Bab 2283
"Pak Jovian meneleponku!"
Jalu berbicara dengan suara gemetaran
karena kegembiraan, "Panggilan itu menggunakan jalur eksklusif yang hanya
digunakan oleh Tetua Gideon di dunia fana untuk menghubungi kita! Hanya
keturunan langsung Gideon yang dapat menggunakannya. Itu pasti Pak Jovian yang
menghubungi keluarga Atmaja!"
Lorian merasa terkejut sekaligus
senang, tetapi dia tetap berkata dengan ragu, "Tapi aku nggak melihat Pak Jovian.
Apakah mungkin kamu salah tempat?"
"Nggak mungkin! Aku melacak
koordinat berdasarkan sinyal ponsel, langsung datang ke sini."
Jalu melanjutkan dengan cemas sambil
memandang sekitar, "Di mana orang yang menelepon tadi?"
Lorian yang masih menginjak Jovian,
terlihat sedikit bingung. Dia buru-buru bertanya kepada orang-orang di
sekitarnya, "Apakah kalian tadi melihat seseorang menelepon di sini?"
Orang-orang di sekitarnya saling
memandang, ragu untuk menjawab. Ekspresi mereka menunjukkan kebingungan
sekaligus keraguan untuk berbicara
"Apa maksud tatapan
kalian?"
Lorian terdiam sejenak, lalu tubuhnya
tiba-tiba membeku. Dia teringat sesuatu. Sepertinya memang ada seseorang yang
menelepon tadi.
Kemudian, dia perlahan menunduk
dengan leher kaku, menatap Jovian yang terkapar di bawah kakinya dalam kondisi
tidak berbentuk seperti manusia.
"Apa yang sedang kalian lakukan?
Aku sedang bertanya!" bentak Jalu dengan nada cemas.
Saka menghela napas panjang, lalu
berkata, "Nggak perlu mencari lagi. Orangnya ada di depanmu 17
"Apa?"
Jalu langsung terkejut. Meskipun dia
memiliki dendam dengan Saka, ini bukan saat yang tepat untuk
mempermasalahkannya. Dia memandang Saka dengan penuh curiga sambil bertanya,
"Apa kamu melihatnya? Di mana dia?"
Dengan tatapan penuh belas kasihan,
Saka menunjuk ke arah kaki Lorian sambil berkata, "Dia sedang diinjak di
bawah kaki Lorian."
Jalu tiba-tiba tertegun. Dia
menunduk, melihat seorang pria yang hampir mati, terkapar seperti segumpal
lumpur di bawah kaki Lorian.
Pria itu tampaknya... tidak akan
bertahan lama.
Suasana tiba-tiba menjadi sangat
canggung.
Dengan wajah pucat, Lorian memaksakan
senyum sambil berkata, "Nggak, nggak mungkin. Dia hanyalah seorang ahli
tingkat langit. Bagaimana mungkin dia adalah Pak Jovian? Pasti Saka hanya
mencoba menakut-nakuti kita."
Saka menatap Lorian seperti melihat
seseorang yang menyangkal diagnosis kanker stadium akhir dari dokter. Kemudian,
Saka mengeluarkan sebuah token sambil bertanya, "Apakah kamu mengenali
ini?"
Itu adalah token milik Sekte Master
Langit.
Di atasnya tertulis jelas sebuah
nama, yaitu Jovian!
Lorian dan Jalu yang memandang token
itu seperti sudah berubah menjadi dua buah patung. Tubuh mereka kaku, berdiri
tanpa bergerak.
Angin bertiup pelan, membuat sosok
mereka tampak sangat menyedihkan.
Saka menyimpan kembali token itu,
lalu berkata dengan nada simpatik, "Oh, ya, satu hal lagi. Jovian itu
bukan keponakan Gideon, tapi putranya. Kalian belum tahu, 'kan?"
Wajah Lorian tampak berkedut. Dia
sudah mati rasa untuk bisa mengatakan apa pun.
Jalu menelan ludah dengan susah
payah. Dia memandang Jovian yang terkapar seperti lumpur dengan ekspresi
kosong.
Ketika seseorang mengalami pukulan
yang terlalu berat, mereka akan kehilangan kemampuan untuk bertindak.
Dengan belas kasihan sebagai seorang
dokter, Saka memberikan saran, "Mungkin kamu bisa mulai dengan mengangkat
kakimu dulu?"
Tiba-tiba, terdengar suara tangisan
pilu seperti suara tangisan seseorang yang kehilangan orang tuanya.
"Pak Jovian! Pak Jovian! Tolong
bangunlah!"
Jalu menendang Lorian hingga
terlempar jauh, lalu segera berlutut. Dia langsung mengalirkan energi sejatinya
ke tubuh Jovian.
"Pak... Pak Jovian, maafkan aku!
Sungguh maafkan aku! Ini semua salahku!"
Lorian juga ikut berlutut dengan
wajah pucat, berbicara dengan suara gemetaran meskipun tidak yakin apakah
Jovian bisa mendengarnya.
Sambil terus meminta maaf, Lorian
mengeluarkan berbagai macam pil serta ramuan dari tas penyimpanannya, memaksa
semuanya masuk ke mulut Jovian.
Setelah melakukan semua itu serta
menunggu sesaat, Jovian akhirnya membuka matanya sedikit. Napasnya tampak mulai
stabil.
Namun, saat kedua pria itu merasa
sangat gembira, Jovian tiba-tiba memuntahkan darah segar, menutup matanya kembali,
sementara napasnya dengan cepat melemah!
"Gagal jantung... Pak Jovian
sepertinya nggak bisa diselamatkan... "
Jalu jatuh terduduk ke tanah,
wajahnya pucat pasi, sementara dia bergumam dengan suara lemah.
PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
No comments: