Bab 2341
Mereka ditakdirkan
menjadi sekelompok orang yang paling sombong. Bagi mereka, segala gemerlap
dunia hanyalah ilusi belaka.
Pemilik Tubuh Pedang
Alami seperti Clara jelas tidak mungkin datang hanya untuk mendukung seseorang
atau memberi kehormatan!
Bagaimana keluarga Romli
berhasil membawanya ke sini?
Pada saat ini, bahkan
Reagan pun menunjukkan ekspresi terkejut. "Ternyata Nona Clara datang
secara langsung. Maafkan aku atas sambutan yang kurang layak."
Menghadapi seseorang
seperti Clara, bahkan Reagan pun harus bersikap hormat.
Darna segera berkata,
"Setelah putriku lulus ujian, Nona Clara merasa putriku sangat istimewa.
Mendengar bahwa Yasmin
pernah bertarung dengan Saka, dia secara khusus datang untuk menyaksikan
pertarungan ini, menyusun rencana pelatihan yang lebih terperinci untuk
putriku!"
Mulutnya yang pandai
bicara bisa mengubah kebohongan menjadi kenyataan. Dengan sedikit perubahan
kata-kata, makna ceritanya berubah drastis, seolah Clara sangat menghargai
Yasmin.
Clara meliriknya sekilas,
tetapi merasa malas mempermalukannya di depan umum. Dia hanya membalas dengan
santai, "Ya, bisa dibilang begitu."
"Apakah Sekte Furia
begitu menghargai Nona Yasmin?" Reagan terlihat agak terkejut.
Kata-katanya membuat
pandangan orang-orang terhadap Yasmin makin penuh kekaguman dan rasa iri.
Namun, Roni tertegun
ketika mendengar itu. Wajahnya menjadi muram, dia hanya diam.
Cangkir di tangan Galeno
hampir pecah karena genggamannya yang terlalu kuat, wajahnya menunjukkan
ketidakpuasan.
Ferdi mengerutkan
keningnya sambil bergumam, " Kenapa mereka begitu menghargai Yasmin?
Penglihatan praktisi pedang ini sepertinya nggak sehebat itu."
"Fakta sudah jelas
di depan matamu, tutup mulut saja!" tegur Galeno dengan marah.
Pada saat itu, Clara
terlihat mulai kehilangan kesabaran. Dia berkata, "Di mana Saka? Cepatlah
bertarung!"
Sikapnya yang seperti
itu tidak dianggap aneh oleh siapa pun.
Sebagai praktisi pedang,
mereka memang terkenal memiliki sikap yang buruk. Berbicara manis malah terasa
tidak wajar.
"Oh? Saka belum
datang? Sepertinya kita harus bertanya pada Pangeran Keempat ... "
Sambil berkata demikian,
Darna tersenyum simpul, memandang Roni dengan alis terangkat. "Yang Mulia
Pangeran Keempat, di mana Saka?"
"Jangan-jangan dia
takut untuk bertarung?" Aaron mencibir dingin sambil menatap Roni.
Wajah Roni dan
kelompoknya terlihat tidak senang.
Reagan tertawa kecil,
menggelengkan kepala, lalu berkata, "Roni, kalau pertarungan ini hanya
menyangkut kita berdua, dia menghindar pun nggak masalah, aku nggak akan
memaksanya. Tapi kali ini Nona Clara ingin menyaksikan pertarungan ini.
Bagaimana kalau kami menikmati minuman dulu, sementara kamu coba membujuk
Saka?"
"Suruh dia datang!
Katakan padanya kalau aku nggak akan membunuhnya, paling hanya menghancurkan dirinya!"
Yasmin yang sudah lama
menyimpan kemarahan, sekarang menatap tajam ke arah Roni.
Pandangan penuh ejekan
langsung mengarah ke kelompok Roni.
Tepat pada saat itu,
suara tawa panjang yang kuat menggema, mengguncang langit!
"Hahaha!
Menghancurkanku? Yasmin, aku ingin melihat siapa yang akan menghancurkan siapa
hari ini!"
Suara tawa penuh energi
itu meledak seperti petir di telinga semua orang.
Orang-orang yang
terkejut segera menoleh.
Di bawah sinar matahari,
di jalan utama menuju Istana Kekaisaran, seorang pemuda melangkah maju dengan
percaya diri.
Kulitnya bersinar
seperti permata, tubuhnya kekar, setiap langkahnya membuat tanah bergetar
sedikit!
"Saka! Dia
benar-benar berani datang?"
"Bukankah ini
namanya bunuh diri?"
Orang-orang berseru kaget.
"Setidaknya dia
masih punya sedikit nyali. Meskipun kalah, aku masih bisa memaafkannya ujar
Galeno sambil menghela napas lega.
"Berhenti bicara
omong kosong!" Roni yang terlihat sedikit khawatir, melirik Clara dan
Yasmin sebelum berkata dengan suara pelan, "Kalau dia kalah, itu hanya
akan membuat mereka makin angkuh. Mungkin lebih baik dia menghindari
pertarungan ini."
"Hmm? Dia
benar-benar berani datang?"
Darna mencemooh,
"Yasmin, pastikan kamu menang dengan gemilang kali ini."
Yasmin melangkah maju,
menatap Saka dengan penuh kebencian sekaligus kegembiraan di matanya.
"Untung saja kamu nggak mengecewakanku. Akhirnya kamu datang. Hari ini,
aku akan menunjukkan kepada dunia bahwa Guru Negara telah memilih orang yang
salah!"
Awalnya suara Yasmin tidak
keras, tetapi makin lama makin lantang, hingga akhirnya bergema di seluruh
penjuru, penuh dengan kebencian serta amarah!
"Hanya dengan
kekuatanmu?"
Saka mengangkat kepala
untuk menatap wajah yang begitu dikenalnya. Sudut bibirnya terangkat, memperlihatkan
deretan gigi putihnya ketika Saka menyeringai dingin. "Hari ini aku akan
membuatmu sadar betapa konyolnya apa yang kamu sebut keberuntungan itu!"
Tiba-tiba, energi sejati
meledak di udara yang tadinya tenang. Saka menginjak tanah dengan ujung kakinya,
langsung meluncur sambil menghunuskan pedangnya ke arah Yasmin!
PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
No comments: