Bangkit dari Luka ~ Bab 561

 

Bab 561

 

Nindi sebenarnya juga merasa sedikit bingung ketika Witan menanyakan pertanyaan itu.

 

Darren begitu melindungi Sania, bahkan setelah mengetahui Sania menggelapkan uang yayasan, dia tetap berusaha menyelesaikan masalah untuk Sania.

 

Mungkinkah Darren juga menyukai Sania?

 

Setelah Witan mengatakan ini, aula tiba-tiba menjadi sangat sunyi.

 

Sania menatap Witan dengan tidak percaya.

 

Sebenarnya, dia tidak terlalu memikirkannya. Lagi pula, Darren jarang tinggal di rumah dan jauh lebih tua darinya, jadi dia tidak pernah memikirkannya dari sudut pandang itu.

 

Namun, jika memang Darren menyukainya, bukankah itu jauh lebih baik dibandingkan Witan?

 

Darren langsung membentak Witan, "Omong kosong apa yang kamu bicarakan? Aku selalu menganggap Sania sebagai adik perempuanku. Apa kamu pikir semua orang sepertimu, yang bahkan nggak bisa melepaskan adikmu sendiri?"

 

Darren hampir dibuat gila oleh Witan.

 

Berani-beraninya Witan mengatakan bahwa dia menyukai Sania? Ini benar-benar tidak masuk akal!

 

Dia melindungi Sania karena suatu alasan, tetapi itu sama sekali bukan karena dia menyukai Sania. Dia belum sebegitu putus asanya.

 

Witan langsung merasa kesal. "Tapi Sanla bukarı adik kandung kita!"

 

"Aku sendiri yang mengurus proses adopsi Sania. Sekarang dia adalah adik kita. Dari segi hukum, kalian berdua nggak mungkin menikah siri atau secara resmi."

 

Nindi awalnya tidak memikirkan hal ini. Sepertinya itu benar.

 

Meskipun tidak ada hubungan darah, secara hukum mereka tetap tidak diizinkan untuk menikah.

 

Witan tertegun. Dia sedikit bingung, "Benarkah begitu?"

 

Sania buru-buru menjawab, "Kak Witan, sepertinya memang begitu menurut hukum."

 

Sania langsung merasa lega. Dia sebenarnya sama sekali tidak ingin menikah dengan Witan. Namun, untuk sementara waktu, dia harus berpura-pura setuju demi menyelesaikan masalah ini.

 

Bagaimanapun juga, Sania tahu bahwa dia dan Witan tidak mungkin menikah. Namun, dia tetap diam dan berpura-pura tidak tahu.

 

Kini Darren akhirnya angkat bicara.

 

Witan menggenggam tangan Sania. "Jangan khawatir, aku sudah bilang akan menikahimu, dan aku pasti akan bertanggung jawab sepenuhnya. Besok, kamu urus saja prosedurnya, batalkan status adopsimu dari keluarga Lesmana, pindahkan kartu keluargamu, lalu kita bisa menikah secara resmi."

 

Sudut bibir Sania sedikit berkedut. Dia sudah susah payah memindahkan namanya ke kartu keluarga Lesmana dan menjadi putri keluarga Lesmana. Mana mungkin dia mau keluar begitu saja?

 

Dia menjawab dengan suara pelan, "Aku nggak bisa memutuskan sendiri soal ini."

 

Witan langsung menatap Darren. "Kak Darren, apa kamu benar-benar ingin menghalangi pasangan yang saling mencintai ? Kalau kamu menganggap Sania sebagai adik, dan aku sebagai adik kandungmu, maka kamu seharusnya setuju."

 

Bagaimanapun juga, Darren sekarang adalah kepala rumah tangga.

 

Hati Darren terasa sesak saat melihat celana panjang Witan yang kosong karena kehilangan kaki.

 

"Witan, bukannya aku nggak setuju, tapi Sania baru diadopsi kurang dari setahun yang lalu. Kalau sekarang kita langsung membatalkan status adopsinya, itu cuma akan jadi bahan tertawaan orang-orang," balas Darren.

 

"Kalau begitu, kita tinggal merahasiakannya saja, ' kan?"

 

Witan makin tidak sabar. "Kak Darren, aku tahu kamu bisa mengurusnya, kamu cuma nggak mau menyetujuinya. Aku sudah cacat seperti ini, bisa dicintai seseorang saja sudah luar biasa, tapi kamu masih ingin menghalangi pernikahanku. Apa kamu nggak merasa bersalah terhadap ayah dan ibu yang sudah meninggal?"

 

"Cukup!"

 

Darren hampir meledak karena marah. Bagaimana mungkin Witan tidak menyadari apa pun?

 

Mana mungkin Sania benar-benar mencintai Witan? Dia pasti punya maksud lain, tetapi Darren tidak bisa mengatakannya secara langsung.

 

Di sisi lain, Nindi menikmati drama ini. "Kak Darren, setujui saja. Lagi pula, dengan begitu Sania akan tetap menjadi bagian dari keluarga Lesmana. Bukankah itu bagus?"

 

"Kak Nindi, aku tahu kamu nggak suka sama aku dan ingin menyingkirkanku. Tapi kalau aku baru diadopsi kurang dari setahun lalu dan sekarang sudah dikeluarkan lagi, apa kata orang nanti? Bagaimana dengan harga diriku?"

 

Hati Sania sangat gelisah. Dia tidak ingin Darren setuju.

 

Witan segera menghibur Sania, "Sania, jangan khawatir. Kita akan tinggal di kota lain di mana nggak ada yang mengenal kita, jadi nggak ada yang akan bergosip tentang kita."

 

Sania sangat enggan. Dia ingin tetap di Yunaria, dia tidak akan pergi ke tempat kecil untuk bersembunyi.

 

Nindi tersenyum penuh arti. "Ide yang bagus. Kalau begitu, setelah pembagian warisan, Kak Witan bisa membawa kekayaannya dan hidup nyaman di tempat lain."

 

PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 561 Bangkit dari Luka ~ Bab 561 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on April 19, 2025 Rating: 5

Post Comments

No comments:

Powered by Blogger.