Bangkit dari Luka ~ Bab 603

 

Bab 603

 

Ucapan Cakra sangatlah ambigu.

 

Ekspresi Sofia di sampingnya hampir tidak bisa dipertahankan lagi. Dia tak menyangka Cakra akari membawa Nindi ke jamuan makan malam ini.

 

Bahkan, dia terang-terangan bersikap akrab dengan Nindi di depan umum. Apa Cakra sama sekali tidak peduli dengan perasaannya?

 

Semua orang di sini mengira bahwa dia dan Cakra adalah pasangan.

 

Nindi menoleh sekilas ke arah Cakra. Apa Cakra tak sadar jika ucapannya bisa menimbulkan kesalahpahaman?

 

Siapa yang dia maksud sebagai miliknya?

 

Cakra tidak menanggapi tatapannya, melainkan langsung menarik kursi agar Nindi bisa duduk, lalu menempatkan dirinya di kursi kosong di sebelahnya.

 

Mata Nindi sedikit membeku. Jika dia tidak salah ingat, bukankah kursi ini tadi tempat duduk Sofia?

 

Mungkinkah pria ini tidak menyadarinya?

 

Suasana di ruangan itu pun mulai berubah sedikit canggung. Semua orang tahu bahwa Cakra memiliki seorang gadis yang sangat dia lindungi di luar sana. Jangan-jangan, wanita itu adalah penyiar si Lemon Manis?

 

Sofia yang dibiarkan berdiri di samping, akhirnya karena tidak tahan dia pun berkata, "Cakra, kita di sini mau bahas proyek kecerdasan buatan. Nona Nindi sepertinya kurang paham dengan topiknya. Kalau kamu ajak dia ke sini, pasti dia akan merasa bosan."

 

"Benar juga, memangnya seorang penyiar game bisa paham dengan hal semacam ini?" timpal pria lain.

 

Nada suaranya terdengar jelas meremehkan.

 

Sofia pun melangkah mendekati pria itu. Dalam seketika, orang-orang di sekitarnya berdiri, memberi tempat duduk untuknya sebagai bentuk penghormatan.

 

Saat itu, seseorang mengalihkan pembicaraan ke proyek kecerdasan buatan, "Kali ini, Perusahaan Patera Akasia berhasil memenangkan tender. Baik dari segi teknologi maupun pendanaan, mereka adalah yang terkuat. Begitu produk ini diluncurkan, mereka pasti akan mendominasi pasar dengan cepat.”

 

"Itu semua berkat ketajaman visi Pak Cakra. Keluargaku dulu nggak begitu yakin dengan proyek ini, tapi sekarang kami semua harus mengakui kalau kami salah menilainya."

 

Nindi hanya duduk di samping sambil mendengarkan pembicaraan mereka tentang prospek proyek kecerdasan buatan ini. Jika produknya benar-benar sukses di pasar, nilai Perusahaan Patera Akasia akan meningkat berkali -kali lipat. Itu berarti, penghasilannya juga akan ikut bertambah.

 

Sofia meliriknya sekilas sebelum berkata dengan nada datar, "Kalau kamu merasa bosan, kamu bisa pergi kapan saja, kok. Kami nggak akan mempermasalahkannya."

 

"Nggak masalah, kok," jawab Nindi santai.

 

Seorang pria di meja itu langsung menimpali, "Wah, sepertinya Nona Penyiar Permainan ini juga tertarik dengan proyek kecerdasan buatan kita. Kalau begitu, ada pendapat yang mau kamu sampaikan, nggak?"

 

Nindi berpikir sejenak sebelum menggeleng, " Belum ada untuk saat ini."

 

Bagaimanapun, proyek ini masih dalam tahap awal. Segala prediksi tentang masa depan hanya akan terbukti jika sudah terealisasi. Jadi, membicarakan hal ini sekarang hanya terasa seperti bualan semata.

 

Mendengar jawaban itu, pria tersebut langsung terkekeh kecil. Tatapannya mengandung ejekan saat dia berkata, "Nona Penyiar Permainan, nggak masalah kamu mau tanya kalau memang nggak mengerti. Jangan pura-pura paham begini."

 

Suasana di dalam ruangan pun sedikit menegang.

 

Sofia mengambil gelasnya dan pura-pura menyesap minuman, tetapi sorot matanya sedikit dingin. Hari ini, kebetulan sekali dia bisa menunjukkan pada Nindi kalau tidak semua orang bisa masuk ke dalam lingkaran sosial mereka.

 

Raut wajah Cakra langsung berubah. Dia baru saja hendak berbicara, tetapi tiba-tiba Nindi tertawa kecil.

 

Pria tadi menatapnya tajam, lalu berkata sinis, " Nona Penyiar Permainan ternyata bisa tertawa juga. Menurutmu berpura-pura mengerti itu lucu, ya?"

 

"Memang lumayan lucu."

 

Nindi menatapnya datar, "Barusan, kamu salah menyebut nama sistem terbaru yang dikembangkan oleh Patera Akasia. Selain itu, data performa yang kamu sebutkan juga keliru. Itu adalah spesifikasi versi sebelumnya."

 

"Apa? Itu nggak mungkin! Mana mungkin seorang penyiar permainan seperti kamu tahu soal ini? Jangan-jangan, kamu diam-diam mengintip data rahasia dari komputer Pak Cakra, ya?"

 

Pria itu terlihat sedikit panik sekaligus marah. Secara refleks, dia melirik ke arah Sofia. Dia tak ingin mempermalukan diri sendiri di depan wanita pujaannya.

 

PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 603 Bangkit dari Luka ~ Bab 603 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on April 19, 2025 Rating: 5

Post Comments

No comments:

Powered by Blogger.