Bab 2338
Clara ternyata
memperhatikan Saka, bersedia secara sukarela menguji kemampuannya. Perlakuan
seperti ini benar-benar istimewa...
Sementara itu, Clara
sudah tiba di gerbang keluarga Romli. Berita ini segera menggemparkan seluruh
keluarga Romli!
"Yasmin, dia sudah
datang!" seru Darna dengan perasaan campur aduk, antara kegembiraan dan
kegugupan.
Yasmin langsung membuka
matanya. Sorot matanya dalam dan penuh misteri. Dia bangkit berdiri, melangkah
menuju pintu gerbang dengan langkah mantap.
Seluruh keluarga Romli
tahu bahwa Yasmin telah mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi ujian
ini. Dia menjaga kondisi fisik, energi inti, serta semangatnya di puncak.
Seiring setiap langkah
yang dia ambil, energi intinya terus meningkat.
Ketika dia melangkah
keluar dari pintu, memandang Clara yang berdiri tegak di gerbang, auranya
mencapai puncaknya!
Aaron segera
membungkukkan badan dengan hormat, lalu berkata, "Kehadiran yang Mulia
membawa kehormatan besar bagi keluarga Romli. Aku, Aaron, Tetua Besar keluarga
Romli, memberi hormat padamu! Bolehkah aku tahu siapa nama yang Mulia?"
"Clara
Jiandi."
Begitu mendengar nama
ini, kening Aaron sedikit berkerut. Dia menahan keterkejutannya, lalu berkata,
"Aku nggak menyangka ternyata kamu yang datang. Bagaimana kabar
gurumu?"
"Apakah kamu
benar-benar ingin tahu kabar guruku, atau hanya berbasa-basi?"
Clara mengerutkan kening
sambil menatapnya." Kalau yang pertama, kamu pantas dihukum. Kalau yang
kedua, aku nggak punya waktu untuk basa-basi denganmu!"
Setelah berkata
demikian, dia menoleh ke kerumunan sambil bertanya, "Di mana Yasmin?"
Semua orang terdiam,
sementara wajah Aaron sedikit berkedut. Praktisi pedang memang terkenal
memiliki sifat yang buruk. Clara ternyata sama seperti yang dikabarkan, tidak
tahu cara bersikap ramah!
Aaron menoleh ke arah
Yasmin, lalu berujar, " Yasmin, kenapa masih belum maju untuk memberi
hormat?"
Yasmin maju dengan
langkah tenang, menatap Clara secara langsung, lalu berkata, "Yang Mulia,
silakan keluarkan pedangmu!"
Bagi seorang praktisi
pedang, berbicara dengan pedang adalah cara terbaik. Ujian pun hanya
membutuhkan satu tebasan pedang.
Yasmin telah
mempersiapkan diri sepenuhnya. Energi intinya mencapai puncak, sementara dia
siap menghadapi serangan pedang Clara.
Namun, Clara justru
tidak segera menyerang. Dia menatap Yasmin dengan penuh kebingungan sambil
bertanya, "Kamu ini yang katanya bisa memicu fenomena alam?"
"Apa maksud yang
Mulia?" tanya Aaron dengan terkejut.
"Peningkatan
kekuatan dengan cara transfer kekuatan, sementara energi sejatimu sangat lemah.
Kamu seharusnya nggak bisa memicu fenomena alam. Ini mencurigakan," jawab
Clara dengan ekspresi bingung sambil memandang Yasmin.
"Jadi, apakah orang
yang memicu fenomena alam itu benar-benar kamu?"
Yasmin merasa terhina.
Dia berkata dengan nada dingin, "Kalau nggak percaya, silakan uji aku
dengan pedangmu!"
Namun, Clara
menggelengkan kepala perlahan sembari berujar, "Orang yang layak menerima satu
tebasan pedang dariku pasti akan mendapat respons dari pedang ini. Karena nggak
ada respons dari pedang ini, itu berarti kamu nggak layak."
Aaron dan yang lainnya
menjadi panik begitu mendengar ini. Bagaimana mereka bisa lulus jika tidak ada
ujian?
Kini, Yasmin naik pitam.
Dia langsung menggunakan kekuatan ilahi mata batinnya untuk melihat Clara
dengan tajam.
Clara segera
menyadarinya. Dia sedikit mengangkat alis, lalu berkata, "Kamu punya
kekuatan ilahi di matamu?"
Pada saat itu, pedang di
belakang Clara mulai bergetar pelan, terlepas dari sarungnya, lalu memancarkan
teknik pedang yang tajam langsung ke arah Yasmin.
Dalam sekejap, mata
Yasmin terasa sangat sakit. Wajahnya menjadi pucat, sementara dia terhuyung
mundur beberapa langkah.
"Yasmin!"
Aaron segera menopangnya
dengan ekspresi terkejut serta marah. Dia memandang Clara sambil bertanya,
"Yang Mulia, apa maksudmu?"
Clara mengerutkan
keningnya sedikit, lalu membalas, "Kekuatan ilahi di matanya mengganggu
teknik pedangku, jadi aku mengujinya untuk melihat hati dan bakat aslinya.
Hasilnya sudah kalian lihat sendiri. Dia nggak sanggup menahannya.”
"Jadi ... Ini
berarti Yasmin gagal dalam ujian?"
Wajah Darna dan Aaron
tampak berubah menjadi pucat.
Namun, Clara mengerutkan
keningnya lagi, lalu membalas, "Pedang ini mendeteksi kalau hatinya
terlalu ekstrem, nggak mampu menahan teknik pedangku. Tapi kekuatan ilahi di
matanya memang menarik. Ini cukup kuat untuk mengganggu pedangku, sangat
disayangkan ... Ya, singkatnya sayang sekali sepasang mata yang hebat dimiliki
oleh pemilik yang nggak berguna."
Untuk pertama kalinya,
Clara tampak menunjukkan raut penuh keraguan.
Semua orang menatapnya
dengan tegang, menunggu keputusan akhirnya.
PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
No comments: