Bab 2322
"Pertama kali
mungkin sulit diterima, itu wajar. Tapi kalau sudah terbiasa, kamu akan merasa
biasa saja," ujar Saka santai.
"Pergilah. Aku
tunggu kabar baik darimu di sini."
Dengan dorongan ringan
dari Saka, Lorian berjalan seperti robot yang kehilangan jiwa. Langkahnya pelan
dan goyah saat menaiki tangga menuju lantai atas.
Sementara itu, Saka
duduk kembali di meja makan. Melihat hidangan lezat yang tersaji, dia tiba-tiba
teringat pada masakan kegelapan milik Bu Wendy. Sudah lama dia tidak bertemu
dengannya, dan dia merasa mungkin sudah saatnya mengunjunginya lagi.
Setelah merenung
sejenak, dia mulai melahap makanan di hadapannya dengan rakus. Perut harus
diisi sebelum pergi menghadapi Kelly dan pertarungannya malam ini.
Tentu saja, dia tidak
benar-benar ingin mendekati Jovelin. Baginya, Jovelin yang polos seperti anak
sekolah itu tidak memberikan tantangan. Tidak ada kepuasan dalam menggertaknya.
Semua ini hanya untuk
menakut-nakuti Lorian dan memberinya pelajaran yang tidak akan dia lupakan.
"Sebentar lagi dia
pasti kembali untuk memohon ampun," gumam Saka sambil tersenyum kecil.
Di lantai atas.
Lorian tidak tahu apa
yang dipikirkan Saka. Dengan wajah pucat pasi, dia memasuki kamar tidur.
Ruangan itu terasa
hangat dan nyaman, dengan foto - foto pertunangan mereka tergantung di dinding.
Ini adalah tempat yang
dia persiapkan sebagai sarang cinta untuk dirinya dan Jovelin.
Namun, hari ini, tempat
itu akan menjadi tempat pengkhianatan terbesarnya.
Di depan cermin, Jovelin
sedang mengenakan riasan tipis. Wajahnya makin cantik dan mempesona, apalagi
dengan gaun tidur sutra kuning lembut yang menonjolkan lekuk tubuhnya. Namun,
bagi Lorian, gaun itu bukan lagi pakaian biasa. Malam ini, gaun itu seperti
akan menjadi baju perang kuning lembut yang dia kenakan untuk menyerah pada
Saka.
"Lorian, kamu sudah
selesai bicara dengan Tuan Saka? Bagaimana hasilnya?" tanya Jovelin dengan
penuh harapan, matanya berbinar-binar.
Melihat wajah istrinya
yang begitu polos dan penuh harapan, Lorian merasa hatinya hancur. Sebentar
lagi, dia akan menyerahkan wanita ini kepada Saka. Suaranya serak saat
menjawab, "Lumayan lancar."
"Aku tahu! Tuan
Saka itu sebenarnya orang baik. Dia mudah diajak bicara," ujar Jovelin
dengan senyum lega.
Orang baik?
Dia bukan orang baik!
Dia serigala berbulu domba!
Lorian merasa sedih,
kepalan tangannya bergetar karena marah dan tidak berdaya. Setelah beberapa
saat, dia berkata, "Jovelin, aku ingin meminta tolong padamu untuk
sesuatu..."
"Hah?"
Jovelin menatapnya
bingung. Dia berkata, "Kita ini suami istri, kenapa harus minta tolong?
Katakan saja."
Lorian tiba-tiba jatuh
berlutut ke lantai, wajahnya pucat seperti kertas. Dengan suara gemetar, dia
berkata, "Jovelin, kali ini kamu harus menyelamatkanku."
"Lorian, bangun
dulu... Jangan begini..." ujar Jovelin dengan terkejut, wajahnya panik,
dan dia segera mencoba membantu Lorian berdiri.
"Kalau kamu nggak
setuju, aku nggak akan bangun! "ancam Lorian, memutuskan untuk membuang
rasa malunya sepenuhnya.
"Baik, aku setuju!
Apa pun yang kamu minta, aku akan melakukannya!" jawab Jovelin dengan
gugup.
Wajahnya memucat, penuh
kecemasan melihat reaksi Lorian.
Lorian menggigit
bibirnya, lalu dengan suara berat berkata, "Jovelin, aku telah membuat
kesalahan besar. Kalau sekte tahu tentang ini, keluarga Atmaja akan
hancur!"
"Sekarang Saka
sudah memegang buktinya. Dia dia ingin menghancurkanku!"
Kata-katanya membuat
Jovelin terpaku. Dia bingung, tidak tahu harus berkata apa. Dengan panik, dia
bertanya, "Kamu... jangan panik dulu. Ceritakan semuanya perlahan. Apa
yang dia mau? Apa dia minta uang? Aku masih punya sedikit mas kawin."
"Dia..."
Lorian menelan ludah,
lalu berkata derigan suara bergetar, "Dia menginginkan kamu. Dia ingin
kamu menemani dia... untuk satu malam."
Seperti petir di siang
bolong, kata-kata itu menghantam Jovelin tanpa ampun. Dia berdiri terpaku,
wajahnya seketika menjadi pucat pasi. Dengan suara nyaris tak terdengar, dia
bergumam, " Nggak mungkin! Itu ... nggak mungkin! Tuan Saka orang baik.
Dia nggak mungkin melakukan hal seperti itu!"
Orang baik?
Lorian tertawa pahit,
penuh kepedihan, lalu menggelengkan kepalanya. "Jovelin, kamu terlalu
polos. Kamu tertipu oleh penampilannya! Dia mengancamku. Kalau kamu nggak
melakukannya, dia akan melaporkanku. Kalau kamu nggak percaya, turun saja dan
tanyakan langsung padanya!"
PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
No comments: