Bangkit dari Luka ~ Bab 570

   

Bab 570

 

"Bolehkah aku ikut kalian makan siang?" tiba-tiba Yanisha bertanya.

 

Nindi tidak keberatan. Dia menoleh ke arah Galuh dan keduanya mengangguk.

 

Yanisha merasa lega, lalu mengambil kruknya dan berjalan turun bersama mereka.

 

Nindi menoleh ke Galuh. "Bagaimana kalau kita makan di kantin sekolah saja? Lebih dekat."

 

Alasan utamanya adalah Yanisha mengalami kesulitan berjalan. Jika dia berjalan terlalu jauh, dia mungkin merasa tidak nyaman.

 

Mereka bertiga pergi ke kantin kecil untuk makan siang.

 

Galuh melirik gerbang kampus. "Mobil itu masih di sana."

 

Nindi mengikuti pandangan Galuh dan langsung mengenali mobil Cakra. Dia tidak menyangka pria itu masih menunggu di luar kampusnya.

 

Saat itu, Nindi mengeluarkan ponselnya dan menemukan beberapa pesan dari Cakra. Semuanya menanyakan apakah dia sudah bangun dan ingin mengajaknya makan siang di Restoran Pyrus.

 

Nindi melihatnya dan membalas, "Sudah bangun, tapi hari ini masih ada kelas. Jadi aku nggak bisa pergi."

 

Begitu pesannya terkirim, teleponnya berdering.

 

"Sebaiknya angkat saja dan jelaskan," ujar Galuh.

 

Nindi pergi ke koridor untuk mengangkat telepon. Terdengar suara berat dan serak pria itu dari seberang sana, "Apa kamu merasa nggak enak badan pas bangun tadi? Sup pereda pengar di Restoran Pyrus sangat manjur. Aku akan memesankannya untukmu nanti."

 

"Jangan repot-repot, aku baik-baik sekarang."

 

Nada suara Nindi agak menjauh.

 

Cakra memijat pelipisnya. "Nindi, semalam aku ada urusan jadi nggak sempat membalas pesanmu. Lain kali aku pasti akan memberitahumu sebelumnya."

 

Nindi berdiri di koridor, menatap mobil yang terparkir di gerbang kampus.

 

Matanya sedikit memerah. "Aku tahu, tapi aku juga agak sibuk akhir-akhir ini. Kita bicarakan lagi setelah aku selesai."

 

Nindi memang belum tahu bagaimana menghadapinya sekarang.

 

Dia butuh waktu beberapa hari untuk menenangkan diri.

 

Bukankah Cakra juga sedang mencoba menghindarinya?

 

Cakra menghela napas lega. "Baiklah. Kebetulan, ada sesuatu yang ingin kubicarakan juga nanti."

 

Saat ini, neneknya masih terbaring di rumah sakit.

 

Dia ingin membawa Nindi menemui neneknya, tapi sebelum itu, dia harus jujur tentang identitasnya.

 

Namun, siapa sangka, di saat seperti ini, justru muncul masalah di antara mereka.

 

Setelah panggilan berakhir, Cakra membuka jendela mobil dan menyalakan sebatang rokok.

 

Dia sebenarnya tidak kecanduan merokok dan hanya merokok ketika sedang sangat kesal seperti sekarang. Dia tidak punya cara untuk menghadapi Nindi.

 

Dia harus mencari cara untuk membujuknya dalam beberapa hari ini, agar Nindi tidak semakin marah setelah mengetahui identitasnya.

 

Setelah menutup telepon, Nindi melihat mobil di gerbang sekolah pergi, dan hatinya terasa kosong.

 

Dia kembali ke meja makan dan makan dengan linglung.

 

"Dia sudah pergi, ya?" tanya Galuh.

 

Nindi agak kesal. "Sudah. Aku akan menenangkan diri dulu beberapa hari ini."

 

Galuh menatap Yanisha. "Untung Nindi dan pacarnya cuma pacaran biasa, tapi kalau tunanganmu. Kamu harus hati-hati, bisa saja dia datang untuk menguras hartamu."

 

Yanisha ragu-ragu. "Aku juga sudah mencari tahu tentang keluarga tunanganku. Dia punya adik perempuan yang sangat dia sayangi, tapi bukan adik kandung. Keluarganya sudah beberapa kali membantu masalah adik angkatnya itu."

 

Nindi terkejut. Apakah Yanisha sedang membicarakan Sania?

 

Tentu saja, keluarga Ciptadi tidak bodoh, tidak mungkin mereka tidak tahu apa-apa.

 

Namun, apa tujuan Yanisha tiba-tiba membicarakan ini di hadapannya? Apakah Yanisha sedang mengujinya?

 

Galuh menggebrak meja dengan marah. "Kenapa lagi-lagi ada adik angkat, sih? Apa nggak ada yang benar-benar baik?"

 

Tatapan Yanisha menjadi lebih rumit. Setelah Galuh pergi ke toilet, dia menatap Nindi. "Kalau menurutmu sendiri bagaimana?"

 

"Nona Yanisha Ciptadi, kalau kamu ingin tahu hubungan kakakku dengan Sania, nggak perlu berputar-putar seperti ini."

 

Setelah Nindi selesai berbicara, wajah Yanisha langsung berubah pucat.

 

Dia tak menyangka Nindi ternyata sudah mengetahuinya.

 

PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 570 Bangkit dari Luka ~ Bab 570 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on April 19, 2025 Rating: 5

Post Comments

No comments:

Powered by Blogger.