Bangkit dari Luka ~ Bab 572

   

Bab 572

 

"Kurir yang antar, paling-paling dari pacarmu," ujar Galuh.

 

Lagi pula, pacar Nindi dari dulu juga sering mengirim barang seperti ini.

 

Nindi melangkah mendekat dan melihat beberapa kantong belanjaan berisi barang mewah. Salah satunya berisi sarung tangan tinju edisi terbatas hasil kolaborasi eksklusif.

 

Andai ini terjadi di masa lalu, dia pasti akan sangat senang menerima hadiah seperti ini.-

 

Namun, kali ini dia hanya mendorong kantong itu ke samping tanpa membukanya. Toh, dalam beberapa hari ke depan, dia berencana mengembalikannya.

 

Setelah mandi, Nindi kembali ke tempat tidur dan melihat ada satu pesan yang belum dibaca di ponselnya. Jantungnya berdetak sedikit lebih cepat, karena tidak tahu siapa sang pengirim pesan itu.

 

Sembari berusaha tetap tenang, dia mengambil ponselnya dan melihat isi pesan tersebut. Memang benar, itu dari Cakra, "Sudah tidur?"

 

Nindi berbaring menatap layar ponselnya cukup lama. Namun, pada akhirnya, dia memilih untuk tidak membalas.

 

Di kehidupan sebelumnya, dia telah dikhianati oleh orang-orang terdekatnya, dan trauma itu terlalu dalam. Dia tak pernah menyangka bahwa pria yang paling dia percaya ternyata juga membohonginya

 

Lantas, siapa lagi yang bisa dia percaya?"

 

Keesokan paginya, begitu terbangun, hal pertama yang Nindi lakukan adalah mengambil ponselnya.

 

Dia tidak membalas pesan itu semalam, tetapi pria itu juga tidak mengirim pesan lagi.

 

Tepat saat itu juga, ponsel Nindi tiba-tiba menampilkan notifikasi berita hiburan, "Pewaris Keluarga Julian Akan Segera Menikah Dalam Waktu Dekat."

 

Dadanya terasa sesak begitu membaca berita itu, napasnya seakan tertahan.

 

Matanya mulai memanas, rasa pedih bahkan mulai merayapi hatinya.

 

Jika dia memang sudah bertunangan, lalu untuk apa masih mencarinya?

 

Apa dia benar-benar berniat menyembunyikan ini selamanya? Ingin menjadikannya sebagai selingkuhan yang tak diungkapkan di depan umum?

 

"Nindi, kenapa kamu nangis?"

 

Galuh buru-buru mengambil tisu dan menyerahkannya.

 

Nindi menghapus air matanya, matanya memerah dengan kilatan amarah, "Bagaimana kalau ternyata aku ini cuma selingkuhan?"

 

"Apa? Maksudmu pria itu sudah punya pacar?"

 

Nindi mengerucutkan bibirnya dan berkata, "Lebih tepatnya, dia sudah punya tunangan. Sebentar lagi mau menikah."

 

"Ini keterlaluan! Kamu harus bongkar semuanya!"

 

Nindi mematikan ponselnya, "Tapi dia bukan orang biasa. Kalau aku membongkarnya yang ada orang-orang malah bilang aku mata duitan."

 

"Nindi, jangan biarkan dia lolos begitu saja! Kalau dia berani menjadikanmu selingkuhan, kamu harus balas juga dengan cara yang sama!"

 

Nindi menatap Galuh, "Apa maksudmu?"

 

"Dari pengalaman sepuluh tahun baca novel, tipikal pria seperti pacarmu itu pasti menikmati peran sebagai penguasa yang menyembunyikan sesuatu darimu. Dia suka memegang kendali. Tapi kalau kamu yang meninggalkannya lebih dulu dengan acuh tak acuh, dia pasti bakal goyah!"

 

Nindi kembali mengerucutkan bibirnya, "Apa itu bisa berhasil?"

 

"Memangnya perlu sampai menungggu dia yang mengungkapkannya, lalu kamu cuma mendengar permintaan maaf setengah hatinya sebelum dia menikahi tunangannya? Terus, bagaimana dengan penderitaan yang kamu rasakan gara-gara dia?"

 

Nindi mengeryit, tidak langsung menjawab.

 

Saat itu, Yanisha menjulurkan kepalanya dari balik pintu, "Aku mungkin bisa bantu."

 

Tidak ada satu pun skandal yang tak bisa diungkap oleh keluarga Ciptadi.

 

Galuh pun buru-buru mengangguk, "Itu benar! Yanisha kan dari jurusan jurnalistik. Dia bisa bantu menuliskan semua bukti dan menjatuhkan si brengsek itu sampai habis!"

 

Nindi menundukkan pandangannya, "Untuk sekarang, nggak perlu."

 

Yanisha langsung menyela, "Aku serius, aku bisa mengurus ini! Percaya saja padaku, ini keahlianku."

 

Yanisha pernah berutang budi pada Nindi. Ini adalah kesempatan untuk membalasnya.

 

Nindi tahu keluarga Ciptadi memang berpengaruh, tetapi di hadapan keluarga Julian, kemungkinan besar mereka masih belum sepadan.

 

Jika Yanisha ikut campur, itu bisa saja menyeret keluarga Ciptadi ke dalam masalah yang lebih besar.

 

Nindi menarik napas dalam-dalam dan menenangkan pikirannya, "Aku bakal minta tolong kalau memang perlu."

 

Dia harus memikirkannya dengan matang.

 

Ruangan itu hening seketika.

 

Setelah kelas pagi selesai, Nindi tetap pergi ke markas tim e-sports.

 

Kebetulan Yudha juga ada di sana. Jadi, mereka langsung bekerja sama untuk menyelesaikan misi.

 

Namun, tiba-tiba tampak notifikasi muncul di layar. Dia melihat Cakra dan akun Mario juga aktif.

 

"Teman Anda telah mendaftar untuk bergabung dengan tim e-sport."

 

Detik itu juga, kelopak mata Nindi berkedut.

 

PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 572 Bangkit dari Luka ~ Bab 572 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on April 19, 2025 Rating: 5

Post Comments

No comments:

Powered by Blogger.