Bab 2271
Saat Saka tengah
memikirkan hal-hal ini, Novea berbicara sambil berjalan, "Dengan semakin
dekatnya Kompetisi Kota Sentana, para genius dari Dunia Roh akan datang satu
per satu. Kalau kamu ingin menonjol dalam kompetisi ini, kamu harus lebih dulu mengenal
mereka... "
"Ini adalah
kesempatan langka. Kamu harus benar-benar memanfaatkannya."
Hadiah dari Kompetisi
Kota Sentana termasuk Batu Jiwa yang merupakan hal yang paling menarik baginya.
Saka mengangguk ringan
dan bertanya, "Pangeran Keempat mengundang dia ke sini. Pasti telah
mengeluarkan banyak biaya, bukan?"
Novea tersenyum pahit
dan menjawab, "Dia bilang yang mahal itu bukan urusannya, melainkan urusan
kita."
"Meski begitu, dia
hanya dengan enggan memberikan muka. Selain itu, hal ini harus dirahasiakan dan
nggak boleh tersebar."
Sikap yang begitu
sombong...
Saka mengangkat alisnya
sedikit, lalu mengangguk perlahan.
Ketika Saka dan Novea
berjalan menuju taman, mereka melihat sebuah paviliun di dalamnya. Di sana,
Roni sedang menemani seorang genius dari Dunia Roh bermain catur bersama.
Orang itu tampak berusia
sekitar dua puluhan, wajahnya tenang, dan auranya damai. Namun, sulit untuk
menilai tingkat kekuatannya yang sepertinya sangat mendalam dan misterius.
Saat ini, dia sedang
memegang sebuah bidak catur hitam, lalu meletakkannya di papan catur. Meskipun
usianya muda, gerak-geriknya memancarkan wibawa seorang ahli sejati.
"Kak Saka!"
Roni melihat Saka
mendekat, lalu menghampiri dan berkata pelan, "Masalah dengan keluarga
Dimasta benar-benar berkat bantuanmu. Ayah bahkan mencabut hukuman laranganku
setelah mendengar tentang anak muda ini!"
"Ah, hanya hal
kecil," ujar Saka. Dia tersenyum sambil melihat ke arah pria itu, lalu
bertanya, " Siapa dia?"
Roni segera
memperkenalkan dengan nada serius, " Dia adalah Jovian, putra seorang
tetua dari Sekte Master Langit!"
Kemudian, dia
memperkenalkan Saka kepada Jovian, "Kak Jovian, ini adalah Saka, Pak Saka.
Di usianya yang muda, dia sudah mencapai master ilahi tingkat satu ... "
Namun, Jovian tetap
fokus pada papan catur, sama sekali tidak melirik Saka.
Sikap ini membuat Roni
merasa sedikit canggung.
Saka hanya tersenyum dan
berkata, "Senang bertemu denganmu, Kak Jovian."
Meski begitu, Jovian
tetap tidak mengangkat matanya. Dia hanya menggerakkan tangannya, dan seorang
pelayan di belakangnya segera menuangkan teh untuknya.
"Kak Saka, duduklah
dulu," ujar Roni sambil memberikan tatapan penuh rasa tidak berdaya kepada
Saka.
Saka tersenyum ringan,
tidak mengambil hati, lalu duduk bersama yang lainnya.
Akhirnya, Jovian
mengangkat pandangannya. Tatapannya dingin saat melihat Saka sekilas, lalu dia
menggelengkan kepala dan berkata, "Bakat dari dunia fana semakin lama
semakin menyedihkan."
Sudut bibir Roni sedikit
berkedut. Dia mencoba menjelaskan, "Kak Jovian, Saka ini pernah
diperebutkan oleh delapan sekte besar, tetapi dia memilih untuk
menolaknya..."
Namun, sebelum dia
selesai berbicara, Jovian tertawa dingin dan berkata, "Itu nggak penting.'
Pernyataan itu membuat
Roni dan Novea tertegun.
Jovian bangkit berdiri,
membelakangi mereka dengan tangan terlipat, memandang ke arah taman sambil
berkata dengan tenang, "Roni memintaku ke sini untuk mengajarmu. Pelajaran
pertama, aku akan menunjukkan kesalahan terbesar yang kamu buat di jalan seni
bela diri!"
Sikapnya yang seperti
seorang ahli membuat Roni dan Novea menjadi serius.
Saka, yang melihat
suasana ini merasa penasaran dengan apa yang akan dikatakan oleh Jovian.
Jovian menggerakkan
tangannya, mengambil sehelai daun yang jatuh. Sambil memperhatikan daun itu,
dia berkata dengan tenang, "Kamu seperti daun ini. Bagi aku dan Sekte
Master Langit, kamu nggak berarti apa-apa. Apa pun alasanmu menolak tawaran
itu, pada saat kamu membuat keputusan itu, kamu telah melakukan kesalahan besar
yang sulit diperbaiki."
Setelah berkata
demikian, dia meremas daun itu hingga hancur menjadi serpihan kecil.
Sikap menghina ini
membuat Roni dan Novea tampak tidak nyaman.
"Kak Jovian! Saka
telah mencapai tingkat master - ilahi di usia 21 tahun dan berhasil membuat
keluarga Dimasta berpihak kepadaku. Aku mengundangmu untuk mengajarkan sesuatu
sebagai bentuk penghargaan kepadanya ... "
Dia mencoba mengingatkan
Jovian agar tidak terlalu kasar. Bagaimanapun, Jovian telah menerima bayaran
untuk memberikan bimbingan.
Namun, Jovian sepertinya
tidak peduli. Dia memandang Saka dengan tatapan penuh rasa kasihan dan berkata,
"Jalan bela diri bukanlah sesuatu yang bisa diperjualbelikan. Aku hanya
nggak tahan melihat sistem kekuatan dunia fana yang begitu tertinggal. Karena
kalian memohon dengan tulus, aku hanya memberi kesempatan untuk memberikan
petunjuk."
"Kalau kalian nggak
ingin mendengarkan, maka kita akan bertemu lagi di lain waktu." Setelah
mengatakan itu, Jovian pun pergi begitu saja.
PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
No comments: