Bab 2260
Seketika orang-orang
berbondong -bondong maju dan menahan mereka.
"Tuan Muda,
bagaimana kita mengurus mereka?" seseorang bertanya.
Damar justru melihat ke
arah Saka dan menanyakan pendapat, "Menurutmu... "
Semua orang terkejut
melihat pemandangan ini dan memiliki pemahaman baru tentang posisi Saka di
keluarga Dimasta.
Saka tersenyum tipis dan
berkata, "Kamu urus sendiri saja."
Dalam situasi seperti
ini, Saka harus menghargainya.
Damar berpikir sejenak,
lalu tersenyum sambil berkata, "Ayo kita sita rumah mereka. Biarkan mereka
tetap di pesta untuk makan habis makanan terakhir di keluarga Dimasta."
Hari ini adalah hari
Saka memastikan posisinya di keluarga Dimasta. Dia ingin membuat sekeluarga
Yofi menyaksikan rumah mereka disita sambil melihat Saka mencapai puncak!
"Aku ingin bertemu
leluhur. Aku pernah berjasa untuk keluarga, kamu nggak boleh memperlakukanku
seperti ini!"
Yofi panik dan berteriak
dengan kuat.
Namun, tidak seorang pun
yang memedulikan mereka. Segera seseorang mengaturkan meja terakhir untuk
mereka dan meminta mereka duduk di situ.
Bahkan sebagian orang
sudah pergi untuk menyita rumah mereka.
Saat ini mereka duduk di
sana dengan wajah yang pucat seperti mayat. Sementara orang-orang di sekitar
sengaja membuat jarak, seperti sedang menghindari wabah.
Saka dan beberapa orang
duduk di kursi utama dan menjadi pusat perhatian di seluruh acara. Perbedaan
status ini langsung terlihat.
"Hehe, mari kita
mulai pesat ini," ujar Damar.
Dengan pengumuman dari
Damar, kini pesta dimulai. Semua orang menatap Saka dengan penuh antusias dan
ingin mengobrol dengannya.
Damar melihat Saka
dengan senyuman lembut dan berkata, "Saudara ipar, ayo kita duduk."
Saka tersenyum dan
mengangguk, kemudian dia duduk dengan Cecil. Segera Damar memperkenalkan Saka
kepada para pemimpin tinggi keluarga Dimasta.
"Tuan Muda, Pak
Saka, aku adalah Tetua Aula Hukum Pidana dari keluarga Dimasta. Bagaimana kalau
aku menambahkan beberapa tuduhan kepada mereka?"
Salah seorang Tetua
mendekat untuk menjalin hubungan.
"Pak Saka, aku
adalah Tetua yang mengurus keuangan. Kebetulan keluarga mengalami defisit, aku
rasa bisa menyalahkan keluarga Yofi, ini pasti bisa menghancurkan mereka!"
Ada Tetua yang pintar
memberikan pendapat sambil tersenyum.
Saka merasa lucu. Satu
per satu dari kumpulan para Tetua ini adalah orang-orang yang kejam.
Namun, memiliki orang
yang kejam sebagai teman akan membuat kita merasa tenang...
Sebaliknya, di sisi
sini, keadaan pasangan Yofi jauh lebih menyedihkan.
Wajah Yofi sangat pucat,
duduk di sana tanpa tenaga dan kehilangan semangat.
Clea berkata dengan
suara gemetar, "Apa yang harus kita lakukan sekarang? Haruskah kita
berlutut dan memohon kepada mereka?"
Sekarang dia benar-benar
menyerah dan tidak berani lagi menusuk Saka.
"Kamu masih berani
bertanya? Semua ini karena kamu mencari masalah dengan Cecil. Kalau nggak,
Cecil nggak mungkin begitu kejam padaku!" ujar Yofi dengan marah.
"Jangan banyak
omong kosong! Aku melakukan semua ini juga demi keluarga kita!" Clea
berkata dengan marah.
Yofi merasa lemah. Dalam
hatinya merasa sangat marah dan sangat menyesal.
Dirinya tidak harus
mendengarkan perkataan istrinya sejak awal. Seharusnya dia lebih sopan kepada
Saka...
Namun, sekarang semuanya
sudah terlambat.
Cecil tidak mengakui
dirinya lagi...
Tatapan memohon yang
Yofi arahkan kepada rekan-rekannya, tetapi mereka semua secara serentak
menghindari tatapan tersebut.
Ketika dia merasa
gelisah di dalam hatinya.
William memegang
pergelangan tangannya, dengan wajah suram dia berkata, "Ayah, Ibu, jangan
khawatir. Aku punya ide."
"Kamu?" tanya
Yofi.
Yofi agak tertegun dan
berkata dengan ragu-ragu, " Kamu punya ide apa?"
Saat William hendak
mengatakan sesuatu.
Tiba-tiba seorang pria
paruh bayah yang kurus duduk di meja mereka. Dengan senyuman di wajahnya,
memandang sekeluarga mereka dan berkata, "Meja kalian ini sepi
sekali."
PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
No comments: