Bab 604
Baru saat itulah Sofia akhirnya
berkata, "Cakra, kenapa kamu begitu ceroboh? Walaupun kamu sangat baik
pada Nona Nindi, tetap saja harus ada batasannya. Dunia bisnis itu penuh persaingan,
kalau sampai Nona Nindi nggak sengaja membocorkannya, masalahnya bisa jadi
besar."
Sosok pria itu pun ikut menimpali,
"Itu benar, jangan sampai pekerjaanmu terganggu Cuma gara-gara seorang
wanita. Ini bukan gaya kerja yang biasanya kamu pakai loh, Pak Cakra."
Cakra melirik sekilas ke arah semua
orang yang hadir, lalu berkata, "Bukankah kalian semua mau bertemu dengan
kepala insinyur proyek kecerdasan buatan? Hari ini, aku membawanya buat
kalian."
Ruangan itu mendadak sunyi senyap.
Sofia menatap Nindi lekat-lekat,
jemarinya mencengkeram gelas dengan kuat, seolah tidak percaya dengan apa yang
baru saja didengarnya.
Pria itu langsung berseru kaget,
"Pak Cakra, jangan bilang kalau kepala insinyur yang kamu maksud itu
adalah penyiar game ini?"
Cakra pun mengangguk, "Tepat,
itu benar."
"Mana mungkin. Pak Cakra, kamu
pasti bercanda, kan?"
"Dia cuma seorang streamer game.
Kalau dibilang jago dalam permainan, itu masih masuk akal. Tapi bagaimana
mungkin dia adalah kepala insinyurnya?"
Jari-jari ramping Cakra mengetuk meja
dengan ritme santai. Pandangannya yang tajam menyapu semua orang di ruangan,
membuat mereka langsung terdiam.
Baru setelahnya Cakra kembali bicara,
"Menurut kalian apa aku bakal bercanda dengan hal semacam ini?"
Orang-orang yang hadir seketika
berubah ekspresi. Cakra memang bukan tipikal orang seperti itu, tetapi kabar
yang beredar mengatakan bahwa kepala insinyur proyek ini adalah sosok yang
sangat hebat. Sekarang, terkuak bahwa sosok itu ternyata masih begitu muda.
Bahkan, dia seorang perempuan? Ini benar-benar sulit dipercaya.
Pria itu pun itu tak tahan untuk
bertanya, "Pak Cakra, semua ini kedengarannya terlalu nggak masuk akal.
Bagaimanapun juga, dia sama sekali nggak terlihat seperti kepala insinyur yang
selama ini disebut-sebut."
Siapa yang bisa memercayai semua ini?
Mungkin saja Cakra hanya sedang ingin
menyenangkan wanita itu. Karena itu dia sengaja mengangkat seorang penyiar
permainan menjadi kepala insinyur.
Cakra meliriknya sekilas, "Kamu
ini terlalu menilai orang dari penampilannya. Itu sebabnya kamu dulu sampai
tertipu habis-habisan oleh seorang wanita."
Suasana langsung menjadi riuh. Wajah
pria itu memerah seketika, merasa tidak terima, "Itu dua hal yang berbeda!
Aku memang kena jebakan wanita cantik. Tapi, Pak Cakra, kamu kelihatannya sama
saja, 'kan? Semua orang di sini bekerja sama denganmu untuk berinvestasi. Kalau
pada akhirnya kamu juga tertipu wanita seperti aku dulu, bukankah itu berarti
investasi kami akan sia-sia?"
Mendengar kata-kata ini, membuat
Nindi menoleh sekilas ke arah Cakra. Ekspresi pria itu tampak berubah,
seolah-olah ada kemarahan yang tersembunyi di balik ketenangannya.
Nindi tahu, usianya yang masih muda
pasti membuatnya sulit dipercaya. Selain mantan rekan-rekannya di Perusahaan
Patera Akasia, hampir tidak ada yang yang mengetahui identitasnya sebagai
kepala insinyur.
Itu hal yang wajar.
Cakra tetap tak menunjukkan emosi
berlebihan, tetapi matanya terlihat gelap dan dalam. Jemari rampingnya mengetuk
meja dengan ritme pelan, menyiratkan kekesalannya.
"Kalau begitu, kerja sama ini
kita hentikan saja," ujar Cakra dingin.
Sofia segera menengahi, "Cakra,
jangan marah dulu. Jujur saja, apa yang kamu katakan tadi memang sulit
dipercaya. Tapi kita semua sudah berteman selama bertahun-tahun, 'kan? Nggak
perlu sampai merusak hubungan begini. Lebih baik kita tetap bekerja sama dan
mendapatkan keuntungan bersama."
Cakra menatap Sofia sekilas,
"Setahuku, nggak ada yang undang kamu ke pertemuan ini."
Raut wajah Sofia langsung membeku,
"Kita semua kan teman. Aku datang Cuma buat melihat-lihat saja, apa itu
salah?"
Nindi sedikit terkejut. Apakah Cakra
sedang membelanya?
Sementara itu, sosok pria yang tadi
paling berisik, kini menghampiri Nindi sambil membawa segelas minuman,
"Nona Penyiar, anggap saja aku tadi terlalu lancang. Aku benar-benar nggak
menyangka kalau kamu begitu berbakat. Kamu nggak cuma bisa menaklukkan pria,
tapi juga bisa menaklukkan kode pemrograman. Aku benar-benar kagum."
Nindi melirik gelas di tangan pria
itu, "Setidaknya aku nggak pura-pura tahu segalanya dan cuma bisa pintar
ngomong."
Sofia ikut maju untuk meredakan
suasana, "Nona Nindi, ini cuma masalah kecil. Tolong maklumi kami sedikit,
oke?"
"Kenapa aku harus memaklumi
kamu? Kita bahkan nggak dekat," ujar Nindi dingin.
PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Bab Lengkap
No comments: