Bab 2279
"Kompetisi Kota Sentana?"
Gideon menilai Saka
sejenak, lalu menggelengkan kepala dan berkata, "Aku sudah memiliki
pilihan lain untuk Kompetisi Kota Sentana. Kalau kamu cukup ikut berpartisipasi
saja."
"Tugas terpentingmu
saat ini adalah membantu gurumu dengan memantau para murid Sekte Master Langit
di Kota Sentana. Kalau ada kabar, segera laporkan padaku."
Lorian berkata,
"Akan saya urus, Guru. Hanya saja, aku nggak tahu siapa nama murid Sekte
Master Langit yang dimaksud?"
Gideon dengan ekspresi
yang sedikit rumit berkata, "Orang itu bernama Jovian. Dia nggak memiliki
kemampuan yang luar biasa. Kalau kamu menemukannya, jaga dia dengan baik. Aku
akan mengingat kebaikanmu ini."
Setelah itu, bayangan
Gideon tiba-tiba menghilang.
Lorian menghela napas
panjang, jantungnya berdegup kencang. Menipu Gideon memang bukan hal yang
ringan.
Jika sampai ketahuan,
ini bisa menjadi masalah besar...
"Tapi ini bisa jadi
kesempatan besar untuk mendapatkan penghargaan..."
Pandangannya bersinar,
seakan menemukan sebuah kesempatan besar.
Gideon selalu
meremehkannya, tetapi jika dia bisa menemukan Jovian, itu akan menjadi prestasi
besar...
Meskipun Gideon sangat
tegas, dia selalu adil dalam memberikan penghargaan dan hukuman. Bahkan jika
suatu saat kecurangannya terungkap, karena prestasinya, dia tidak akan dihukum
terlalu berat
Namun, siapa sebenarnya
Jovian ini?
Sudah lama berada di
Sekte Master Langit, tapi Lorian tidak pernah mendengar namanya.
Saat dia kembali ke
kamarnya, Jayub serta Faraz langsung menatapnya dengan sedikit ekspresi tegang.
"Apa yang dikatakan
oleh Tetua?" tanya Faraz.
• Lorian tersenyum tipis
dan berkata, "Cari tahu di mana Saka berada. Ya, tempat mana yang tepat
untuk bertindak..."
Sementara itu, Saka dan
Jovian sedang dalam perjalanan pulang dan mengobrol santai di dalam mobil.
"Kamu seorang murid
tetua dengan kemampuan tingkat langit tahap delapan, bukankah itu sedikit
rendah? Nggak merasa kesal karena ayahmu nggak memberikan sumber daya untuk
berlatih ?" tanya Saka.
"Kenapa harus
kesal?" jawab Jovian dengan jujur." Aku memang nggak memiliki bakat
yang cukup, yang bisa aku andalkan hanyalah tekad. Ayahku sudah berusaha keras
agar aku bisa mencapai tingkat delapan tanpa membahayakan masa depanku,"
lanjutnya.
"Sayangnya, aku
masih belum bisa meringankan beban ayahku..."
Dia menghela napas dan
bertanya, "Aku memang salah menghinamu sebelumnya, apa aku nggak boleh
meminta maaf? Kamu sebenarnya ingin aku ikut kemana?"
Saka terlihat sedikit
aneh. Dia sudah banyak berurusan dengan anak-anak generasi kedua, tetapi jarang
sekali menemukan seseorang seperti Jovian yang begitu rendah hati dan tidak
menyalahgunakan kekuasaannya.
Ternyata, mungkin Tetua
Gideon sangat disiplin dalam mendidik anaknya ...
"Kamu bilang ingin
membantu ayahmu? Aku hanya memberi kesempatan untuk membuktikan dirimu,"
kata Saka.
"Membuktikan diri?
Aku?"
Jovian terkejut,
kemudian merosot lesu dan berkata, "Jangan bercanda deh, aku ini siapa.
Ayahku bahkan nggak mengakui aku sebagai anaknya. Sudah bertahun-tahun aku cuma
jadi murid luar, bagaimana aku bisa berbuat sesuatu yang berarti..."
Dia menyebutkan itu
dengan penuh kesedihan.
Dia sangat peduli pada
ayahnya dan ingin membuatnya bangga, tetapi kemampuannya belum cukup.
Saka tersenyum tipis dan
berkata, "Bagaimana kalau kamu tahu ada murid ayahmu yang mengkhianati
sekte?"
Jovian spontan menjawab,
"Itu sudah pasti. Ayah aku paling membenci pengkhianatan. Kalau aku
melaporkan hal itu pasti akan dianggap sebagai prestasi besar. Kamu ... "
Namun, dia terhenti dan
menatap Saka dengan bingung. "Maksud kamu apa?"
Saka tersenyum dengan
ekspresi penuh arti, kemudian menjelaskan semua tentang Lorian.
Setelah mendengarnya,
pandangan Jovian menjadi aneh. Dengan tegas dia berkata, "Nggak mungkin.
Keluarga Atmaja nggak punya cukup nyali. Aku sudah dengar tentang Lorian di
kalangan murid luar, dia sangat baik kepada sesama dan sangat rendah hati
kepada saudara-saudaranya, bahkan sangat hormat kepada ayahku!"
Rendah hati?
• Lorian?
Orang ini benar-benar
pandai berpura-pura?
"Jadi, selama ini
keluarga Atmaja memiliki citra yang baik di depan ayahmu?" tanya Saka
sambil mengangkat alis.
"Nggak bisa
dibilang sangat baik. Ayahku nggak suka karena mereka kurang berbakat dalam
berlatih, jadi dia hanya menilai mereka sebagai orang yang menjalankan tugasnya
dengan baik."
Setelah itu, Jovian
menatap Saka dan berkata dengan serius, "Kalau maksudmu adalah untuk
memanfaatkanku dan menuduh keluarga Atmaja, lebih baik kamu turunkan aku dari
mobil. Aku sih paling paling cuma menipu orang untuk uang, tapi merusak masa
depan orang lain? Itu nggak akan aku lakukan, bahkan kalau kamu melaporkannya,
aku nggak akan tega menuduh orang baik tanpa bukti."
PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
No comments: