Bab 2334
Wajah Yasmin penuh
dengan rasa terhina.
Jelas, ini karena Guru
Negara tidak memilihnya, maka Pangeran Ketiga pun mulai meragukan kelayakannya.
Sebelumnya, orang-orang
selalu memohon padanya untuk bergabung. Namun, sekarang justru dia yang tidak
dipilih. Hal ini membuat Yasmin dipenuhi amarah yang meluap-luap.
"Tapi akan ada
seorang praktisi pedang yang menguji kelayakan putrimu. Setelah dia lulus,
Pangeran Ketiga akan memanggilnya," ujar Selly dengan nada acuh tak acuh.
Darna tersenyum sambil
berkata, "Putriku pasti akan lulus ujian praktisi pedang itu."
"Saat ujian nanti,
suruh putrimu menahan sifat sombongnya. Dia adalah seorang praktisi pedang!
Bahkan Pangeran Ketiga
pun harus memperlakukannya dengan penuh hormat!" ujar Selly sambil
mengerutkan kening.
"Dimengerti,
dimengerti!" jawab Darna dengan terburu-buru.
Selly melirik sekilas
pada Yasmin yang tidak berkata apa-apa. Dengan nada tidak senang, dia
menambahkan, "Pangeran Ketiga telah mengorbankan banyak hubungan pribadi
untuk membuat Guru Negara memberikan sedikit kelonggaran! Jadi, pastikan kalian
memberikan imbalan yang cukup kepada Pangeran Ketiga!"
"Tujuh hari lagi
adalah upacara pemberian gelar Raja. Itu adalah momen paling gemilang bagi
Pangeran Ketiga. Kalian harus memanfaatkan kesempatan ini untuk mengalahkan
Saka, bawahan paling berbakat Roni, lalu menekan arogansi Roni! Pada hari besar
ini, kalian nggak boleh membuat Pangeran Ketiga merasa kecewa! Pertarungan ini
hanya boleh dimenangkan, nggak boleh kalah!" tambah Selly.
"Apakah Pangeran
Ketiga hanya menginginkan kemenangan?"
Suara lirih tiba-tiba
terdengar.
"Apa
maksudmu?" Selly tampak agak terkejut.
Yasmin tiba-tiba
mengangkat wajahnya, menatap mata Selly dengan sorot mata kejam, lalu berkata
dengan nada dingin, "Aku akan membunuhnya !"
Selly terdiam, lalu
tersenyum kecil penuh penghargaan. "Itu ucapanmu sendiri. Aku harap kamu
bisa melakukannya."
Setelah berkata
demikian, Selly langsung berdiri untuk melangkah pergi.
"Nona Selly, apa
kamu nggak ingin tinggal untuk mengobrol lebih lama dengan kepala keluarga
kami? "tanya Darna buru-buru.
"Setelah kalian
lulus dari ujian praktisi pedang, baru kita akan bertemu lagi."
Setelah meninggalkan
kalimat itu, Selly menghilang dalam gelapnya malam.
Darna menghela napas,
mendekati Yasmin, lalu berkata dengan suara pelan, "Yasmin, kamu harus
mempersiapkan diri dengan baik..."
"Aku pasti akan
lulus ujian dari praktisi pedang itu!"
Yasmin mengangkat
wajahnya dengan tegas, sorot matanya tajam.
Keesokan harinya.
Saka duduk di atas
tempat tidur tanpa mengenakan pakaian. Di sampingnya, Kelly tampak tertidur
lelap dengan tubuh penuh noda.
Saka menutup matanya,
duduk bersila, lalu merasakan energi sejati yang terus bergejolak di dalam
tubuh. Setiap kali energi sejati itu bergerak, Saka merasa seperti ditusuk
jarum.
Keringat dingin mulai
muncul di dahinya.
Ini adalah hasil dari
pertempuran dua ronde tanpa henti semalam. Ditambah dengan aliran energi sejati
dari token kayu wangi, ini membuat energi sejati di dalam tubuh Saka mendidih
hingga melampaui batasan kemampuan tubuhnya.
Rasa sakit itu sangat
menyiksa, tetapi Saka tahu bahwa penderitaan ini berarti transformasi.
Jika dia bisa
melewatinya, dunia yang luas akan terbentang di depannya.
Akhirnya, keringat
bercucuran dari tubuhnya. Rasa sakit seperti tertusuk jarum itu membuat
otot-ototnya bergetar.
Setelah beberapa saat,
Saka membuka matanya tiba-tiba, tampak sedikit kecewa.
"Nggak heran kalau
tingkatan master ilahi begitu sulit dicapai. Untuk menembus satu tingkatan saja
ternyata begitu sulit."
Tak heran, begitu
seseorang mencapai tingkatan master ilahi, dia benar-benar berbeda dengan
manusia biasa. Perbedaan ini bukan hanya pada kekuatan bertarung, tetapi juga
pada kesulitan dalam mencapai terobosan.
"Hmm..."
Suara kecil itu
membangunkan Kelly. Dia membuka matanya dengan agak tertegun. Saat melihat
keadaan yang kacau di sekitarnya, dia langsung berseru pelan. Wajahnya merona
merah saat buru-buru menutupi tubuhnya dengan selimut, lalu bergumam dengan
suara lirih, "Kak... Kak Saka, kamu sudah bangun, ya ... "
Kalimat itu benar-benar
tidak berguna.
"Aku pamit dulu.
Terima kasih atas sambutan hangatmu, Nona Kelly. Aku nggak akan mengganggu
lagi. Silakan lanjutkan tidurmu."
Saka tersenyum sambil
mengenakan pakaiannya. Dia mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Kelly
dengan sopan.
Kelly merasa malu dan
kesal, mengira Saka sengaja menggodanya.
Namun, saat hendak
marah, dia teringat bahwa Saka akan segera menghadapi duel hidup dan mati. Hati
Kelly pun melunak. Dia berkata dengan wajah tersipu, "Nggak perlu
sungkan."
Begitu kata-kata itu
terucap, wajahnya makin merah. "Apa yang aku katakan barusan? Kenapa
terdengar seperti ucapan penjaga toko kepada pelanggannya?" pikir Kelly.
Saka tersenyum sambil
melangkah keluar. Dia melihat matahari pagi yang baru terbit, lalu meregangkan
tubuhnya dengan semangat.
Dua kata saja, nyaman
sekali!
PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
No comments: