Bab 586
Tak seorang pun di ruangan itu berani
bersuara.
Witan dan Sania bahkan lebih terkejut
dari yang lain. Darren selalu menjadi sosok kepala keluarga dan mereka belum
pernah melihatnya diperlakukan seperti ini.
Setelah ditampar, sorot mata Darren
berubah menjadi suram, tetapi dia langsung menenangkan diri.
Namun, Darren berkata dengan nada
tidak puas, " Yanisha, meskipun Nindi nggak melakukannya secara langsung,
dia tetap terlibat dalam masalah ini."
"Kamu pikir aku buta? Aku
jelas-jelas lihat tingkah busuk gadis munafik itu!"
Yanisha mulai kesal. "Kakiku
memang bermasalah, tapi mataku nggak buta!"
Darren terdiam, tidak tahu harus
berkata apa. Dia akhirnya mengalihkan tatapannya ke Sania dan berkata,
"Cepat sini!"
Sania tampak enggan. Dia tidak ingin
mendekat ke sana, dia juga tidak mau mengakui bahwa semua itu memang ulahnya.
Sial! Si cacat ini benar-benar
melihatku!" pikir Sania dalam hati.
Witan langsung datang ke depan Sania
dan berkata kepada Darren, "Kak, aku yang beri gaun ini untuk Sania. Kalau
memang mau menyalahkan seseorang, harusnya salahkan aku saja! Kenapa malah
mempersulit Sania? Jangan lupa, dia pernah berjasa bagi keluarga Lesmana."
Witan menekan Darren dengan alasan
moral, hingga membuatnya hampir kehabisan kata-kata.
"Berani sekali kamu bicara
seperti itu padaku!" kata Darren sambil menunjuk Witan dengan wajah suram.
"Kak, kamu melindungi Nona
Yanisha, jadi wajar dong kalau aku juga melindungi orang yang kusayang."
Witan berbicara dengan percaya diri,
tanpa merasa bersalah sedikit pun. Sania bersembunyi di belakangnya bagaikan
burung unta.
"Kalian mau bikin aku stres
sampai mati?" teriak Darren.
Melihat adegan itu, Nindi langsung
tertawa terbahak -bahak.
Bumerang itu ternyata justru dilempar
balik sama Kak Witan, menarik sekali,' pikir Nindi.
Darren menatap Nindi dengan ekspresi
serius dan berkata, "Menurutmu ini lucu?"
Nindi mengangguk, "Lucu banget.
Menurutku Kak Witan benar, memang berjasa pada keluarga Lesmana. Jadi, kamu
nggak pantas bersikap begini padanya."
Situasinya sudah mendukung, jadi
Nindi tidak ragu untuk memperkeruh suasana. 1
Dulu Kak Darren paling gemar
memanipulasi orang dengan dalih moral. Sekarang, saat kepentingannya sendiri
yang terancam, Nindi penasaran apakah dia tetap berpegang pada prinsip bahwa
keluarga lebih penting dari segalanya."
Tatapan Nindi yang penuh ejekan itu
membuat Darren hampir muntah darah karena marah.
Darren akhirnya melonggarkan dasinya,
lalu menunduk dan berkata kepada Yanisha, "Aku sama sekali nggak tahu
kalau keluargaku memberikan gaun itu pada Sania. Aku pasti akan menjelaskannya
padamu. Aku antar kamu kembali ke ruang VIP dulu, ya"
Dia tidak bisa membiarkan Yanisha
tetap di sini, kalau tidak, masalah ini akan semakin sulit untuk diselesaikan.
Namun, Yanisha tidak bergerak. Dia
menunjuk ke arah Sania dan berkata, "Aku ini cukup murah hati. Kalau dia
lepas gaunnya, aku akan lupakan kejadian hari ini."
Darren mengernyit, lalu berkata,
"Tapi Sania nggak bawa baju ganti."
"Kalau dia nggak bawa, itu bukan
urusanku. Apa aku harus ikut peduli sama pencuri?"
Sikap Yanisha tiba-tiba berubah
menjadi lebih dominan.
Di kamar mandi tadi, dia sudah
mendengar perkataan Sania yang sangat sombong. Sekarang, melihatnya
berpura-pura lemah semakin membuat Yanisha merasa kesal.
Dia benar-benar muak dengan perempuan
licik seperti ini.
Yanisha tetap pada pendiriannya.
"Aku nggak mau tahu, pokoknya dia harus lepas gaunnya sekarang, atau
masalah ini nggak akan selesai begitu saja!"
Witan langsung menyela,
"Bukannya ini Cuma gaun? Nanti kalau kamu menikah sama Kak Darren dan jadi
kakak ipar, apa salahnya kalau adik iparmu memakai gaunmu?" 1
Darren langsung memberi tatapan tajam
pada Witan, memperingatkannya agar diam.
Yanisha menatap Darren dengan dingin,
lalu berkata, "Keluarga Lesmana îni memang nggak tahu malu, ya? Kalau
begini, aku harus mempertimbangkan ulang hubunganku denganmu. Aku nggak mau
jadi perempuan yang selalu dipaksa menanggung beban adik ipar!" 1
Darren sangat marah dan merasa tidak
berdaya." Yanisha, ini cuma salah paham!" kata Darren.
"Aku nggak peduli dengan alasan
apa pun. Dia harus lepas roknya sekarang atau kita putus!"
Yanisha bersikap sangat tegas.
PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Bab Lengkap
No comments: