Bangkit dari Luka ~ Bab 585

 

Bab 585

 

Nindi memegang dagu Witan erat-erat, memaksanya meneguk anggur merah.

 

Dengan nada dingin, Nindi berkata, "Karena mulutmu kotor, aku akan membersihkannya untukmu. Nggak usah sungkan."

 

Wajah Witan memerah karena tersedak anggur merah itu, tetapi cengkeraman Nindi begitu kuat hingga dia tidak bisa melawan. 'Sejak kapan Nindi punya tenaga sebesar ini?' pikirnya.

 

Dengan wajah cemas, Sania berseru, "Nindi, apa yang kamu lakukan? Cepat lepaskan!"

 

Setelah memaksa Witan meneguk habis anggur merah itu, Nindi baru melepaskan tangannya.

 

Sambil tersenyum tipis, Yanisha mengamati kejadian itu. Dia tidak menyangka Nindi akan seagresif ini.

 

Witan yang akhirnya bisa bebas itu merasa malu sekaligus marah, "Kak Darren, kamu hanya diam melihat ini semua tanpa berbuat apa-apa?"

 

Darren berkata dengan tegas, "Witan, menurutku Nindi nggak salah. Kamu memang harus belajar jaga mulutmu."

 

Berani-beraninya Witan berbicara seperti itu tentang Yanisha?

 

Memangnya mereka sanggup menanggung akibat jika menyinggung keluarga Ciptadi?

 

Witan benar-benar bodoh.

 

Sania menyadari bahwa masalah ini sangat serius. Keluarga Lesmana tidak boleh menyinggung Yanisha, apalagi sampai berurusan dengan keluarga Ciptadi.

 

Sania buru-buru berkata, "Kak, kami sadar kami salah. Witan hanya panik karena khawatir, dia nggak bermaksud jahat. Lagian, dia sendiri juga pakai kursi roda, mana mungkin dia sengaja berkata begitu?"

 

Darren menatap kaki Witan, lalu dengan tegas berkata, "Cepat minta maaf sama Nona Yanisha sekarang juga!"

 

Sania angkat bicara lebih dulu, "Nona Yanisha, tadi aku nggak sengaja hampir menjatuhkanmu, itu salahku. Witan ini memang sering bicara tanpa dipikir dulu, aku yakin kamu nggak akan mempermasalahkannya, 'kan?"

 

Bagaimanapun juga, Witan juga seorang penyandang disabilitas.

 

Sesama penyandang disabilitas seharusnya bisa saling memahami.

 

Sambil tersenyum tipis, Yanisha berkata, "Kamu sudah memakai rokku, mengotorinya dan mengira permintaan maaf saja sudah cukup?"

 

"Tapi Nindi yang mengotori gaun ini."

 

Witan langsung menatap Nindi dan berkata, "Kalau mau menuntut pertanggungjawaban, sampaikan ke Nindi."

 

Yanisha memandang Darren, lalu bertanya, "Jadi begitu, ya?"

 

Setelah melihat kaki Witan, Darren akhirnya berkata, "Memang benar, Nindi yang membuat gaun itu kotor."

 

Nindi tertawa sinis setelah mendengarnya.

 

Dengan nada kesal, Darren berkata, "Nindi, apa-apaan sikapmu ini? Jangan kira aku akan membelamu hanya karena kita saudara kandung."

 

"Cukup!"

 

Dengan tatapan dingin, Yanisha berkata, "Jelas-jelas Sania yang sengaja menumpahkan anggur merah ke gaun itu. Kalian masih mau menuduh Nindi?"

 

"Itu perbuatan Nindi. Kita semua melihatnya, ya' kan Kak?" jawab Witan.

 

Darren mengangguk pelan. 'Kalau Sania harus menanggung semua kesalahan ini sendirian, dia mungkin nggak akan sanggup.'

 

Lagian, masalah ini juga ada hubungannya dengan Nindi.' pikir Darren.

 

Dengan tatapan sinis, Nindi menatap Yanisha dan bertanya, "Kamu juga melihatnya, 'kan?"

 

Rasa bersalah menyelimuti Yanisha. Dia pernah salah menilai Nindi sebelumnya.

 

Selama ini, dia mengira Nindi hanyalah gadis sombong yang iri pada adik angkat yang lebih unggul darinya, sehingga selalu menjadikan adik tirinya sebagai sasaran.

 

Namun, setelah mendengar sendiri apa yang terjadi, dia baru sadar bahwa Nindi difitnah oleh keluarganya.

 

Ekspresi Darren langsung tegang. Dia menatap Yanisha dan bertanya, "Kamu lihat semuanya?"

 

Dengan ekspresi dingin, Yanisha melayangkan tamparan ke wajah Darren. "Ya, aku sudah lihat semuanya. Aku nggak percaya kamu bisa berbohong seperti ini, apalagi memfitnah adikmu sendiri!"

 

Hati Yanisha mulai dipenuhi keraguan. 'Apakah selama ini Darren juga menipuku?' pikir Yanisha.

 

Setelah tamparan itu mendarat di wajah Darren, ruangan itu pun langsung sunyi.

 

PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 585 Bangkit dari Luka ~ Bab 585 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on April 19, 2025 Rating: 5

Post Comments

No comments:

Powered by Blogger.