Bab 568
Sofia masih belum menemukan
alasannya, tapi nalurinya mengatakan bahwa ini pasti sesuatu yang penting.
Kalau tidak, Cakra tidak akan menunjukkan ekspresi seperti itu.
Di kampus.
Setelah menyelesaikan kelas sorenya,
Nindi menghabiskan waktunya di markas untuk bermain gim. Dia sangat kejam saat
mengalahkan lawan.
Anggota tim di markas menyadari bahwa
suasana hati Nindi sedang tidak baik, jadi mereka tidak berani bercanda
dengannya.
Galuh berbisik pada Nindi,
"Kapten, apa yang sebenarnya terjadi padamu?"
"Nggak ada apa-apa, malam ini
aku akan mentraktir semua orang makan malam."
Nindi memaksakan senyum. Dia mencoba
bersikap seolah-olah dia tidak peduli, tetapi semua orang di sekitarnya bisa
melihat bahwa suasana hati Nindi sedang buruk.
Saat mereka pergi makan bersama,
Nindi menerima pesan dari Cakra, menanyakan apa yang ingin dia makan malam ini.
Dia hanya melirik pesan itu sekilas,
lalu tanpa ekspresi membalas. "Malam ini ada acara makan bersama di
markas, aku nggak bisa datang."
Cakra sedang duduk dalam mobilnya
saat membaca balasan Nindi. Rasa cemas di hatinya makin kuat.
Dia mencoba menelepon, tetapi Nindi
tidak mengangkat.
Cakra lalu mengirim pesan lagi.
"Kamu makan di mana? Aku ada sesuatu untukmu."
Namun, pesannya seperti tenggelam di
lautan, tidak mendapat balasan sama sekali.
Cakra menarik dasinya, menurunkan
jendela mobil untuk merasakan angin di luar. Dia yakin bahwa Nindi benar-benar
marah.
Nindi melihat pesan di ponselnya dan
sengaja tidak membalas.
Dia minum sedikit alkohol dan Galuh
segera menahannya. "Jangan minum terlalu banyak, hati-hati mabuk."
Namun, Nindi hanya ingin minum saat
itu.
Setelah makan malam, Nindi berjalan
sempoyongan, dan Galuh buru-buru memapahnya. " Hati-hati."
Yudha melangkah maju. "Biar aku
gendong saja. Kalau cuma kamu yang menahannya, dia bisa jatuh kapan saja."
Galuh ragu sejenak sebelum akhirnya
mengangguk.
Mereka membantu Nindi yang mabuk
menyebrang jalan.
Tiba-tiba sebuah mobil mewah berhenti
di dekat mereka. Seorang pria tampan turun dari mobil dengan ekspresi dingin,
matanya tertuju pada Nindi.
Cakra mengernyitkan keningnya.
"Bukankah aku sudah bilang jangan minum terlalu banyak kalau sedang di
luar? Aku akan antar kamu pulang."
Yudha mundur selangkah, menatap pria
itu dengan waspada. "Kamu siapa?"
Cakra menatapnya dengan tidak senang.
"Aku pacarnya."
Para mahasiswa yang ada di sekitar
mereka saling berpandangan. Mereka semua seperti baru pertama kali mendengar
kalau kapten mereka punya pacar.
Galuh maju ke depan dan berkata,
"Maaf, tapi kami belum pernah melihatmu sebelumnya, jadi karni nggak bisa
memastikan identitasmu. Kami nggak bisa membiarkanmu membawanya begitu
saja."
Cakra menepuk wajah Nindi pelan.
"Bangun, katakan pada mereka aku ini siapa."
Dengan mata setengah terbuka, Nindi
melihat pria di depannya. Lalu, dia berkata dengan kesal, "Aku nggak kenal
kamu!"
Ekspresi Cakra langsung berubah
muram. "Nindi, nggak lucu."
Galuh mengertakkan gigi.
"Sekarang Nindi sedang mabuk. Mungkin dia cuma asal bicara. Aku adalah
teman sekamarnya, jadi aku akan memastikan dia sampai ke asrama dengan selamat.
Kalau ada yang ingin kamu bicarakan, tunggu saja sampai besok setelah dia
sadar."
Cakra akhirnya menarik tangannya dan
menahan diri untuk tidak mengatakan apa pun lagi.
Dia mengikuti mereka dari kejauhan
dan baru pergi setelah melihat Nindi dipapah masuk ke asramanya.
Cakra tidak punya pilihan selain
mencari di Internet. "Apa yang harus saya lakukan jika pacar saya marah
dan mengabaikan saya karena saya tidak membalas pesannya tepat waktu?"
Dia mengingat semua cara meminta maaf
dan membujuk itu di benaknya.
Ketika Nindi bangun keesokan harinya,
dia merasa pusing.
"Akhirnya kamu bangun
juga."
Nindi menoleh pada Galuh dan menguap.
"Semalam aku mabuk, ya?"
Nindi, kamu bertengkar dengan
pacarmu, ya?"
Ekspresi Nindi membeku. "Aku
bilang apa saja pas mabuk semalam?"
"Kamu nggak bilang apa-apa, tapi
pacarmu sepertinya menunggu di luar kampus sepanjang malam."
PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Bab Lengkap
No comments: