Bangkit dari Luka ~ Bab 583

Bab 583

 

Nindi melirik gaun yang ternoda oleh anggur merah itu.

 

Senyum di wajahnya semakin lebar, lalu dia berkata, "Sania, akal bulusmu masih jelek ya."

 

Perempuan licik tahu bahwa dirinya tidak bisa mendapatkan gaun itu, jadi dia menggunakan tipu daya untuk menghancurkan gaun itu dan menyalahkan Nindi.

 

"Kak Nindi, kamu sengaja melakukan ini biar gaunnya kotor, supaya Kak Darren nggak bisa laporin ke Nona Besar keluarga Ciptadi, 'kan?"

 

"Kamu pasti tahu gaun itu nggak bisa kamu miliki, kamu lebih memilih menghancurkannya, jadi kamu

 

Sebelum Nindi bisa menyelesaikan kata-katanya, seseorang menuangkan anggur merah padanya.

 

Nindi menyeka wajahnya dan melihat Witan sedang memegang gelas di tangannya dan menyiramnya dengan berani.

 

Witan menarik Sania ke sampingnya dan berkata, " Nindi, jangan salahkan aku. Kamu sengaja merusak gaun itu soalnya kamu nggak bisa mendapatkannya, 'kan?"

 

Nindi menatapnya dengan dingin, lalu menjawab, " Kenapa aku harus menghancurkan gaun yang bukan punya Sania?"

 

Witan mendengus dingin, "Kamu cuma iri Sanja bisa pakai gaun ini, tapi kamu nggak bisa. Kak Darren, apa kamu masih bisa terima kesombongan dan sifat Nindi yang mendominasi ini?"

 

Darren mengerutkan kening dan menatap Nindi, " Ini hadiah ulang tahunku untuk Nona Besar keluarga Ciptadi. Kamu malah merusak gaunnnya. Kalau begini, gimana kamu akan menjelaskannya nanti?"

 

Nindi menatap dengan penuh ejekan. 'Lagi-lagi aku yang disalahkan?' pikirnya.

 

Nindi belum sempat berkata apa-apa, Leo langsung berdiri dan berkata, "Kak Darren, aku barusan lihat semuanya dengan jelas. Sania sengaja numpahin anggur merah ke gaunnya. Itu nggak ada kaitannya dengan Nindi. Nindi nggak gerak sedikit pun."

 

Witan berkata dengan sangat marah, "Itu karena Sania takut dengan perkataan Nindi, sampai-sampai Sania gemetar dan nggak bisa pegang gelas itu dengan kuat."

 

"Witan, ini omong kosong, kamu menuduh Nindi tanpa alasan."

 

Leo hampir meledak karena marah, dia menoleh pada Darren dan berkata, "Kak Darren, kalau Witan nggak sembarangan memberi gaun ini ke Sania, nggak akan ada kejadian seperti ini. Kamu harusnya salahin Witan dan Sania."

 

Darren mengerutkan keningnya dan berkata, " Kalian semua bisa diam dikit, nggak? Kenapa selalu cari masalah, sih?"

 

Witan langsung berkata, "Kak Darren, gaunnya kotor. Itu salah Nindi, nggak ada hubungannya sama Sania."

 

Darren langsung menatap Nindi dan berkata, " Sekarang sudah telat buat siapin hadiah baru, keluarga Ciptadi sudah tahu hadiah apa yang kusiapkan. Kamu harus pergi dan minta maaf langsung sama keluarga Ciptadi."

 

Begitu Sania mendengar ucapan itu, matanya langsung berbinar. Dia pun berkata, "Kak Darren, aku juga akan ikut ke sana. Lagian, dalam hal ini aku juga ada salah."

 

Asalkan aku bisa menghadiri pesta ulang tahun Nona Besar keluarga Ciptadi, aku pasti bisa ketemu banyak orang dari keluarga kaya, sekaligus menjelek -jelekkan Nindi,' pikir Sania dalam hati.

 

Nindi menyeka wajahnya dengan handuk, lalu berkata, "Nggak perlu repot-repot begitu."

 

Dengan nada marah, Darren bertanya, "Apa? Ulangi sekali lagi!"

 

"Dia bilang nggak perlu repot-repot."

 

Saat itu pintu ruangan dibuka, Yanisha berdiri di pintu dan menatap semua orang yang ada di dalam.

 

Mata Yanisha tertuju pada Nindi. Saat melihat gaun Nindi yang ternoda anggur merah, ekspresinya berubah, lalu dia berjalan pelan ke arah Nindi.

 

Begitu Yanisha muncul, ekspresi wajah Darren langsung berubah.

 

Darren bangkit dan bergegas mendekat. Dia tampak gelisah saat menatap Yanisha. "Kamu kenapa ada di sini?" tanya Darren.

 

"Memangnya aku nggak boleh ikut? Kudengar ini acara makan malam keluarga kalian."

 

Yanisha tersenyum tipis, lalu matanya terfokus pada Sania, "Gaun ini kok rasanya agak familiar."

 

Darren merasa bahwa hari ini adalah hari yang sangat sial baginya.

 

Darren berbalik dan memandang Sania, matanya hampir membara karena marah. Kalau bukan karena kedua orang bodoh ini, hari ini pasti berbeda.

 

Darren benar-benar tidak menyangka Yanisha akan muncul di sini. Apa saja yang sudah dia dengar?

 

Darren mengatakan, "Maaf, soal gaun itu akan aku jelaskan nanti."

 

"Siapa pun yang memakai gaun ini, harusnya sudah cukup menjelaskan, 'kan?" kata Yanisha.

 

Yanisha menatap Sania dengan tatapan kosong, Nona, ukuran roknya agak kekecilan untukmu. Kamu nggak merasa kesempitan waktu memakainya?"

 

Sania terlihat canggung. Dia tahu ukuran gaunnya agak terlalu kecil, jadi dia terus menahan napas dan tidak makan banyak.

 

Tapi, apa hak wanita ini untuk bilang seperti itu?' pikir Sania.

 

Witan langsung menyela dan berkata dengan tegas pada Yanisha, "Kamu siapa? Gaun ini dibuat khusus untuk Sania dan sangat cocok buat dia."

 

"Diam, Witan!"

 

Darren tampak cemas, keringat dingin muncul di dahinya. Dia berkata, "Kamu makan di ruang yang mana? Aku akan temani kamu dulu dan jelaskan semuanya."

 

Yanisha menghindar dari tangan Darren, "

 

Kelihatannya kamu dan wanita ini punya hubungan yang sangat dekat."

 

"Kamu salah paham, Sania itu cuma adik perempuanku."

 

PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 583 Bangkit dari Luka ~ Bab 583 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on April 19, 2025 Rating: 5

Post Comments

No comments:

Powered by Blogger.