Bab 601
Nindi sempat terkejut sejenak ketika
mendengar ucapan manajer itu. Namun, dia tidak menunjukkannya.
Dia menoleh ke anggota timnya,
"Ayo kita ke ruang VIP jangan mengganggu Nona Sofia dan teman-temannya
yang lagi pesta."
Raut wajah Sofia langsung berubah
kesal, "Nona Nindi, apa maksudmu?"
"Kami nggak minum alkohol. Jadi,
lebih baik nggak perlu ganggu kalian. Aku melakukannya demi kebaikan
kalian."
"Nindi, memangnya kamu itu
siapa? Memangnya kamu pikir pantas buat dapat ruang VIP? Kakakku saja harus
pesan sebulan sebelumnya buat dapatkan tempat di ruang VIP! Manajer, kamu nggak
keliru, ' kan?"
"Nggak ada yang keliru. Nona Nindi
memang sudah pesan ruang VIP!" jawab manajer itu tenang.
Nindi melirik Sofia sekilas,
"Oh, jadi ruang VIP-nya sesulit itu buat dipesan? Kalau begitu, bagaimana
kalau kalian yang pindah ke lantai atas saja untuk makan?"
Wajah Sofia menegang, tetapi dia tak
berkata sepatah kata pun.
Nindi pun membawa timnya naik ke
atas. Saat mereka melangkah pergi, Galuh berjalan di sampingnya seraya
berbisik, "Rasanya puas sekali! Kamu lihat betapa jeleknya ekspresi Serena
dan Sofia tadi? Mereka benar-benar kesal!"
Nindi menggenggam tangan Galuh,
"Barusan kamu nggak kenapa-napa, 'kan?"
"Nggak apa-apa, kamu benar-benar
merekamnya, ' kan?"
Nindi menggeleng, "Nggak sempat,
tapi yang salah jelas mereka berdua. Jadi, buat apa harus takut?" 1
Tim mereka sudah masuk ke ruang VIP.
Namun, Nindi tanpa sengaja melihat Mia anggota TG Group, sedang berbicara
dengan pelayan.
Nindi menghentikan langkahnya, lalu
berjalan ke arah mereka seketika.
Begitu Mia melihatnya, ekspresinya
berubah sedikit canggung, "Nona Nindi."
"Kamu yang mengatur ini?"
"Benar, Pak Cakra menyuruh kami
buat mengurus semua kebutuhan Anda."
Mia sebenarnya tahu bahwa hubungan
keduanya tengah menegang. Jadi, dia sendiri pun tidak yakin seberapa jauh
seharusnya dia bertindak.
Nindi awalnya mengira Yanisha-lah
yang mengatur ini. Namun, setelah mendengar Serena berkata bahwa ruang VIP
harus dipesan satu bulan sebelumnya, dia sebenarnya sudah punya dugaan
tersendiri dalam benaknya.
Saat akhirnya melihat Mia, barulah
Nindi yakin bahwa semua ini memang ada hubungannya dengan Cakra.
Mia berbicara dengan hati-hati,
"Sebenarnya aku nggak bermaksud ikut campur, tapi keluarga Morris memang
sangat keterlaluan. Aku nggak tahan melihatnu diperlakukan begitu."
"Terima kasi, ya."
Nindi memang merasa cukup puas dengan
hasilnya.
Setelah kembali ke ruang VIP, dia
tampak sedikit kehilangan fokus.
Galuh bertanya dengan sedikit
penasaran, "Kamu bisa dapat ruang VIP ini gara-gara Yanisha, ya?"
Sekarang, Galuh juga sudah tahu siapa
sebenarnya Yanisha.
Dihadapkan pada rasa ingin tahu semua
orang, Nindi tidak punya pilihan selain mengangguk. Saat ini, dia tentu tidak
bisa mengatakan bahwa semua ini terjadi karena Cakra.
Lagi pula, mereka sudah putus.
Di tengah acara, Nindi pergi ke kamar
mandi sebentar. Namun, saat keluar, dia melihat sosok yang sangat familiar
tengah bersandar di dinding. Pria itu sedang memegang ponselnya, tampak seperti
sedang mengirim pesan.
Langkah Nindi terhenti. Dia tidak
menyangka akan bertemu dengannya di sini,
Cakra menoleh sambil menatapnya dalam-dalam.
Lalu, dia menegakkan tubuhnya, "Makannya sudah selesai?"
"Belum, aku cuma keluar sebentar
buat ke kamar mandi."
Nindi menatapnya, "Soal ruang
VIP tadi, anggap saja aku berutang padamu."
"Kamu boleh datang lagi kapan
pun, nggak perlu kartu keanggotaan."
Setelah menerima telepon dari Mia,
akhirnya Cakra tidak bisa menahan diri untuk datang.
Di dalam hatinya, Nindi merasa kacau.
Dia pun menunduk menghindari tatapannya.
Cakra tidak tahan untuk tetap diam.
Dia mendekat dan berkata lirih, "Sebenarnya..."
"Kapten."
Yudha keluar dari ruang VIP. Raut
wajahnya seketika berubah saat melihat pria di sebelah Nindi.
Nindi menoleh dan melihat Yudha.
Ekspresi Nindi pun tampak agak canggung, "Kamu sudah selesai makan?"
"Cuma mau keluar sebentar buat
merokok."
PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Bab Lengkap
No comments: