Bab 2349
Reagan memandang dingin
ke arah lawannya dan orang-orang di belakangnya. "Dengan kekuatan yang
kamu punya sekarang, apa kamu pantas berbicara soal melawanku?"
Dia menggerakkan
tangannya, membuat empat master ilahi di belakangnya melangkah maju bersamaan.
Raut wajah Roni langsung
berubah serius. Dia buru-buru memerintahkan Ferdi dan yang lainnya, "
Lindungi Saka dan biarkan dia pergi lebih dulu."
Kekuatan master ilahi
yang dikumpulkan Roni saat ini memang kalah jauh dibandingkan dengan Reagan,
yang memimpin pasukan di luar.
Kecuali Guru Negara ikut
turun tangan. Namun, konflik kecil antar generasi muda seperti ini tidak akan
menarik perhatian Guru Negara. Selama tidak ada nyawa yang hilang, ini hanya
dianggap bagian dari pelatihan bagi murid.
Reagan menunjuk dan
berkata dengan acuh tak acuh, "Bawa dia ke sini. Perlakukan dia dengan
hormat. Urusan Guru Negara, nanti akan kutangani."
Keempat master ilahi
bersiap mematuhi perintah dan bersiap untuk bertarung. Suasana sudah tegang
seperti busur dan anak panah yang siap dilepaskan.
Namun, tiba-tiba, sebuah
suara kasar dan tak sabar memecah suasana. "Pergi semua dari sini!"
Hanya dalam sekejap,
teknik pedang yang tajam dan mematikan langsung melesat ke udaral
Pandangan orang-orang
pun langsung tertuju pada sumber suara itu. Dari kejauhan, seorang wanita
dengan pedang di punggungnya perlahan mendekat.
Meski pedang panjangnya
berkarat, dentingan halusnya memancarkan teknik pedang yang menggelegar,
menciptakan bayangan-bayangan pedang yang mengelilinginya seperti tarian angin.
Saat melihat perempuan
ini, ekspresi di wajah anggota keluarga Romli langsung berubah.
"Yang Mulia, ini
maksudnya apa?" tanya Alex dengan gugup.
Reagan juga tampak
bingung, terdiam sejenak.
"Pergi
kalian!"
Dengan ekspresi jengkel,
Clara melangkah mendekati Saka dan berkata, "Apa-apaan ini?
Urusan remeh, tapi
lambat dan bertele-tele. Banyak omong pula, nggak selesai-selesai! Sama sekali
nggak ada serunya! Kenapa bisa-bisanya kamu betah tinggal di tempat seperti
ini?"
"Singkatnya, siapa
pun yang kamu tunjuk, aku akan menghabisinya. Mulai sekarang, ikut denganku.
Mau nggak?"
Ucapan itu membuat semua
orang di tempat kejadian tercengang.
Terutaina keluarga
Romli, mereka benar-benar terpaku seperti tak percaya.
"Clara sedang
merekrut Saka?"
"Tapi, bukannya
Clara murid Sekte Furia yang berada di belakang keluarga Romli? Kenapa dia
nggak mendukung mereka?"
Di tengah keramaian,
seseorang berseru kaget.
"Yang Mulia, apa
maksud tindakan ini?"
Aston langsung menyadari
situasi itu, ekspresinya berubah tegang. Dia melangkah ke depan dan bertanya
kepada Clara.
Namun, Clara hanya
menatapnya dengan dahi mengernyit. "Kamu sedang mempertanyakan
tindakanku?"
Alex pun tersentak,
wajahnya seketika pucat pasi. Clara adalah sosok terhormat dari Sekte Furia.
Bagaimana mungkin dia berani berkata macam-macam?
"Kami, keluarga
Romli, berasal dari satu garis keturunan yang sama dengan Anda. Merekrut orang
secara terang-terangan seperti ini terlalu merendahkan martabat kami."
Nada suara pria itu
melunak.
Namun, Clara
memandangnya dengan tatapan bingung dan bertanya, "Kenapa aku harus
menjaga harga diri keluargamu cuma karena kita berasal dari perguruan yang
sama?"
Ucapan itu membuat Alex
terpaku. Sebelum dia sempat merasa terhina, dia sadar Clara tidak berniat
mengejeknya, melainkan benar-benar bingung.
"Rasa hormat itu
seharusnya diraih melalui moral seseorang, 'kan? Kalau nggak punya moral,
meskipun kamu berada di tingkat suci, kamu tetap hanyalah seorang iblis yang
berbuat jahat."
"Tapi, kamu sendiri
nggak punya moral yang layak untuk aku hormati."
Clara seolah-olah
khawatir bahwa lawan bicaranya tidak mengerti prinsip ini. Karena itu, dia
menjelaskannya dengan sangat tulus.
Namun, makin Clara
mencoba menjelaskan, justru makin terlihat seperti mengejek lawannya di depan
umum, membuat Alex sangat malu dan marah.
Dengan tatapan penuh
emosi, Yasmin segera berkata, "Kalau Saka masuk ke Sekte Furia, aku nggak
akan masuk. Kalau ada dia di sana, aku nggak ada!"
PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
No comments: