya?

 

la tersenyum tipis. "Sania sehat kok, dia lagi sibuk ngurus pertunangannya."

 

"Tunangan?"

 

Yanuar terbelalak. "Hah?! Nggak mungkin! Dia tunangan sama siapa?!"

 

"Kak Witan, kakak kelimaku. Mereka sudah bareng sejak kecil, bisa dibilang kekasih kecil juga, sih," ucap Nindi.

 

"Nggak mungkin! Sania bilang kalau dia cuma cinta sama aku. Gimana bisa dia tunangan sama orang lain?!"

 

Meskipun Yanuar mengatakan hal itu, raut wajahnya menunjukkan apa yang sebenarnya ia pikirkan.

 

"Ya udah, tanya saja sendiri ke Sania," ucap Nindi.

 

Usai berkata, Nindi segera pergi tanpa menghiraukan ekspresi Yanuar.

 

Ia sungguh tidak menduga bahwa Sania ternyata berselingkuh.

 

Awalnya, Nindi berencana menggunakan bukti korupsi Sania terkait dana amal yang terkumpul sebelumnya untuk mencari keberadaan ayah Sania.

 

Siapa sangka, masalah pembalut kadaluarsa justru mengacaukan rencananya.

 

Kini, ia tidak mungkin berkompromi dan membiarkan Sania tetap berada di Yayasan. Hal itu terlalu ketara dan pasti akan memicu kecurigaan dari ayah Sania.

 

Oleh karena itu, ia harus menemukan cara lain.

 

Begitu Yanuar mengetahui perselingkuhan Sania, kernungkinan besar mereka akan bertengkar hebat. Saat itu, Sania akan semakin kekurangan orang yang dapat la andalkan.

 

PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 557 Bangkit dari Luka ~ Bab 557 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on April 19, 2025 Rating: 5

Post Comments

No comments:

Powered by Blogger.