Membakar Langit ~ Bab 2317

 

Bab 2317

 

"Itu tergantung padamu," ujar Guru Negara, menatap Saka dalam-dalam

 

"Ketika kamu berhasil menjadi master ilahi tingkat sembilan dan sepenuhnya memahami warisanku, kamu akan punya kemampuan untuk membubarkan Formasi Pembantaian Kehidupan ini," jelasnya.

 

Saka akhirnya bisa bernapas lega. Dengan penuh tekad, dia berkata, "Aku pasti akan berusaha sekuat tenaga!"

 

Guru Negara tersenyum, mengangguk pelan. " Bukan cuma demi aku, kamu harus melakukannya untuk dirimu sendiri," tambahnya.

 

"Waktu itu, yang datang bukan cuma Enam Jalur Puncak Kematian. Bahkan orang-orang kuat dari Prastya juga ikut menyusup. Mereka memanfaatkan situasi dan membuat kekacauan besar. Dampaknya, sampai sekarang masih terasa."

 

"Pertarungan Pangeran Ketiga, Reagan Arlon, melawan orang Prastya adalah kelanjutan dari pertempuran itu di Kota Sentana. Jika kita nggak bisa menemukan orang-orang Enam Jalur Puncak Kematian, setidaknya kita harus meminta pertanggungjawaban Prastya."

 

"Tapi jujur saja, hasil yang mereka berikan ... nggak meruuaskan," keluhnya.

 

Saka tersenyum penuh percaya diri dan membalas, " Aku akan memastikan kamu puas."

 

Namun, untuk itu, dia harus mempercepat proses latihannya. Dia butuh tempat latihan yang cocok ...

 

Keluarga Atmaja!

 

Kelly!

 

"Sudah lama juga aku nggak berbicara lebih mendalam dengan Kelly," pikir Saka.

 

Sebenarnya, Cecil setiap hari hampir sepuluh kali meneleponnya, mendesaknya untuk bertemu. Namun, soal tujuan pertemuan mereka, lebih baik tidak dibahas.

 

Bagaimanapun juga, hal seperti ini mirip pola makan. Kalau mau tubuh tetap sehat dan kekuatan terus berkembang, jenis makanannya harus bervariasi.

 

Saka melirik ke luar jendela. Langit sudah mulai gelap. Sepertinya waktunya latihan sudah tiba.

 

Setelah berpamitan dengan Guru Negara, dia bergegas keluar, naik ke mobil, dan langsung menelepon Lorian.

 

Untuk orang seperti Lorian, dia perlu ditekan sesekali.

 

Kalau mau meniduri adiknya, setidaknya Saka harus lapor pada keluarganya. Apakah mereka setuju atau tidak itu urusan mereka. Namun, menelepon untuk izin adalah soal sopan santun.

 

Dan Saka selalu dikenal sebagai orang yang sangat sopan.

 

"Tu... Tu... Tuan Saka?" jawab Lorian dari seberang telepon, suaranya seperti baru mendengar kabar buruk.

 

"Tu apanya! Bagaimana soal permintaanku agar Kelly membentuk Aula Penegak Hukum?" tanya Saka.

 

"Sudah beres! Jangan khawatir, semuanya sudah diatur!" jawab Lorian tergesa-gesa.

 

Dia menelan ludah, lalu berkata hati-hati, "Tapi... kamu nggak akan membocorkan ini, 'kan?"

 

Saka tersenyum jahat. "Menurutmu?"

 

Lorian langsung memohon, "Tuan Saka, tolong jangan permainkan aku..."

 

"Aku nggak tertarik mempermainkanmu. Aku cuma tertarik pada adikmu," pikir Saka dalam hati.

 

"Bukan apa-apa, aku cuma mau mampir ke tempatmu," ujar Saka santai.

 

Namun, Lorian buru-buru menjawab, "Kebetulan sekali, aku juga ada hal yang mau kubicarakan denganmu!"

 

"Oh?" Saka mengangkat alis.

 

"Begini ... Pak Jovian memintaku sekali lagi menyampaikan permintaan maaf kepadamu. Dia ingin tahu, soal menjadi murid itu, benar-benar nggak ada peluang lagi, ya?" tanya Lorian dengan hati-hati.

 

"Dia sudah kembali ke Dunia Roh, tapi sebelum pergi, dia memberiku perintah tegas untuk memastikan kamu bergabung dengan Sekte Master Langit."

 

Saka mencibir sambil menjawab, "Nanti saja kita bahas. Sekarang aku mau menemui Kelly. Suruh dia mandi ... eh, maksudku, aku mau makan manggis. Aku suka yang itu."

 

"Manggis..."

 

Lorian tertegun, tetapi sebelum dia bisa berkata lebih, telepon sudah ditutup oleh Saka.

 

Di sisi lain.

 

Kediaman keluarga Atmaja.

 

Lorian menatap ponselnya dengan ekspresi gelap. Wajahnya berubah seketika, giginya menggertak saat dia memaki, "Saka! Dasar bajingan! Berengsek! Kapan kamu akan mati?"

 

Mengingat caranya berbicara dengan Saka tadi dengan nada begitu hati-hati, dia merasa sangat terhina. Sebagai seorang murid sejati dari Sekte Master Langit, bagaimana mungkin dia dianiaya seperti ini?

 

"Lorian, kenapa kamu?"

 

Suara lembut memecah pikirannya. Seorang wanita cantik muncul dengan sebuah piring buah di tangannya. Wajahnya tenang dan elegan, memancarkan aura anggun khas gadis keluarga terpandang. Kulitnya putih bersih, tampak seperti baru selesai mandi, dengan gaun tidur yang sedikit basah, membuat siluet tubuhnya samar terlihat di balik kain tipis itu.

 

Meskipun dia terlihat begitu lembut dan tenang, tubuhnya jelas menggambarkan sesuatu yang berbeda. Bahunya terbuka, sedikit kulit punggungnya terlihat, dan dadanya yang penuh tampak menonjol.

 

Dia adalah Jovelin, putri tertua dari keluarga Minjana dan putri kesayangan kepala keluarga Minjana saat ini. Setelah pertunangannya dengan Lorian diatur, keluarganya segera mengirimnya ke kediaman keluarga Atmaja, berharap dia bisa segera menikah dan menjadi Nyonya keluarga Atmaja berikutnya.

 

Melihat tubuh menggoda Jovelin, Lorian merasa sedikit tergoda. Bagaimana tidak? Wanita ini belum sempat disentuhnya.

 

Namun, mengingat Saka, kemarahan menguasai pikirannya, menghapus semua dorongan itu.

 

Dengan wajah masam, dia berkata, "Bukan apa-apa. Hanya saja aku dengar Saka sekarang menjadi murid Guru Negara. Itu benar-benar membuatku kesal."

 

"Saka?"

 

Jovelin mengerutkan kening, kemudian dengan polos berkata, "Apa yang sebenarnya yang terjadi antara kamu dan dia? Coba ceritakan, mungkin aku bisa membantumu."

 

Jovelin memang tumbuh dalam perlindungan keluarganya. Setelah pertunangannya dengan Lorian, dia menganggap dirinya sepenuhnya milik pria itu. Dengan tulus, dia hanya ingin membantu menyelesaikan masalahnya.

 

PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan

Bab Lengkap 

Membakar Langit ~ Bab 2317 Membakar Langit ~ Bab 2317 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on April 16, 2025 Rating: 5

Post Comments

No comments:

Powered by Blogger.