Membakar Langit ~ Bab 2300

Bab 2300

 

Keesokan harinya.

 

Saka yang sedang mandi obat tiba-tiba membuka matanya, lalu menarik napas dalam-dalam dan menggenggam tangannya dengan erat. Dia bisa merasakan ada kekuatan yang sangat besar mengalir di dalam tubuhnya!

 

Energi sejatinya meningkat dengan pesat, dia satu langkah menuju master ilahi tingkat dua!

 

Setengah langkah lagi menjadi master ilahi tingkat sembilan?

 

Dengan perkembangan yang secepat ini, itu pasti akan terjadi sebentar lagi.

 

Tiba-tiba, terdengar bunyi ketukan pintu. "Kak Saka lagi luang?"

 

"Masuklah."

 

Wennie tampak melamun, sepertinya dia memiliki banyak pikiran. Saat masuk, wajahnya sontak memerah dan dia langsung berbalik badan. "Kok kamu nggak pakai baju?"

 

"Kamu selalu pakai baju kalau lagi mandi obat, ya!"

 

Saka balas tertawa dengan jahil, tetapi bangkit berdiri saat melihat sebuah kotak di tangan Wennie. Dia mengenakan pakaiannya dan bertanya, "Apa ini?

 

"Kiriman dari keluarga Atmaja buatmu ..."

 

Melalui mata gandanya, Saka bisa langsung melihat tiga botol darah naga di dalam kotak itu.

 

Wennie meletakkan kotak itu. Dia terlihat seperti ingin bicara, tetapi sontak terdiam.

 

"Kenapa? Keluarga Atmaja nggak sopan denganmu? " tanya Saka sambil mengangkat alisnya.

 

Wennie menggelengkan kepalanya, lalu menatap Saka dan berujar dengan agak cemas, "Kemarin begitu pergi, Yasmin langsung naik tingkat sampai-sampai menimbulkan fenomena alam yang aneh. Penjuru Kota Sentana menjadi ricuh... "

 

Saka sontak tertegun. Wah, konyol sekali. Masa orang-orang itu mengira hal sesepele itu bisa memicu fenomena alam yang aneh ...

 

Yah, boleh juga. Jangan sampai ada yang tahu kalau Saka memiliki jimat perampas keberuntungan yang bisa mengancam Kaisar.

 

Biarkan saja Yasmin yang jadi kambing hitam.

 

"Yasmin seberuntung itu, ya... "komentar Saka sambil tersenyum.

 

"Itu adalah fenomena alam! Kaisar saja sampai memanggil leluhur keluarga Romli ke istana untuk ditanyai! Kamu nggak bisa memandang sepele kejadian sehebat ini."

 

"Ya, ya, ya, hebat, hebat," angguk Saka dengan acuh tak acuh.

 

Wennie menganggap Saka hanya berpura-pura tenang, jadi dia menghela napas dan berkata, "Kalau saja Adriel masih ada, dia pasti bisa memicu fenomena alam dan nggak mungkin membiarkanmu berduel dengan Yasmin... "

 

"Kamu pikir Yasmin sudah pasti akan menang?" tanya Saka sambil tersenyum.

 

Wennie hanya bisa tersenyum pahit dengan sikap meremehkan Saka, lalu menggelengkan kepala.

 

Tiba-tiba, terdengar suara mobil direm. Dari jendela, Saka bisa melihat Roni turun dari mobil dan melambai ke arahnya.

 

"Apa-apaan ini?" tanya Saka dengan bingung.

 

"Oh, ya, aku lupa bilang kalau Pangeran Keempat mengirim surat. Pangeran Keempat bilang akan menjemputmu untuk menghadiri upacara pengambilan murid Guru Negara."

 

"Semua orang mengatakan bahwa kemungkinan besar Yasmin akan diangkat menjadi murid Guru Negara dalam upacara itu," kata Wennie sambil tersenyum dengan getir.

 

"Terus, aku pergi buat meramaikan suasana?" sahut Saka sambil tertawa.

 

Meskipun begitu, tetap saja Saka harus menghargai Roni yang tampak agak cemas itu.

 

Sebelum Saka berjalan pergi, tiba-tiba Wennie memanggilnya dan berkata dengan tatapan yang agak berkecamuk, "Kak Saka, jaga diri baik-baik!"

 

Saka pun teringat akan kebohongannya barusan. Dia tersenyum lalu berjalan mendekati Wennie hendak memeluknya.

 

Wennie segera melangkah mundur untuk memberi jarak, sementara Saka kembali mendekat. Saat tangannya menyentuh Wennie, wanita itu langsung mendorongnya menjauh dengan ekspresi dingin.

 

"Kak Saka, aku sangat menghargai dan menghormatimu, tapi tolong tahu diri! Kuharap kamu nggak akan lupa dengan penjelasanku dan jangan kelewatan batas."

 

Nada bicara Wennie terdengar sangat serius.

 

"Adriel 'kan sudah mati, sementara kamu masih muda. Kamu benar-benar nggak mau mempertimbangkannya?" tanya Saka sambil menatap Wennie dengan serius.

 

Alih-alih menjawab, Wennie hanya menunjuk ke arah pintu sambil berkata, "Silakan pergi dan jangan sampai kita bertemu lagi. Kalau Adriel saja nggak kamu pahami, apalagi aku."

 

Saka tertawa, lalu melompat turun dari jendela." Kujamin ini bukan pertemuan terakhir kita!"

 

Ekspresi dingin Wennie pun berubah menjadi penuh dilema.

 

"Kamu ini benar-benar nggak tahu malu seperti Adriel."

 

Wennie pun menghela napas pelan. "Saka, kalau saja kita bertemu lebih dulu, mungkin aku akan menyukaimu! Tapi, sekarang aku adalah wanitanya Adriel. Sekali pun dia sudah tiada, aku nggak bisa menyukai orang lain. Mungkin ini yang namanya nggak berjodoh! Semoga ke depannya hidup kita masing-masing baik-baik saja."

 

PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan

Bab Lengkap 

Membakar Langit ~ Bab 2300 Membakar Langit ~ Bab 2300 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on April 16, 2025 Rating: 5

Post Comments

No comments:

Powered by Blogger.