Bab 2296
"Ayah terlalu berpikir
pendek," kata Yasmin dengan ekspresi datar.
Darna sontak terkejut.
"Memaksa itu cara
rendahan," kata Yasmin lagi dengan tenang. "Solusi jangka panjang
justru adalah dengan menaklukkan hati."
"Saka memang berani beraninya
menantangku, tapi dia masih bisa kujadikan budak. Aku juga akan mengumpulkan
dan menjadikan satu per satu bawahan yang Adriel tinggalkan sebagai budakku,
termasuk Wennie."
"Setelah itu, berarti ibuku
nggak akan punya dukungan dari siapa-siapa lagi. Bisa apa lagi?"
"Yasmin, kamu... sudah dewasa,
ya," kata Darna dengan kaget.
Tiba-tiba, Yasmin berhenti melangkah.
Matanya terpejam dan napasnya agak bergetar.
"Yasmin, kamu kenapa?"
tanya Darna dengan segera.
"Kemampuan mataku ini hebat
sekali ... Sebentar lagi aku akan naik tingkat."
Yasmin pun melepaskan tangannya yang
menutupi matanya, sorot tatapannya tampak mendalam dan memancarkan kekuatan
misterius.
Sementara itu.
"Kamu tahu nggak betapa
beruntungnya kamu? Kamu terlalu gegabah dengan pertempuran ini."
Wennie merasa sangat khawatir karena
dia tahu soal operasi luar biasa dari anak anak keberuntungan yang tercatat
dalam warisan Tabib Agung itu.
Saka mengusap-usap wajah Wennie
dengan lembut sambil bertanya dengan penuh perhatian, "Sakit?"
Wennie langsung menepiskan tangan
Saka, ekspresi khawatirnya berganti dengan cemberut. "Kak Saka, tolong
tahu diri sedikit!"
"Aduh, dinginnya. Padahal
akhir-akhir ini aku sampai nggak bisa tidur karena terus memikirkanmu ...
"
Ekspresi Saka terlihat sangat susah
hati dan berkecamuk, benar-benar munafik.
Cecil sendiri juga menatap Saka
dengan sangat menghina. Dia tahu betul betapa nyenyaknya tidur Saka selama
beberapa hari ini!
Wennie yang sedikit memercayai ucapan
Saka pun berkata dengan ragu, "Kak Saka, aku tahu kamu menyukaiku, tapi
kita nggak mungkin..."
"Nggak apa-apa, aku bisa
menunggumu," jawab Saka sambil tersenyum tulus dan menatap Wennie dengan
penuh cinta. "Kalau nggak bisa, ya sudah aku sendiri saja selamanya."
"Kamu!" Mata Wennie pun
terbelalak dengan kaget.
Dia menggeleng-gelengkan kepalanya
untuk mengenyahkan hal-hal yang membuat pikirannya menjadi kacau, lalu
memaksakan diri untuk kembali bersikap dingin dan berkata, "Kenapa Kak
Saka datang mencariku?"
Sebenarnya, Saka ingin meminta
bantuan Wennie untuk membawa Ana, tetapi dengan situasi sekarang, melibatkan
Wennie justru akan membuat Ana dalam bahaya...
Saka akhirnya berkata dengan penuh
perasaan, " Aku tahu kamu selalu menghindariku, aku juga selalu menahan
diri untuk nggak menemuimu. Tapi, hari ini aku benar-benar nggak tahan lagi.
Aku takut nggak bisa melihatmu untuk terakhir kalinya 11
"Terakhir kalinya apa?"
Wennie sontak terkejut.
Saka pun menghela napas, lalu
berkata, " Sebenarnya, aku bisa menyelesaikan perseteruan dengan keluarga
Atmaja karena ... aku adalah selingkuhan Davina."
"Se-Selingkuhan?" Wennie
benar-benar terkejut. Bukankah tadi Saka bilang akan sendiri saja selamanya?
"Walaupun statusnya selingkuhan,
sebenarnya aku adalah pelayan pribadinya," ujar Saka sambil tersenyum
getir.
"Kemungkinan besar nanti dia
akan membawaku pergi dan setiap hari aku akan jadi mainannya. Hmm... Kamu tahu
juga 'kan betapa rendahannya sifat para orang kelas atas, keluarga kerajaan
lebih rendahan lagi. Aku... nggak tahu bisa bertahan berapa lama
bersamanya."
"Apa Pangeran Keempat nggak bisa
membantumu? "tanya Wennie dengan bingung sekaligus kaget.
"Davina 'kan Putri Tertua, bibi
dari Pangeran Keempat. Memangnya Pangeran Keempat bisa apa?"
Saka menghela napas, lalu menggenggam
tangan Wennie yang cantik sambil berkata, "Nggak apa-apa, jadi manusia itu
harus tahan banting. Aku paham kok, aku bisa tahan. Nggak usah
mengkhawatirkanku."
Kali ini Wennie tidak menepiskan
tangan Saka, wajahnya terlihat pucat dan hatinya merasa sangat dilema.
Saka pasti tidak akan mengalami nasib
seperti ini seandainya waktu itu di Gunung Reribu tidak perlu melindunginya dan
orang-orang di sekitarnya...
"Ka-Kalau begitu, kamu di sini
saja dulu selama beberapa hari," kata Wennie secara tiba-tiba.
Saka sontak merasa kaget. Wennie pun
melepaskan tangannya dari genggaman Saka dengan wajah yang merona merah, lalu
menghela napas sambil berkata, "Kak Saka, aku nggak mungkin mengkhianati
Adriel.
PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
No comments: