Bangkit dari Luka ~ Bab 588

 

Bab 588

 

Nindi tetap memasang wajah dingin terhadap Witan.

 

Darren mengerutkan keningnya, lalu berkata, " Cukup, jangan bertengkar lagi, nanti malah jadi bahan tertawaan orang."

 

Apa kalian nggak sadar Nona Besar keluarga Ciptadi masih ada di sini? Apa kalian nggak malu?' pikir Darren dalam hati.

 

Darren menyerahkan gaun yang sudah dilepas itu kepada Yanisha, "Gaunnya sudah diganti, sekarang kamu harusnya sudah nggak marah, 'kan?"

 

Dulu Yanisha mudah dibujuk, tapi kenapa hari ini aku begitu sial sampai ketahuan olehnya?' pikir Darren.

 

Darren sangat kesal. Seharusnya dari awal dia tidak membiarkan Sania memakai gaun itu, sehingga Sania tidak perlu berganti pakaian.

 

Yanisha melihat gaun itu sebentar, lalu langsung membuangnya ke tempat sampah dan menyiramnya dengan anggur merah.

 

Ketika Nindi melihatnya, dia ingin bertepuk tangan.

 

Sania merasa sangat sakit hati saat melihat kejadian itu. 'Kalau Yanisha nggak mau gaun itu, kenapa nggak diberikan padaku saja?' pikirnya.

 

Dia benar-benar menyuruhku melepas gaun itu, terus membuangnya di hadapanku. Ini jelas - jelas mempermalukan diriku!! gerutu Sania dalam hatinya.

 

Darren memandang Yanisha dengan ekspresi tidak senang. "Apa yang kamu lakukan?"

 

"Tentu saja aku buang. Menurutmu, aku mau pakai gaun bekas orang lain?"

 

Yanisha menatap Darren dengan percaya diri, lalu berkata, "Di matamu, adik angkatmu sangat berharga. Tapi bagiku, dia bukan apa-apa."

 

Sekilas, ada ekspresi kemarahan yang melintas di mata Darren. Ini jelas tamparan baginya, tetapi dia tidak bisa berkata apa-apa pada Yanisha.

 

Entah itu kata-kata Yanisha atau bukan, dia tetap tidak bisa membantahnya. Hari ini, Keluarga Lesmana memang melakukan kesalahan terlebih dahulu.

 

Darren hanya bisa menelan amarahnya. "Oke, nanti aku akan ganti hadiah ulang tahun untukmu," kata Darren.

 

Yanisha melirik Sania dan berkata, "Kamu itu cuma putri sopir, jadi tahu diri dong. Mau pakai baju sebagus apa pun, kamu tetap bukan siapa-siapa."

 

Sambil menangis tersedu-sedu, Sania menjawab, " Nona Besar keluarga Ciptadi, aku selalu tahu siapa diriku. Selama tinggal di Keluarga Lesmana, aku selalu berusaha menyenangkan semua orang."

 

Witan langsung merasa iba dan berkata, "Sania, jangan menangis. Aku tahu hidupmu di Keluarga Lesmana nggak mudah."

 

Yanisha langsung menyela, "Menurutku hidupnya enak-enak saja. Katanya, Keluarga Lesmana lebih sayang sama adik angkatnya, sampai mengusir adik kandung sendiri."

 

Mendengar hal itu, air mata Sania langsung berhenti. 'Orang cacat ini ternyata tahu banyak hal,' pikir Sania.

 

Darren ingin Yanisha terus berada di sini, jadi dia buru-buru berkata, "Yanisha, setiap keluarga punya masalahnya sendiri. Aku akui, Keluarga Lesmana memang salah hari ini. Aku akan menjelaskannya nanti, tapi ini nggak perlu kamu laporkan ke keluargamu, 'kan?"

 

Jika keluarga sampai Ciptadi tahu, masalah ini bisa jadi lebih besar.

 

"Aku bisa saja diam, tapi adik angkatmu tadi sengaja mengotori gaunku dan menolak mengakuinya. Apa kamu benar-benar mau membiarkannya begitu saja? 11

 

Yanisha terus menyerang Sania.

 

Sania menggertakkan giginya karena kesal. 'Dasar pincang, kapan dia akan berhenti?' pikirnya

 

Darren sempat bimbang, tetapi kemudian dia menatap Sania dan berkata, "Aku yang salah karena terlalu memanjakanmu. Kukira karena kedua orang tuamu sudah tiada dan ayahmu pernah berjasa pada keluarga Lesmana, kamu pantas mendapat perlakuan khusus. Tapi aku nggak nyangka kamu malan tumbuh dengan cara yang salah. Sini, minta maaf sama Nona Yanisha, akui kesalahanmu dan berjanjilah untuk nggak mengulanginya lagi."

 

Nada suara Sania langsung tajam, "Kak Darren, aku nggak salah! Jelas-jelas Kak Nindi yang sengaja menakutiku, makanya anggur merah itu tumpah ke gaun itu!"

 

Witan ikut menimpali, "Kak Darren, Sania itu tunanganku, calon adik iparmu! Kalau ada yang harus minta maaf, seharusnya orang itu Nindi!"

 

Nindi tersenyum sinis, lalu berkata, "Kalian pikir Nona Besar keluarga Ciptadi sebodoh itu sampai bisa dibodohi begitu saja?"

 

Yanisha menatap Darren dan berkata, "Bukannya Sania itu adik angkatmu? Kenapa sekarang dia malah jadi calon adik iparmu? Bukannya itu inses?"

 

Wajah Darren langsung berubah drastis, penuh dengan berbagai emosi yang campur aduk.

 

Kalau bisa, Darren pasti sudah mengusir Sania dan Witan. Mereka berdua hanya membuat keadaan semakin buruk!

 

'Kenapa selama ini aku nggak sadar kalau Sania ini orang yang suka cari masalah?' pikir Darren.

 

PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 588 Bangkit dari Luka ~ Bab 588 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on April 19, 2025 Rating: 5

Post Comments

No comments:

Powered by Blogger.