Bab 573
Nindi sempat ragu sejenak, kemudian
menekan tombol mulai permainan.
Dia tidak mengizinkan pihak lain
bergabung ke dalam timnya.
Namun, detak jantung Nindi menjadi sedikit
lebih cepat.
Akan tetapi, begitu mengingat berita
hiburan hari ini, hatinya tiba-tiba mengeras. Dia akan menikah, bukan? Jika
benar, untuk apa masih mencarinya?
Hari itu, dia bilang ingin bertemu
untuk membicarakan sesuatu. Mungkinkah tentang hal ini?
Saat bermain, Nindi menjadi tak
fokus.
Di sisi lain, Mario hanya bisa
melongo setelah ditolak bergabung dalam tim.
Dengan penasaran, dia membuka riwayat
permainan Nindi. Selama ini, dia selalu bermain bersama satu orang pria yang
sama. Yang yang lebih mengejutkan lagi, nama akun pria itu persis seperti nama
yang pernah dia pakai.
Apa-apaan ini?
Mario buru-buru mengambil tangkapan
layar, lalu mengirimkannya ke Cakra, "Kak, kamu bikin akun baru, ya? Nggak
masalah, sih. Tapi kenapa kamu bermain dengan Kak Nindi tanpa mengajakku?"
Apa Cakra menganggapnya sebagai
pengganggu ?
Detik kemudian, ponsel Mario
bergetar. Cakra menelepon dengan suara yang terdengar agak tegang, "Dia
lagi main sama siapa?"
"Bukankah itu kamu?"
Cakra menggertakkan giginya sebelum
berkata, " Bukan."
Mario langsung merasa ada yang tidak
beres. Dia kemudian berkata dengan agak terbata, "Tapi, selama dua hari
ini, Kak Nindi terus main dengan orang ini. Mereka hampir selalu dalam satu
tim. Aku kira itu kamu, loh."
Cakra menatap tangkapan layar
permainan yang dikirim Mario. Ekspresinya langsung berubah muram.
Jadi, ini alasan Nindi
mengabaikannya?
"Kak, apa kamu bertengkar dengan
Kak Nindi?
Mungkin saja dia cuma main bersama
rekan satu timnya buat latihan."
Cakra terdiam cukup lama sebelum
akhirnya menjawab, "Memang ada sedikit masalah, sih."
"Jangan-jangan gara-gara kamu
jujur tentang identitasmu, terus dia marah?"
"Bukan gara-gara itu. Aku cuma
nggak sempat balas pesannya tepat waktu. Malam itu, nenek tiba-tiba sakit,
terus di perusahaan juga ada masalah mendesak yang harus aku urus. Jadi, aku
baru sempat balas esok harinya."
"Kak, berarti kamu dalam
masalah. Buat wanita, nggak balas pesan tepat waktu itu seperti dosa besar.
Kalau sampai tiga hari nggak balas, itu artinya diam-diam minta putus! Lebih
baik kamu cepat jelaskan ke Kak Nindi saja."
Cakra menutup telepon dengan gundah.
Dia menatap layar ruang obrolan whatsapp-nya. Pesan yang dikirimnya semalam
ternyata masih belum mendapat balasan dari Nindi.
Saat ini, Cakra merasa gelisah tak
tertahankan.
Tiga hari tidak membalas pesan
berarti dianggap putus begitu saja?
Dia terus menatap ponselnya dengan
ekspresi yang semakin serius. Raut wajahnya menegang, seolah sedang memikirkan
sesuatu yang sangat penting.
"Pak Cakra?"
Seorang eksekutif yang baru selesai
menyampaikan laporan seketika memucat, karena melihat betapa seriusnya ekspresi
Cakra. Keringat dingin mulai mengalir di pelipisnya.
Cakra akhirnya tersadar, lalu berdiri
tanpa basa-basi, "Kalian lanjutkan saja.".
Dengan langkah besar, dia keluar dari
ruangannya. Tanpa ragu, dia meraih jasnya dan langsung berjalan ke luar dengan
ekspresi kian serius.
Sang asisten pribadi pun buru-buru
mengejarnya, " Pak Cakra, apa ada masalah mendesak?"
"Iya, ini sangat penting. Kamu
lanjutkan rapatnya, nanti laporkan padaku hasilnya."
Cakra berjalan memasuki lift, Dia
tahu, hal ini tidak bisa ditunda lebih lama lagi.
Dia harus menemui Nindi dan
menjelaskan semuanya secara langsung.
Begitu tiba di parkiran, Cakra
menerima telepon dari ibunya, "Nenekmu sudah sadar. Kalau urusanmu sudah
selesai, mampirlah ke rumah sakit sebentar. Dia mau bicara denganmu."
"Baik."
Cakra akhirnya membelokkan mobilnya
ke arah lain.
Sambil menyetir, dia menyempatkan
diri mengirim pesan ke Nindi, "Temui aku di gym malam ini. Aku tahu kamu
nggak ada kelas.".
Seusai bermain, barulah Nindi
mengambil ponselnya dan melihat pesan dari Cakra.
Pesan itu dikirim dua jam yang lalu.
Yudha, yang duduk di sampingnya,
menyerahkan sebotol air, "Mau lanjut latihan sampai nanti malam?"
"Aku mau ke gym dulu."
"Gym yang di seberang
kampus?"
PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Bab Lengkap
No comments: