Membakar Langit ~ Bab 2274

 

Bab 2274

 

"Roni, anak buahmu ini sedang menantangku?" tanya Jovian.

 

Jovian menatap tajam dengan sorot mata dingin. Sosok harimau putih muncul kembali di atasnya, membawa tekanan besar yang menyebar ke sekeliling, membuat suasana semakin tegang.

 

Meskipun Roni merasa tertekan oleh aura yang sangat kuat itu, tetap dapat melihat bahwa ada sesuatu yang janggal. Saka sepertinya mencurigai tingkat kekuatan Jovian.

 

Ditambah lagi, dugaan Saka tampak masuk akal. Roni pun memandang Jovian dengan tatapan ragu dan berkata, "Kak Jovian, tunggu sebentar. Ada sesuatu yang aneh... "

 

"Aneh apanya?"

 

Jovian memandang Saka dengan marah dan membentak, "Awalnya aku ingin memberimu sedikit petunjuk, bocah! Tapi siapa sangka kamu malah nggak tahu sopan santun!"

 

"Karena kamu terus bersikap kurang ajar padaku, maka bertarunglah denganku!"

 

"Pertarungan ini aku nggak akan menahan diri!"

 

Begitu kata-kata itu selesai, di atas kepala Jovian sosok harimau putih itu berubah menjadi semakin nyata. Dengan raungan keras yang menggema, dia membuka mulut besarnya dan mengarah ke Saka dengan penuh amarah!

 

Dalam sekejap, tekanan dari kekuatan raja ilahi setengah langkah memenuhi seluruh area. Angin kencang berhembus membawa aura penuh kebengisan. Bahkan Roni dan yang lainnya merasa dadanya sesak oleh tekanan itu.

 

"Kak Jovian, tenanglah dulu. Kita bisa ... " ujar Roni.

 

Namun, di saat itu, Saka melangkah maju dengan tegas dan berseru lantang, "Kalau begitu, bertarunglah!"

 

Jovian menatap Saka dengan tajam lalu berujar Kamu harus berpikir baik-baik! Aku nggak akan 11

 

Namun, sebelum dia selesai bicara, Saka tanpa ragu menghunus pedang setengah jadinya. Petir langsung memancar dari ujung pedang itu dan menyerang Jovian dengan cepat!

 

Raut wajah Jovian berubah muram. Dia memandang serangan itu dengan sikap yang tenang, bahkan menunjukkan sedikit ekspresi meremehkan. Dengan suara dingin, dia berkata, "Bocah, kalau kamu berhenti sekarang, masih ada waktu!"

 

Roni yang melihat itu tampak cemas. Jovian ini terlalu santai. Sepertinya dia tidak berpura-pura.

 

Dia segera ingin mengatakan sesuatu. 2

 

Namun, di tengah tekanan yang mencekam, Saka mengayunkan pedangnya tanpa penyesalan. Kilatan petir menyambar udara dan langsung mengarah ke Jovian!

 

Wajah Jovian tetap datar, teguh berdiri tanpa bergerak. Di atas kepalanya, sosok harimau putih mengaum marah, menghadapi tantangan itu dengan raungan penuh amarah.

 

Tekanan dari kekuatan raja ilahi setengah langkah memenuhi seluruh arena!

 

Tiba-tiba, harimau putih itu melompat dengan cepat dan langsung menerjang pedang yang datang menuju dirinya!

 

Di tengah tekanan luar biasa itu, darah di tubuh Roni dan yang lainnya hampir terasa membeku. Pada saat kritis, tepat ketika pedang dan harimau putih hampir bertabrakan...

 

Pedang Saka tiba-tiba berhenti!

 

Ujung pedang itu dengan mudah menembus bayangan harimau putih dan berhenti hanya satu inci dari kening Jovian.

 

Jovian berdiri di sana, mengepalkan tangan dengan erat, matanya tak lepas memandang Saka.

 

Saka mengangkat alis dan berkata dengan terkejut, " Kamu benar-benar bisa berpura-pura. Kalau tadi aku nggak menghentikan pedangku, kamu pasti sudah mati..."

 

Namun, tiba-tiba terdengar suara keras!

 

Jovian langsung berlutut dengan kedua lututnya, air mata mengalir sambil berkata dengan suara bergetar, "Aku sudah terlalu takut sampai nggak bisa bergerak! Kamu benar-benar nggak takut, ya?"

 

Roni terkejut.

 

Novea terdiam.

 

Saka hanya bisa memandang Jovian dengan tatapan tanpa kata.

 

"Aku ini cuma mau cari makan gratis! Kenapa sampai begini? Kenapa? Hiks ... Dunia fana ini terlalu menyeramkan. Aku nggak mau di sini lagi. Aku ketakutan sampai hampir ngompol. Aku mau pulang! Aku mau ketemu ibuku...'

 

Di atas kepala Jovian, sosok harimau putih itu masih terus mengaum dengan penuh amarah. Tekanan raja ilahi setengah langkah masih menyelimuti sekeliling.

 

Namun, saat ini, dia hanya seperti alat pengiring.

 

Sementara itu, Jovian menangis tersedu-sedu dengan air mata dan ingus bercucuran. Dia benar -benar kehilangan kesan seorang ahli yang agung.

 

Roni hanya bisa terdiam lama, lalu dengan susah payah menoleh ke Saka dan bertanya, "Apa sebenarnya yang terjadi?"

 

Saka memandang Jovian yang masih terus menangis dengan tatapan bingung dan berkata, "Apa lagi? Dia cuma memanfaatkanmu untuk memeras uang perlindungan."

 

"Kamu!"

 

Roni harnpir muntah darah karena marah. Wajahnya penuh kemarahan, dan dia terlihat ingin sekali menampar Jovian hingga terbang!

 

"Bagaimana kamu bisa tahu? Harimau putih ini benar-benar bukan ilusi. Apa yang membuatmu yakin?" tanya Jovian.

 

Dia mengelap air matanya dengan wajah penuh rasa bersalah.

 

Saka awalnya ingin memberi pelajaran padanya, tetapi melihat pria dewasa menangis sejadi-jadinya, dia hanya bisa menggelengkan kepala dengan ekspresi tak percaya.

 

PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan

Bab Lengkap 

Membakar Langit ~ Bab 2274 Membakar Langit ~ Bab 2274 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on April 05, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.