Bab 2310
"Apakah identitas
murid Guru Negara dan Gadis Keberuntungan begitu berharga? Hanya untuk bertemu
sekali, kita harus mengeluarkan begitu banyak barang?" ujar Ferdi sambil
tertawa marah.
Galeno kali ini tidak
berbicara, tatapannya mulai tampak dingin.
Dia tahu bahwa dirinya
harus memberikan sesuatu di sini. Walaupun sudah mempersiapkan diri, pihak lain
sama sekali tidak memberikan kesempatan.
Semua mengandalkan
Yasmin!
Melihat ekspresi mereka,
Aston tersenyum dan berkata, "Setelah Yasmin menjadi murid Guru Negara,
dia pasti akan sibuk dengan pelatihan warisan Guru Negara. Selain itu, sekte
juga akan mengirim praktisi pedang khusus untuk menguji Yasmin dan memberikan
keuntungan. Saat itu, Yasmin pasti makin nggak punya waktu dan nilai Yasmin
juga akan makin tinggi."
Kini, ekspresi Galeno
langsung berubah, sementara Ferdi juga mengernyit ketika mendengar bahwa
praktisi pedang akan datang.
Galeno ragu sejenak,
lalu berkata, "Kita kembali dan berdiskusi dulu."
Aston tersenyum dan
berkata, "Sebelum upacara penyerahan murid berakhir, aku ingin mendapatkan
jawaban."
Galeno merasa makin
tertekan, lalu berkata, "Nanti, aku pasti akan memberikan jawaban."
Setelah itu, dia
berbalik dan pergi bersama Ferdi.
Saat itu, Darna berkata
pelan, "Apakah tawarannya terlalu tinggi? Apa mereka akan setuju?"
"Harganya
tinggi?"
Aston tersenyum dingin
dan berkata, "Sekarang, Yasmin punya nilai yang nggak terukur, sikap murid
Guru Negara juga merupakan faktor penting dalam persaingan untuk pewarisan.
Sekarang aku bisa memberikan mereka sebuah harga, itu sudah sangat baik."
Di sisi lain, Ferdi dan
yang lainnya sudah kembali.
"Mereka menawarkan
harga seperti ini?" Wajah Roni tampak tidak senang.
"Siapa suruh Guru
Negara hanya menerima satu murid? Nggak ada yang bisa kulakukan ... "
Galeno merasa agak tertekan dan tidak berdaya.
Ferdi juga mengernyit
dan merasa tertekan. "Aku rasa pandangan Guru Negara kurang baik. Saka
jauh lebih baik daripada Yasmin!"
"Menurutmu apa ini
ada gunanya? Dia adalah Gadis Keberuntungan! Kalau Guru Negara nggak
menerimanya, siapa yang akan menerimanya?" ujar Galeno dengan marah.
"Baiklah."
Saka tersenyum dan berkata, " Keberuntungan nggak selalu berpihak
padanya."
"Kamu tahu apa soal
keberuntungan! Kalau berani, pergi jadi Gadis Keberuntungan!"
Galeno melihatnya dengan
tatapan bingung, jengkel, dan benci. Dia menganggap Saka hanya mengucapkan
omong kosong!
Saat itu, tiba-tiba,
seorang pelayan muncul dan dengan tenang berkata, "Upacara penerimaan
murid dimulai!"
Momen yang paling
dinanti oleh semua orang akhirnya tiba. Semua orang tampak bersemangat sambil memandang
ke arah panggung!
Keluarga Romli sangat
bersemangat dan penuh antusias.
"Yasmin, sudah
siap?" tanya Darna dengan penuh semangat.
Yasmin perlahan membuka
matanya. Semua perhatian tertuju padanya, menjadikannya pusat perhatian di
seluruh acara.
Saat ini, dia dengan
lembut memegang dadanya. Ternyata, dia juga merasakan detak jantungnya berdetak
lebih cepat.
Dia tersenyum dengan
penuh perasaan, "Bu, aku benar-benar berharap kamu bisa melihat momen
gemilangku ini. Adriel nggak akan pernah memberikan kebanggaan seperti ini
kepadamu."
Saat itu, Saka juga
melihat ke arah itu. Dia mengerucutkan bibirnya dan malas untuk melihat. Namun,
dia tiba-tiba merasa bingung karena di sampingnya, mata Davina tampak berbinar,
seolah tidak sabar menunggu.
"Buka mata
lebar-lebar dan lihat dengan saksama, sebentar lagi pertunjukan bagus akan
dimulai!" kata Davina dengan suara rendah.
Dia terlihat seperti
sangat ingin menonton pertunjukan.
Saka merasa lucu, lalu
menggelengkan kepalanya dan berkata, "Apa sangat menyenangkan melihat
orang lain berpura-pura begitu?"
Saat itu, pelayan di
atas panggung berkata, " Silakan, Guru Negara."
Semua orang sangat
menantikan, Guru Negara jarang muncul, orang biasa sulit untuk melihat wajah
aslinya!
Namun katanya, Guru
Negara adalah orang tercantik di Negara Elang!
Semua orang dengan
antusias menatap, ingin melihat wajah aslinya.
Namun tiba-tiba,
seberkas angin bertiup, kabut putih melayang, sebuah sosok yang agak samar,
perlahan-lahan melangkah dari ujung kabut putih itu. Setiap langkahnya
seolah-olah menginjak di hati semua orang.
Dia bagaikan seorang
dewi yang melangkah di atas debu, meninggalkan dunia dan tidak menimbulkan
debu.
Dalam kabut, sepasang
mata jernih yang melintasi kerumunan, membuat hati semua orang bergetar, seolah-olah
semua rahasia mereka terlihat.
PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
No comments: