Bab 563
Mendengar kata-kata itu,
senyum di wajah Nindi langsung membeku.
Mulai cari gara-gara ya?
"Kamar ini
peninggalan orang tuaku, kamu nggak berhak menyuruhku pindah."
"Kamarmu paling
besar, kenapa nggak mau pindah? Aku dan Sania akan menikah, tentu saja kami
butuh kamar besar. Kamu bisa pakai kamar Sania yang kecil itu."
Sejak tadi Witan sudah
mendengar bagaimana Nindi membela dirinya. Dia tahu bahwa Nindi ini sebenarnya
masih takut kalau dia tak mau mengurus Nindi. Karena itu, sekarang dia makin
percaya diri untuk mengajukan permintaan ini.
Nindi tersenyum sinis.
"Kak Witan, kamu mau kamarku ya? Oke, aku ceritakan sesuatu yang terjadi
di kamarku beberapa hari lalu... "
Wajah Sania langsung
pucat. Dia buru-buru berkata pada Witan, "Kak Witan, aku mendadak nggak
enak badan."
"Kamu kenapa?"
"Aku juga nggak
tahu, tapi dadaku terasa sesak. Bisa kamu periksa?"
Witann pun tersipu.
"Aku panggil dokter keluarga untukmu."
Sambil memeluk Sania,
Witan berteriak pada Nindi, "Cepat panggil dokter!"
Nindi santai menikmati
hidangannya, tidak berniat beranjak
Leo mendengus. "Kak
Witan, Sania memang suka pura-pura sakit, percuma panggil dokter."
"Kalian berdua
keterlaluan! Apa kalian akan menindas Sania seperti ini saat aku nggak ada? Dia
ini calon kakak ipar kalian!"
Akhirnya, Witan menyuruh
kepala pelayan untuk memanggil dokter keluarga.
Nindi menatap Sania
dengan tatapan penuh arti, membuat si gadis licik itu ketakutan hingga tak
berani menatap balik.
Tampaknya Sania
Kertanegara benar-benar takut kalau video dirinya berhubungan seks dengan
kepala pelayan di malam itu akan tersebar.
Leo ragu-ragu menoleh ke
arah Nindi. "Kenapa kamu nggak langsung bongkar saja kalau Sania berusaha
menjebakmu, tapi akhirnya malah tidur dengan kepala pelayan? Kalau begitu, Kak
Witan pasti nggak kan menikah dengannya."
"Menurutmu,
bukankah ini lebih menarik? Kalau kamu mau mengatakannya, silakan saja. Aku
nggak melarang."
Nindi berpikir bahwa
video itu tidak ada gunanya sekarang.
Dia perlu merencanakan
bagaimana cara menangkap ayah Sania.
Petunjuk tentang yayasan
amal sudah terputus, jadi dia harus mencari cara lain.
Setelah Nindi pergi, Leo
akhirnya memilih untuk tidak memberi tahu Witan tentang kejadian itu. Dia
merasa bahwa mungkin Nindi hanya tidak ingin Witan merasa kecewa dan terluka.
Apakah ini berarti Nindi
masih peduli dengan saudara-saudaranya?
Memikirkan semua
kesalahan yang telah dia lakukan di masa lalu, hati Leo semakin dipenuhi rasa
bersalah.
Setelah kembali ke
kamarnya, Nindi mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Cakra untuk membicarakan
apa yang baru saja terjadi di keluarga Lesmana.
Namun, Cakra tak
menjawab panggilannya.
Sambil memikirkan
kejadian hari ini, dia menatap video Sania dan kepala pelayan, bagaikan pedang
yang siap menebas si gadis licik.
Selain masalah yayasan,
Nindi juga mengingat sesuatu. Di kehidupan sebelumnya, Witan pernah terlibat
dalam proyek AI, lebih tepatnya pembuatan anggota tubuh palsu pintar.
Proyek ini sebenarnya
dia teliti untuk Witan, tetapi tak disangka menjadi sangat sukses dan laku
keras di pasaran.
Jika Witan ingin menikah
dengan Sania, tentu dia akan menginginkan kaki palsu yang lebih canggih dan
praktis. Dengan begitu, dia akan terlihat lebih seperti orang normal.
Mungkin dia bisa mulai
dari proyek Al.
Setelah memutuskan hal
itu, Nindi melihat waktu di ponselnya. Namun, Cakra masih belum membalas.
Apa yang sebenarnya dia
lakukan?
Nindi tidak tahan untuk
tidak meneleponnya.
Setelah cukup lama
menunggu, akhirnya panggilan diangkat. Namun, suara yang terdengar bukan milik
Cakra, melainkan seorang wanita.
Napas Nindi tertahan.
Suara ini terdengar sangat familiar.
"Nona Sofia,"
ujarnya dengan nada tidak percaya.
"Nona Nindi, aku
tahu kamu pasti punya banyak pertanyaan. Ini bukan saat yang tepat membahasnya.
Besok pagi, kita bertemu di kafe di seberang kampus."
"Kenapa kamu
memegang ponsel Cakra? Kamu
Sebelum Nindi bisa
menyelesaikan kata-katanya, telepon sudah terputus.
Dia menatap layar
ponselnya dan segera mencoba menelepon kembali, tetapi panggilannya
terus-menerus ditolak.
Sekarang, pikirannya
benar-benar kacau.
Kenapa malam-malam
begini Sofia bisa bersama Cakra?
Apa mereka benar-benar
bersama?
Nindi membuka riwayat
obrolannya dengan Cakra, semuanya tampak normal.
PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Bab Lengkap
No comments: