Bab 2285
Saka hanya berkata dengan nada
tenang.
Memang benar, pil itu hanyalah obat
biasa untuk memulihkan darah dan energi.
Dia sebenarnya tidak ingin
mengungkapkan keahlian medisnya. Oleh karena itu, dia menggunakan pil tersebut
sebagai alasan. Cara penyembuhan yang sesungguhnya adalah melalui tangan yang
memegang tubuh Jovian, di mana Saka secara diam-diam menggunakan energi sejati
sebagai jarum untuk menstimulasi titik-titik akupunktur Jovian, mengobati luka-lukanya.
Namun, warisan Tabib Agung sungguh
luar biasa. Bahkan Diana yang sebelumnya hampir meninggal, berhasil
diselamatkan olehnya berkat warisan Tabib Agung. Kondisi Jovian jauh lebih
baik, sehingga hanya perlu sedikit usaha untuk menyelamatkannya.
Setelah selesai, Saka menepuk
tangannya, lalu berkata, "Sudah selesai."
Pernyataan ini membuat Jalu tertegun.
"Hanya begitu?"
"Hanya dengan satu pil kamu
sebut itu pengobatan? Siapa pun bisa memberinya obat seperti itu! Apa kamu
sedang mempermainkan kami?"
Lorian bahkan lebih marah dan
terkejut.
Di mata mereka, Saka hanya memberi
Jovian sebuah pil. Bagaimana bisa itu dianggap sebagai pengobatan?
Saka menjawab dengan tenang,
"Kalau nggak tahu apa-apa, jangan banyak bicara. Pil ini disebut Pil
Kebangkitan. Pil ini memanfaatkan esensi alam semesta, hanya dengan satu pil
saja, dia bisa kembali hidup."
"Benarkah itu?" tanya Jalu
yang cukup meragukan hal ini.
"Benar atau nggak, sebentar lagi
kita akan tahu. Kalau Pak Jovian nggak sadar, aku akan membunuhnya! Setelah
itu, aku akan menyerahkan diri kepada Tetua Gideon untuk menerima
hukuman!" kata Lorian dengan nada dingin yang penuh dendam.
"Kamu yang membuat masalah ini
masih saja berani bersikap seperti itu? Kalau bukan karena kamu menggunakan
Wilayah Neraka untuk menjebaknya, apa dia akan menjadi seperti ini
sekarang?"
Saka menggelengkan kepala, lalu
melanjutkan, " Keluarga Atmaja benar-benar bernasib buruk selama delapan
generasi karena sudah merawatmu!"
"Kamu!"
Lorian tampak sangat marah. Wajahnya
menjadi muram, penuh rasa frustrasi.
"Jangan berisik! Tinggal tiga
puluh detik lagi!" ujar Jalu dengan wajah tegang.
Lorian menatap Saka dengan tatapan
dingin, energi sejatinya sudah mengunci semua jalan keluar Saka.
"Waktunya habis..."
Jalu menghela napas pelan.
Lorian menarik napas dalam dalam,
mengepalkan tinjunya, bangkit berdiri perlahan, lalu berkata dengan suara
dingin kepada Saka, "Kamu harus menerima "
"Uhuk..."
Pada saat itu, Jovian tiba-tiba
terbatuk dua kali, perlahan membuka matanya!
Jalu dan Lorian tertegun. Mereka
tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. Mereka menatap Saka dengan penuh
keterkejutan.
Apakah Pil Kebangkitan itu
benar-benar seajaib ini?
"Pak ... Pak Jovian! Kamu sudah
sadar! Bagaimana perasaanmu?"
Jalu buru-buru membantu Jovian duduk.
"Tadi... sepertinya aku melihat
nenek buyutku datang untuk menjemputku... Aku ... Aku belum mati?"
Jovian yang seolah-olah telah
berjalan di gerbang kematian, berbicara dengan suara lemah.
"Nggak! Kamu nggak mati! Kami
telah mengerahkan semua upaya untuk menyelamatkanmu!" ujar Jalu dengan
penuh emosi, hampir menangis kegirangan, ingin memeluk Jovian.
Namun, Saka dengan wajah muram
berkata, " Bisakah kalian punya sedikit rasa malu? Apa maksudnya kami?
Yang menyelamatkannya hanya aku! Kalian bahkan nggak layak disebut pendukung!
Jalu tidak bisa berkata-kata begitu
mendengar celaan itu.
Kemudian, Saka memeriksa denyut nadi
Jovian, lalu berkata, "Selanjutnya, istirahatkan tubuhmu selama sehari,
itu sudah cukup."
"Terima ... terima kasih banyak,
Kak Saka..." ujar Jovian dengan penuh rasa syukur.
"Jangan berterima kasih padaku.
Kamu seharusnya berterima kasih kepada Lorian yang nggak menamparmu dengan
sekuat tenaga. Kalau nggak, aku juga nggak akan bisa menyelamatkanmu,"
ucap Saka dengan rendah hati.
Namun, ucapan ini langsung membuat
tatapan penuh amarah Jovian tertuju pada Lorian.
Jalu merasa hatinya bergetar,
sementara wajah Lorian menjadi pucat pasi.
Saat itu, sebelum Jovian sempat
berbicara, Jalu tiba-tiba menampar Lorian sambil berteriak penuh amarah,
"Kenapa kamu masih belum berlutut dan meminta maaf kepada Pak
Jovian!"
Lorian dengan panik berlutut di
tanah, bersujud berkali-kali sambil berkata, "Pak Jovian, maafkan aku! Aku
pantas mati! Aku benar-benar bukan manusia!"
PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
No comments: