Bangkit dari Luka ~ Bab 562

 

Bab 562

 

Darren menatap tajam ke arah Nindi. "Nindi, kenapa kamu malah bikin ribut di sini?"

 

"Aku nggak bikin ribut, kok. Lagi pula, Sania hanya punya status sebagai putri keluarga Lesmana, tapi dia sama sekali nggak punya bagian dalam harta keluarga. Kalau dia menikah dengan Kak Witan, berarti dia juga akan mendapatkan harta bersama sebagai suami istri, dan itu juga bisa memenuhi keinginan Kak Witan."

 

Senyum di wajah Nindi makin lebar. "Ini kan solusi yang menguntungkan bagi semua pihak."

 

Setelah mendengar ini, Witan sangat gembira. "Ya, aku juga berpikir begitu."

 

"Harta nggak bisa dibagi sekarang. Setidaknya harus menunggu sampai perusahaan terbuka untuk umum."

 

Darren sangat sensitif soal pembagian harta.

 

Sanía buru-buru menenangkan, "Kak Witan, bagaimanapun juga, perusahaan Kak Darren sedang berada di tahap kritis selama proses terbuka untuk umum. Kalau ada masalah seperti ini, bisa berpengaruh buruk. Lagi pula, hubungan kita nggak perlu buru-buru diselesaikan sekarang. Masih ada banyak waktu."

 

Saat ini, mereka hanya bisa menunda masalah Witan untuk sementara waktu.

 

Darren menatap Sania dengan lega. "Benar, itu yang aku maksud. Begitu perusahaan berhasil terbuka untuk umum, saat itu juga adopsi sudah berjalan lebih dari setahun. Kalau kita diam-diam membatalkan hubungan adopsi, nggak akan ada yang banyak bicara."

 

Namun, dia tetap tidak langsung menyetujui hubungan Sania dan Witan.

 

Dia akan menundanya untuk sementara waktu, dan kemudian mencari cara.

 

Selain Witan yang merasa tidak puas, semua orang tampak cukup senang dengan keputusan itu.

 

Melihat ini, Nindi langsung berdiri. "Aku sangat lapar, ayo makan."

 

Pertunjukan sudah selesai, saatnya makan sesuatu untuk mengisi perut.

 

Mungkin selain Nindi, yang lain tidak punya nafsu makan.

 

Witan duduk di samping Sania, sibuk mengambilkan makanan untuk Sania, seolah-olah sedang memamerkan kemesraan mereka.

 

Setelah melihat pemandangan ini, Darren merasa tidak senang.

 

Nindi hampir selesai makan, dia mendongak dan menatap Sania. "Meskipun aku nggak akan menuntutmu secara hukum, uang hasil korupsi dan suapmu harus dikembalikan sepenuhnya, nggak boleh kurang sepeser pun."

 

Sania menundukkan kepala dan berbicara pelan, " Tapi aku belum punya uang sebanyak itu sekarang. Bisa dicicil nggak?"

 

Jumlahnya hanya satu miliaran saja, dan dia menghabiskan semuanya untuk membeli pakaian serta tas bermerek. Mana mungkin dia masih punya sisa uang?

 

Witan mengangkat kepala. "Aku akan membayarkannya untuk Sania. Cuma 1 miliaran, ' kan?"

 

"Sekitar 1,2 M. Transfer sekarang saja, biar urusannya cepat selesai."

 

Nindi tidak ingin bermain-main dengan taktik penundaan waktu dengan orang-orang ini.

 

Ekspresi Witan sedikit berubah. Dia menatap Darren. "Kak Darren, seharusnya dividen sahamku cukup besar. Kalau aku ambil 1,8 M seharusnya nggak masalah, 'kan?"

 

"Dividen sahammu baru bisa dicairkan akhir tahun. Apa dividen tahun lalu sudah habis semua?"

 

Ekspresi Witan berubah sedikit canggung. "Aku sudah menghabiskannya untuk laboratorium Kak Sean. Kamu juga tahu kalatı penelitian itu butuh banyak uang."

 

Nindi menaikkan alis. "Tapi setahuku, banyak investor yang berebutan untuk berinvestasi di laboratorium Kak Sean. Dia pasti kaya raya."

 

"Nindi, diam! Ini bukan urusanmu!"

 

Witan mulai terlihat panik. "Kak Darren, bisa nggak kamu berikan uang dividen tahun ini lebih awal?"

 

"Oke."

 

Darren langsung menyetujui, tapi wajahnya tetap dingin.

 

Sania akhirnya tersenyum. Dia menatap Witan dengan ekspresi lembut. "Kak Witan, aku jadi nggak enak karena kamu harus menggantikan aku membayar ini. Tenang saja, aku pasti akan mengembalikan uangnya padamu."

 

"Kamu bicara apa sih? Kita akan menikah. Uangku juga uangmu."

 

Witan menggenggam tangan Sania erat-erat, tatapannya penuh kasih sayang.

 

Darren merasa makin kesal, sampai akhirnya dia meletakkan sendok dan pergi begitu saja.

 

Tiba-tiba, Witan teringat sesuatu. Dia menoleh ke arah Nindi. "Oh iya, kosongkan kamarmu dan berikan kamar itu untuk Sania. Aku mau menjadikannya sebagai kamar pengantin kami."

 

Nindi langsung membengkokkan sendok di tangannya.

 

PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 562 Bangkit dari Luka ~ Bab 562 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on April 19, 2025 Rating: 5

Post Comments

No comments:

Powered by Blogger.